NovelToon NovelToon
Kesucian Cinta

Kesucian Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:655.4k
Nilai: 5
Nama Author: Susilawati_2393

Pertemuan yang tidak sengaja dengan orang yang sangat menyebalkan menjadi awal sebuah takdir yang baru untuk dr. Fakhira Shakira.

Bruukk

"Astaghfirullah." Desis Erfan, ia sudah menabrak seorang dokter yang berjalan di depannya tanpa sengaja karena terburu-buru. "Maaf dok, saya buru-buru," ucapnya dengan tulus. Kali ini Erfan bersikap lebih sopan karena memang ia yang salah, jalan tidak pakai mata. Ya iyalah jalan gak pakai mata, tapi pakai kaki, gimana sih.

"It's Okay. Lain kali hati-hati Pak. Jalannya pakai mata ya!" Erfan membulatkan bola matanya kesal, 'kan sudah dibilang kalau jalan menggunakan kaki bukan mata. Ia sudah minta maaf dengan sopan, menurunkan harga diri malah mendapatkan jawaban yang sangat tidak menyenangkan.

"Oke, sekali lagi maaf Bu Dokter jutek." Tekannya kesal, kemudian melenggang pergi. Puas rasanya sudah membuat dokter itu menghentakkan kaki karena kesal padanya. Erfan tersenyum tipis pada diri sendiri setelahnya.

Karena keegoisan seorang Erfan Bumi Wijaya yang menyebalkan, membuat Hira mengalami pelecehan. Sejak kejadian itu ia tak bisa jauh dari sang pria menyebalkan.

Rasa nyaman hadir tanpa diundang. Namun sayang sang pria sudah menjadi calon suami orang. Sampai pada kenyataan ia sudah dibeli seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Seharian Erfan menghabiskan waktu di kantor. Rindunya dengan Key dan Nasya sudah tidak bisa ditahan lagi. Ia bergegas pulang saat arlojinya mengarah di angka lima. Ritualnya sebelum bertemu dua baby itu adalah mandi.

Tidak akan dapat izin kalau pulang kerja langsung ke sana. Dua emak muda itu sangat possesif, bisa-bisa ia diusir dengan tidak terhormat kalau tidak menurut. Seminggu ke depan akan sulit membagi waktu untuk bertemu anak-anaknya.

"Assalamualaikum." Erfan menerobos masuk ke rumah besar Abi Nazar, sebelum tuan rumah mempersilahkan masuk.

"Wa'alaikumsalam." Ummi berjalan tergesa ke arah pintu saat mendengar salam, lalu menghentikan langkah ketika melihat Erfan yang datang dan menyalaminya. Seketika Abi berdiri di belakang Ummi, secepat itu Abi melangkah. Erfan tersenyum geli.

"Calon manten ternyata yang datang." Ummi membawa Erfan duduk di sofa bersama, tidak memperbolehkan beranjak ke kamar sebelum bercerita tentang pernikahan.

Tak sampai sepuluh menit Adnan dan Ken pulang dari kantor, dua jagoan itu langsung menyalami orang tuanya, lalu bergabung obrolan di ruang keluarga.

"Masih ingat sama anak-anak ternyata, kirain sudah lupa karena keasyikan kelonin istri baru." Ledek Ken dengan senyuman mengejek. Ummi beranjak ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Belum Ken, belum halal. Jadi belum bisa dikelonin." Sanggah Adnan dengan tawa khasnya.

"Oh iya, belum yaa. Kirain udah bisa dikelonin." Ken pura-pura polos.

"Abi bakal nambah cucu lagi dong nih. Bakalan rame kalau Abi punya banyak cucu."

"Dua masih kurang Bi?" Tanya Erfan sok polos, "nanti aku kasih anak kembar ya Bi." Tambahnya lagi mengimbangi tawa yang menyeruak di ruang keluarga. Ummi datang membawa teh dan makanan ringan.

"Ummi dengar tadi ada yang mau ngasih anak kembar." Kata Ummi ikut nimbrung, meletakkan gelas berisi teh hijau di meja kaca.

"Jangan mudah percaya dulu Mi, dicoba juga belum." Adnan memang sangat suka membuat Erfan kesal sekarang.

"Jangan kaget nanti kalau aku udah nyobain ya. Pasti top cer." Erfan terkekeh, bisa-bisanya ia berbicara hal konyol seperti ini di depan Ummi dan Abi.

"Buktikan dulu baru kami percaya." Ujar Ken sembari menyesap teh hijau terenak buatan Ummi.

"Buruan kalian mandi, aku pengen cepat ketemu Key dan Nasya," Usir Erfan.

"Berlaga seperti udah dapat izin aja. Emang emaknya bolehin kamu ketemu Key." Ken berasa menang, ia tersenyum menggoda. Erfan mengabaikan cengiran dua sahabatnya itu lebih memilih menyesap teh buatan Ummi. Melanjutkan perbicangan dengan Ummi dan Abi.

