NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Kembali bekerja

Lion adalah senjata paling ampuh untuk meluluhkan hati seorang Lintang. Semua yang menyangkut Lion akan membuatnya lembut. Bocah yang masih suci itu mampu memikat Lintang. Semua yang berhubungan Lion tidak bisa ia tolak, termasuk tinggal di rumahnya. 

Beberapa kali pak Radit dan Bu Indri membujuk, mereka tak berhasil. Namun, sekali Lion mengucap membuat Lintang tak tega dan memenuhi permintaannya. 

Atas permintaan Lion pula, akhirnya Lintang ikut berangkat bersama Yudha. Ia bagaikan terjerat dalam sangkar orang yang dibenci. Mudah saat masuk dan sulit untuk keluar. Terbelenggu dengan kasih sayang yang tak diinginkan. Kedua orang tua Yudha sudah meminta maaf dan berharap di terima baik olehnya. 

"Stop disini!" pinta Lintang saat mobil memasuki kawasan perusahaan. 

Lintang menurunkan Lion yang ada di pangkuannya. Meraih tas tangannya. 

"Lion, tante akan turun di sini. Nanti kita bertemu di kantor," ucap Lintang menjelaskan. Sebab, ia belum siap diberondong berbagai pertanyaan jika sampai ada yang tahu dirinya naik satu mobil dengan Yudha. 

"Siap, Ma." Lion melingkarkan jari telunjuk dan jempolnya tanda menerima. 

Panggilan baru pun kini di sematkan oleh bocah itu. Kedekatannya yang tak perlu diragukan lagi membuat Lion semakin sayang pada Lintang. 

Lintang turun dari mobil. Melambaikan tangannya ke arah Lion yang terus menatapnya dari dalam. 

"Hati-hati!" pesan Yudha sedikit berteriak melawan suara kendaraan lain yang berlalu lalang. 

Meskipun Lintang tak butuh kata itu, tetap saja ia mengangguk. Sebab, bagaimanapun juga pria itu adalah bos nya saat di kantor. 

Setelah mobil yang ditumpangi Yudha kembali melaju, Lintang  berlari kecil mengingat waktu yang hanya tinggal lima menit, sedangkan masih ada beberapa meter rute yang harus ia lewati. 

Tidak jauh berbeda saat tinggal di rumahnya. Hari ini, Lintang pun terlambat karena harus menyusuri jalan dengan langkah kaki, napasnya ngos-ngosan saat masuk ke dalam hingga ia harus mengaturnya lebih dulu. 

Segera ia berlari menuju lift, tanpa sengaja Yudha dan Lion serta Andreas pun tiba di sana juga. Entah dari mana datangnya, ketiga laki-laki itu berdiri di belakang Lintang. 

Lintang celingukan menatap beberapa karyawan yang melintas. Ingin bertanya tapi takut dicurigai penghuni kantor, akhirnya ia diam, pura-pura tak mengenal mereka. 

Pintu lift terbuka, Lintang masuk disusul Yudha dan sekutunya. 

Tidak ada yang menekan tombol, akhirnya Yudha yang mengulurkan tangannya menekan angka lima belas. 

"Kenapa ke lantai lima belas?" protes Lintang pada Yudha. 

"Ruanganku kan ada di lantai lima belas," jawab Yudha pelan. "Memangnya kamu mau ke lantai berapa?" 

Ini konyol, bukankah Yudha sudah tahu di mana Lintang bekerja, kenapa harus bertanya. Hanya membuat Lintang semakin kesal saja. 

Lintang menekan angka sepuluh tanpa menjawab pertanyaan Yudha. 

Andreas menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Menjadi saksi bingkai permusuhan antara Lintang dan Yudha. 

Pintu terbuka di lantai sepuluh, Lintang langsung keluar dari lift, diikuti Lion dari belakang. 

Semua penduduk yang ada di lantai itu berteriak, berhamburan menghampiri Lintang yang ada di depan pintu lift. Mereka seakan kedatangan tamu yang spesial hingga sejenak melupakan pekerjaannya. 

"Ya ampun Lintang, aku kira nggak bisa bertemu kamu lagi," ungkap Gita sembari memeluk Lintang dengan erat. Mengurai rasa rindu selama beberapa hari ini. Sebagai seorang sahabat, Gita tak bisa begitu saja membiarkan Lintang menjauh darinya. Kali ini mereka dipertemukan di tempat pertama kali berjuang menjadi wanita mandiri. 

"Jangan lebay, Git. Sekarang aku sudah bisa kerja lagi." 

Gita mengendurkan pelukannya. Wajahnya yang tadi ceria kini berubah menjadi redup. Menatap beberapa sahabat yang ada di sisi kiri dan kanan, lalu menghentikan pandangannya di wajah Lintang. 

"Ada apa?" tanya Lintang antusias. 

"Ruangan kamu sudah ditempati orang lain," ucap Gita sambil menunduk. 

"Tapi aku akan bantu kamu bicara pada pak Setiawan," imbuh Gita girang, berharap Lintang berusaha untuk bisa bekerja di tempat itu lagi. 

"Nggak papa, kamu bekerja saja, biar aku yang bicara dengan pak Setiawan."

Apa-apaan ini, dia yang menyuruhku bekerja lagi, tapi memasukkan orang di ruangan ku, gerutu Lintang dalam hati. 

Lintang meraih tangan Lion dan kembali menekan tombol lift. Ia ingin sebuah penjelasan langsung dari Yudha, meskipun lantai sepuluh adalah kekuasaan pak Setiawan, tetap saja Yudha yang harus bertanggung jawab atas semuanya, menurutnya.  

"Mama, apa kita akan ke ruangan papa?" tanya Lion dengan polos. 

Lintang tersenyum dan membungkuk, mensejajarkan kepalanya di wajah Lion. 

"Iya sayang, Mama mau bicara dengan papa Lion, nanti kamu main sebentar ya," pinta Lintang lembut, mengusap rambut tebal bocah itu, menyentuh bagian kepala yang terluka. 

Lintang berjalan gontai melewati ruangan Hilya yang menatapnya penuh dengan intimidasi. Pasalnya, semenjak kehadiran gadis itu, ia merasa risih. Apalagi Lion selalu bersamanya membuat sang sekretaris iri. 

Hanya sekali mengetuk pintu, Yudha sudah membukanya. 

"Ada apa?" tanya Yudha memasukkan pulpen ke saku jas. 

Seperti permintaan Lintang, Lion langsung berlari ke ruangan Andreas. 

"Saya ingin bicara dengan, Bapak," ucap Lintang serius. 

Yudha mempersilahkan Lintang masuk. Mengelap kursi tamu dengan tisu. Memastikan jika tempat yang akan diduduki Lintang itu bersih. Namun tak semudah itu, Lintang justru mematung di samping meja kerja Yudha. 

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" 

Yudha membuka laptopnya. 

"Bapak menyuruh saya kerja lagi. Tapi kenapa ruangan saya sudah ditempati orang lain?" 

Yudha mengerutkan alisnya. Ia tak tahu apa-apa tentang itu semua karena sudah mempercayakan pada Pak Setiawan. Yang ia tahu hanya beberapa pegawai yang mempunyai jabatan tinggi. 

"Kok bisa?" tanya Yudha sedikit bingung. 

"Saya juga tidak tahu, yang pastinya sekarang saya tidak punya ruangan lagi."

Yudha tersenyum penuh kemenangan. Ia berharap bisa mencairkan es batu itu. 

"Kamu bisa bekerja di ruanganku, dan mulai hari ini kamu akan menjadi asisten pribadiku." 

"Nggak!" Lintang langsung menolak. Ia tak mau menerima pekerjaan apapun dengan cuma-cuma tanpa proses. 

Tak ingin berdebat yang membuat Lintang marah, Yudha langsung menghubungi pak Setiawan. Mereka berbicara serius. Meskipun Yudha adalah atasan tetap saja harus mematuhi  prosedur yang sudah ditetapkan dirinya sendiri. Bahwa pantang menerima kembali karyawan yang sudah mengundurkan diri. 

"Andreas, kamu ke ruanganku!" Yudha berbicara lewat sambungan telepon. 

Andreas masuk dan menghampiri Yudha. 

"Buat peraturan baru, bahwa perusahaan akan memberi kesempatan sekali lagi bagi karyawan yang pernah mengundurkan diri."

Andreas segera melaksanakan perintah Yudha. 

"Sekarang kamu bisa bekerja lagi. Saya yang akan memindahkan karyawan baru ke ruangan lain."

Lintang keluar dari ruangan Yudha dan kembali ke lantai sepuluh, masih  tetap bersama Lion. 

Aku tidak akan menyerah, sampai kapanpun aku akan berusaha meluluhkan hatimu. Aku akan berjuang demi kamu. 

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!