Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menculik Kanaya
Kanaya menoleh kearah kaca spionnya dan mendapati mobil yang tadi mengikutinya,lalu memacu motornya kembali dengan cepat, jalanan yang ia lewati cukup sepi sekarang.
Kanaya bukan takut malah menyeringai, saat mobil tersebut menambah kecepatannya saat itu pula Kanaya membelok arah kearah sebaliknya dan melajukan motornya berhadapan dengan mobil tersebut.
Roni terkejut saat gerakan motor Kanaya dengan cepat melaju kearah mobilnya begitupun dengan Bagas "Ron belokkan mobilnya" Bagas khawatir Kanaya akan terluka, namun dugaan mereka salah saat Kanaya melewati mobil Bagas dengan kaki yang terangkat menendang spion mobil Bagas.
"Brak.." Roni menekan rem dengan kuat, hingga Bagas terhunyung membentur jok depan.
Bagas menghela nafasnya beberapa saat, apa yang di lakukan Kanaya bisa membahayakan nyawanya sendiri apa yang terjadi tadi diluar dugaannya.
Bagas menegakkan tubuhnya saat Kanaya mengedor mobilnya, Bagas segera keluar dan menatap tajam kearah Kanaya yang sedikit tercenung, Bagas sedikit melirik kaca spion mobil mewahnya yang sudah patah.
Bukan mobilnya yang di khawatirkan justru ia mengkhawatirkan keselamatan Kanaya.
Kanaya mengebrak mobil Bagas "Sial,apa yang kau lakukan mengikutiku seperti penguntit"
"Kamu bisa celaka Kanaya,kenapa kamu melakukan itu" Bagas menahan geramannya,sunggah ia begitu khawatir dengan Kanaya.
"Berhenti seolah kau peduli padaku,apa pun yang terjadi padaku bukan urusanmu, dan jangan mengikutiku" Kanaya akan pergi kearah motornya untuk pulang, namun Bagas menarik tangan Kanaya dan memasukan tubuh gadis itu kedalam mobil "Apa yang kau lakukan,lepas.." Kanaya memberontak dan menendang kearah Bagas.
Roni meringis saat tuannya menerima terjangan dari Kanaya "Roni jalankan mobilnya!" Bagas masih biasa saja saat tubuhnya menerima tendangan dari Kanaya seolah tak terasa apapun.
Kanaya langsung bangun dan mengunci leher Roni sampai Roni pun memekik, "Buka pintunya!" teriak Kanaya "Atau aku t
akan membunuhnya" Kanaya menekan kembali leher Roni, Roni bahkan sampai melotot merasakan cekikan dilehernya.
"Kamu tidak akan berani membunuh Aya" kata Bagas dengan nada lembut "Aku tau kamu tidak setega itu"
Kanaya menyeringai "Oh ya, " Kanaya menekan lebih kuat leher Roni hingga nafas nya terlihat sudah tersengal,Roni tak bisa melawan, pilihannya hanya dua mati ditangan Kanaya atau mati di tangan Bagas, tentu saja jika ia melawan Kanaya maka Bagas akan membunuhnya.
Malangnya nasibmu Roni, kamu sungguh teraniaya.
Bagas menghela nafasnya "Baiklah, lepaskan dia"
"Buka dulu pintunya!"
"Bagaimana bisa dia membuka pintu sedangkan kuncinya ada di depannya,dan kamu mencekik lehernya"
Kanaya menyerah lalu melepaskan leher Roni,beberapa saat Roni terbatuk menormalkan nafasnya "Cepat buka!"
Saat Roni akan membuka pintu Bagas memukul tengkuk Kanaya hingga Kanaya kehilangan kesadarannya.
"Tuan?"
"Dia hanya pingsan" Roni mendesah lega.
"Kekuatan nona tak bisa diragukan tuan" Roni mengelus lehernya terasa kebas.
"Ya dia gadisku yang bar bar" Bagas meletak kan kepala Kanaya agar merebah di pahanya,tak ia pedulikan memar diwajahnya karna tendangan Kanaya.
Mata Kanaya terpejam Bagas merapikan rambut Kanaya yang sedikit berantakan karna perlawanan nya tadi "Kamu terlalu gegabah sayang bagaimana jika kamu terluka" gumam nya, Bagas tau Kanaya bisa bela diri namun tetap saja sikap cerobohnya bisa berakibat fatal.
Bagas terpaksa membuat Kanaya pingsan agar gadis itu diam "Ron, perintahkan orang kita membawa motor Naya"
"Baik tuan" setelah Roni meminta anak buahnya membawa motor Kanaya, Roni kembali mengemudikan mobilnya "Kita akan kemana tuan?"
"Rumahku"
Tak banyak bicara Roni melajukan mobilnya ke arah dimana rumah Bagas berada.
.
.
Kanaya merasakan kepalanya berat dan pening matanya mengerjap beberapa saat untuk menormalkan penglihatan nya "Dimana ini" badannya terasa tak bisa digerak kan.
Kanaya mengedarkan pandangannya dan melihat kesekeliling, tak lama terdengar suara pintu terbuka, Bagas membawa nampan berisi makanan, Kanaya mengingat nya sekarang terakhir kali ia berada di mobil Bagas, Kanaya melihat kearah tangannya yang di ikat di sisi ranjang pantas ia tak bisa bergerak.
Kanaya menatap tajam pada Bagas yang masih berjalan dengan tenang "Apa yang kau lakukan?"
"Sudah bangun?"
"Pertanyaan bodoh,jelas jelas mataku terbuka" Kanaya mendelik.
"Baiklah ayo makan dulu" Bagas mendudukkan dirinya di sisi Kanaya.
"Kau berubah menjadi penjahat sekarang?"Bagas masih terlihat datar, Kanaya memperhatikan raut Bagas, Ada apa dengan Bagas?
"Aku akan melepaskan tanganmu jika kamu tidak memberontak, namun aku yakin kamu akan kembali menendang dan memukulku"
"Tentu saja, bagaimana aku bisa diam saat kau menculikku"
"Buka mulut mu" Kanaya membungkam mulutnya "Ini sudah malam dan kamu belum makan"
Kanaya masih diam, dengan alis terangkat, Bagas menghela nafasnya "Setelah makan aku akan melepaskan tanganmu,dan mengantarmu pulang, aku yakin Daddy mu saat ini sedang mengerahkan seluruh anak buahnya mencarimu"
"Kau memang brengsek" makinya.
"Ya aku memang brengsek" Kata Bagas dengan lirih. Kanaya sempat tertegun dengan raut Bagas yang terlihat sendu "Sekarang buka mulutmu!"
Kanaya terpaksa membuka mulutnya dan makan dari suapan Bagas, Kanaya bahkan bisa melihat senyum Bagas mengembang begitu tampan, Kanaya mengalihkan pandangannya dari Bagas saat merasakan hatinya berdebar, Kanaya meringis dalam hati, mengapa saat bertemu sedekat ini rasa itu seolah kembali lagi.
"Jangan lakukan itu lagi Naya" Kanaya memejamkan matanya saat panggilan itu terdengar dari Bagas, panggilan yang hanya di ciptakan Bagas disaat orang lain memanggilnya Kanaya atau Aya saja, Bagas memanggilnya Naya. "Membawa motor secepat itu, dan melakukan hal yang ceroboh seperti tadi, bagaimana jika kamu celaka" tindak kan Kanaya menerjang mobilnya lalu menendang spion menurutnya berbahaya, bagaimana jika dalam mobil tadi adalah penjahat, apa mobil tersebut akan membelokkan mobil seperti yang Roni lakukan.
"Apa yang kau lakukan sebenarnya?" tanya Kanaya dengan wajah datar.
"Apa maksudmu melakukan semua ini padaku?" Bagas masih diam dan mendengar ucapan Kanaya selanjutnya.
"Seharusnya bersikaplah seperti orang asing denganku,bukankah itu yang kau lakukan di saat terakhir kita" Bagas menikah dengan sahabatnya tanpa penjelasan apapun,bahkan Bagas tak menemui Kanaya untuk sekedar meminta maaf, bukankah itu namanya jika Bagas menganggapnya hanya orang asing.
Bagas tertegun "Maafkan aku, aku akan menjelaskan nya sekarang"
Kanaya terkekeh lalu menggeleng "Tidak perlu, itu tak penting lagi bagiku sekarang"
"Harus, kau harus mendengarkan aku sekarang"
"Lalu? apa? setelah mendengar penjelasan mu apa semua akan berubah?" Kanaya menggeleng "Tidak akan ada yang berubah Bagas, semua sudah berakhir" Bagas menggeleng. "Kau tau aku paling benci penghianat"
"Aku benci penghianat, aku benci kalian, dan Ya,.. Aku membencimu.."
❤️❤️❤️❤️❤️
Bantu aku promosikan ya, ajak teman atau sodara kalian buat baca novelku, jangan lupa tekan favorit kalau suka😘..
Like..
komen..
vote..
🙏🙏🙏