Akhirnya dua orang sahabatnya memasuki ke kamar masing-masing. Erfan menunggu mereka berdua menyelesaikan ritual pulang kerja. Apalagi kalau bukan bercinta bersama istrinya. Ia sampai hafal aktivitas dua orang itu sampai sedetail ini.

Ia juga akan memperlakukan Bilqis dengan hangat seperti itu nanti. Adnan dan Ken mengajarkannya cara memperlakukan wanita dengan lembut. Walau tanpa cinta ia pasti bisakan?

Elvina menuju ruang tamu dengan piyama hellokitty dan jilbab kaos instan sambil menggendong Key. Ken yang memberitahu kalau Erfan ada di ruang tamu. "Sayang, ada Papa Erfan. Salim dulu." Ia memberikan Key pada Erfan lalu duduk di samping Ummi

"Assalamualaikum anak Papa yang tampan, apa kabar? Maaf Papa lama gak nengokin ya." Erfan mencium kedua pipi gembul Key yang baru berusia dua bulan. Bayi dalam bedong kuning bermotif boneka dengan rambut hitam lebat dan bulu mata lentik itu sangat menggemaskan.

Erfan tak berhenti menciumi sampai bayi tampan itu menggeliat-geliat. "Ayo bangun, nangis dulu Sayang." Godanya, sembari mengayun-ayunkan tangan. "Apa perlu Papa gigit dulu biar kamu bangun."

"Papa macam apaan itu, mau bikin anaknya menangis." Elvina mendengus kesal dengan tingkah gila Erfan.

"Ummi-mu kayak mak lampir ya Sayang, ngedumel melulu gak ada manis-manisnya sama Papa."

"Mi, kalau orang dengar dikirain aku punya suami dua." Elvina bergidik, bulu kuduknya merinding. Ummi dan Abi terkekeh.

"Mana boleh punya suami dua Nak, nanti bingung siapa ayahnya." Ujar Abi

"Erfan ngomongnya sembarangan Bi."

"Udah tau Erfan itu gak jelas, jadi gak perlu didengerin Sayang." Ken memeluk Elvina dari belakang sofa, menciumnya di kening lalu duduk di samping istrinya.

"Ummi sampai heran liat tingkah kalian, kalau terpisah kangen-kangenan. Eh pas dekat berantem gak ada habisnya." Ummi menggelengkan kepala, Abi tersenyum lalu berujar, "nanti nambah satu lagi Mi, 'kan ada calon mantu."

"Iya kalau dia masih ingat ke sini Bi, paling juga waktunya dihabisin buat kelonin istri tercinta." Suara berat Adnan terdengar mendekat, ia menggendong putri kecilnya. Attisya mengikuti di belakang sang suami.

"Empat lawan satu Bi, mereka curangkan? Main keroyokan." Erfan tersenyum renyah masih betah menatap lekat Key yang tertidur. Adnan duduk di samping Erfan bersama istrinya.

"Bentar lagi ada yang belain Fan. Gak sendirian lagi." Ujar Ummi menggoda, lagi-lagi Erfan hanya bisa tersenyum. Apalagi senjata andalannya selain senyum. Dua tahun terakhir ia menghabiskan waktu lebih banyak bersama Abi Nazar dan keluarga dibanding Papi dan Mami.

Erfan mencium pipi Nasya, gadis kecil itu anteng duduk dipangkuan sang Abi. "Nasya gak kangen sama Papa?" yah, Erfan hanya mendapati celotehan dari gadis cantik itu. "Ngomong apa sih, bikin Papa gemeess aja." Dicubitnya pipi gembul itu sampai Nasya menangis.

"Ya Ampun Erfan, kamu apain anakku hah?" Bentak Attisya, mengambil putrinya dari pangkuan Adnan.

"Emaknya galak. Kayak orang kesetanan." Erfan terkekeh, beralih pada baby Key. "Kok berasa ada yang panas ya." Ia mengangkat tangannya dari pantat Key. "Ya Allah, kamu ngompol Key." Ucapnya tak percaya, baru kali ini diompolin bayi. Semua yang ada di ruangan tertawa gelak.

"Kok gak ngomong sih kalau mau ngompol. Kalau bilang 'kan bisa Papa antar ke toilet."

"Stres." Ken mencebik sampai geleng-geleng kepala, saraf sahabatnya yang satu ini benar-benar sudah putus. "Bayi disuruh pipis di toilet."

"Latihan Fan, nanti mau bikin baby sendiri 'kan?" Cicit Adnan.

Erfan mendesah berat, mengembalikan Key pada Umminya lalu melepas jaket dan mencuci tangan.

"Biar Papamu kapok ya 'kan Sayang." Elvina membawa putranya ke kamar dengan tersenyum puas melihat Erfan kesal.

"Ganti baju Ken aja, nanti kita sholat bareng." Kata Abi, saat Erfan kembali ke ruang keluarga. "Iya Bi," sahutnya, tangannya dengan lincah mengambil Nasya dari pangkuan Attisya tanpa minta izin.

"Erfaannn...!!" