Pemuda itu membuka matanya untuk pertama kali di Benua Wu Dian.
Dan entah apa yang merasukinya, tetapi semenjak mendapatkan Deity System, tujuan pemuda itu hanya satu— menjadi Dewa Pedang!
Menjadi Dewa Pedang bukan hal mudah, terlebih lagi belakangan ini mulai terasa hal yang janggal seperti ...
Siapa aku ... sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devourer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 012: Kota Lun Geng
Jangan lupa tinggalkan like dan komen.
Selamat membaca :)
***
Ketika Tian Yan sedang terbang dengan kecepatan tinggi selama dua jam, Tian Yan tiba-tiba merasakan aura beberapa orang di bawah, di hutan.
“Mungkinkah itu orang-orang yang sebelumnya?”
Berkata seperti itu, Tian Yan dengan iseng menggeser badannya ke samping Permadani Terbang dan melihat ke bawah.
“!!!”
Tian Yan dengan cepat menarik pandangannya kembali dan wajahnya terlihat cukup terkejut.
“Wanita itu begitu cantik? dan dari seragam yang mereka kenakan, sepertinya murid-murid dari sekte papan atas, bahkan lebih dari Sekte Awan Merah!”
Apa yang dilihat oleh Tian Yan adalah seorang wanita manis, tapi warna pupil mata yang berwarna merah itu seperti menggantikan kesannya yang cantik menjadi cantik nan dingin.
Dia adalah wanita berparas cantik yang sebelumnya ingin membunuh macan kumbang bersama saudara-saudari sesektenya.
Sebelumnya ketika Tian Yan memandang wajah wanita cantik tersebut, wanita itu juga menatap balik melihat Tian Yan dengan tatapan acuh tak acuh sehingga Tian Yan langsung menarik kembali tatapannya.
“Siapa dia?”
“Eh?”
Tiba-tiba ketiga orang yang berada di bawah berhenti bergerak dan mengikuti tatapan mata wanita cantik itu, mereka melihat sebuah Permadani sedang terbang melintasi Hutan Darkness.
Namun, sayang sekali, mereka hanya dapat melihat punggung orang yang berada di atas permadani terbang tersebut.
“Artefak terbang? mungkinkah dia juga sebelumnya yang membunuh macan kumbang?” Pemuda dengan pedang di punggungnya menyatakan pendapatnya.
“Mungkin ...” kata wanita dengan anting di telinga dan hidung yang berada di tengah-tengah antara pemuda itu dengan wanita berparas cantik satunya.
“Hmm ...”
‘Siapa dia? andai saja kekuatanku seperti sebelumnya ...’ batin wanita cantik berwarna mata merah itu.
***
“Hah, akhirnya aku keluar dari hutan ini!” Tian Yan berkata dengan senyum puas di wajahnya.
Setelah perjalan selama 1 hari, akhirnya dia berhasil keluar dari Hutan Darkness.
“Sebaiknya aku pergi ke mana ...?”
Ketika sedang berpikir ingin pergi ke mana, Tian Yan tiba-tiba memutuskannya.
“Benar, aku harus kembali ke Kota Lun Geng, siapa tau aku mendapatkan petunjuk!”
Kota Lun Geng merupakan tempat tinggal Tian Yan dan keluarganya dahulu yang berada jauh di dekat daerah pesisir pantai, bisa dibilang 200 mil jauhnya dari Sekte Awan Merah.
Mengumpulkan tekadnya, Tian Yan segera melaju cepat dengan Permadani Terbang miliknya ke arah timur.
***
“Aku pulang ...”
Tian Yan saat ini berada di depan pintu masuk atau gapura Kota Lun Geng.
Dari luarnya saja, dapat terlihat kehancuran di mana-mana, banyak rumah yang hancur, bahkan tidak ada seekor anjing yang tinggal di sini karena tempat ini sudah hancur 10 tahun yang lalu ketika dirinya masih berumur 7 tahun.
Berjalan menelusuri kota, Tian Yan melihat ke kiri dan ke kanan, dia ingat rumah-rumah para tetangganya.
Ini hanyalah kota kecil yang dipimpin oleh ayahnya yang merupakan kultivator Qi Transformation tahap 1, bisa dibilang lemah sekali.
“Sial, kenapa aku merasa sedih?” Tian Yan berusaha untuk menahan air mata agar tidak menetes di pipinya, tapi dalam hatinya ...
“Cih ...” Tian Yan berdecak kesal dengan perasaannya yang campur aduk saat ini.
Dia pun terus berjalan hingga tiba di tengah kota, sebuah tembok yang hancur, gedung bertingkat yang hancur, itulah rumahnya dahulu.
“...” Tian Yan langsung mengehentikan langkah kakinya.
Dia masih ragu-ragu untuk melangkah masuk ke dalam halaman rumah ini.
Pikirannya saat ini dipenuhi dengan ingatan-ingatan kelam, tentang ibunya yang diperkosa secara brutal oleh beberapa pria, serta ayahnya yang dipaksa untuk menyaksikan itu, lalu digorok.
“Ugghhh ...” Tian Yan tanpa sadar meneteskan air matanya, dia sudah lama menahannya.
“Sistem, kenapa ini?” Tian Yan bertanya tanpa sadar kepada sistem mengenai nasibnya.
Sistem pun menjawab.
[Karena penduduk kota ini lemah, kota ini menjadi hancur!]
“Hah ... kau benar, itu karena ... aku juga lemah.”
Tian Yan sedikit mengeluarkan air mata di wajahnya, lalu menarik dan menghembuskan nafasnya, mencoba menguatkan tekadnya.
Tap ...
Tian Yan melangkahkan kakinya ke dalam halaman rumahnya, pada beberapa bagian sudut halaman rumah, dirinya dapat melihat kerangka-kerangka manusia yang berserakan tak beraturan.
“Sangat memilukan, awas saja jika aku menemui mereka!” gumam Tian Yan.
Tap... Tap... Tap...
Tian Yan terus melangkahkan kakinya hingga tiba di ruangan utama, terdapat dua kerangka di sana, satu kerangka dengan kepala terpisah sangat jauh, satunya lagi terbaring tanpa ada tanda-tanda mengenakan busana sedikitpun.
“I-Ibu ...” Tian Yan memandang kerangka wanita tanpa busana itu dengan wajah suram.
Pemuda itu lalu melihat lagi ke kerangka yang kepalanya tidak ada, tapi masih terdapat pakaian penuh sobek. “Ayah ...” tanpa sadar Tian Yan mengatakan hal itu.
“Inikah rasanya kehilangan? Aku baru mengerti. Walau di bumi aku seorang yatim piatu, tapi orang tuaku sudah meninggal dari aku kecil, jadi aku tidak mengerti saat itu ...”
***
Setelah menghilangkan kesedihannya, Tian Yan menggali sebuah lubang khusus untuk kedua orang tuanya dikuburkan.
“Aku harap kalian mendapatkan kesempatan untuk bereinkarnasi,” Tian Yan menundukkan kepala di depan makam kedua orang tuanya.
“Aku harus memeriksa tempat itu, ibu dan ayah bilang akan mengajakku ke sana ketika umurku sudah mencukupi, sekarang aku sudah besar, harusnya tidak apa-apa!”
Setelah selesai berkata, Tian Yan masuk kembali ke dalam rumahnya, tepat di depan lemari, Tian Yan lalu menggeser lemari itu ke arah kanan, dan muncul sebuah tangga-tangga kecil ke sebuah ruang bawah tanah.
“Untung saja ruang ini tidak apa-apa ...” Tian Yan memandang ke ruang bawah tanah, lalu turun ke bawah.
Tap ... Tap ... Tap ... Tap!
Ketika Tian Yan berhasil turun ke ruang bawah tanah, dia melihat ke dinding ruangan, ada lukisan dirinya bersama seorang lelaki paruh baya berambut hitam dan wanita yang terlihat muda seperti berumur 25 tahun.
Mereka berdua adalah ayah dan ibu Tian Yan, pemilik tubuh ibu sebelumnya.
“Hmm ...” Tian Yan mengalihkan perhatiannya dari lukisan itu sebentar untuk melihat hal-hal lainnya di ruangan, tapi tidak ada apa-apa selain itu, kecuali terdapat sebuah buku yang ditaruh di atas meja, dan dibagian atas buku tersebut terdapat kalung bintang yang terbuat dari intan permata berwarna merah.
“Apa ini?” Tian Yan memegang kalung permata itu dan menatapnya dengan serius, tapi ini sepertinya hanyalah sebatas aksesoris biasa saja.
Menarik kursi, Tian Yan lalu duduk diatasnya dan menaruh kalung itu kembali di atas meja.
Saat ini dia jelas lebih penasaran dengan isi buku tipis ini.
« Bersambung! »
Jangan lupa like, komen, dan vote yah. Terima kasih telah membaca :)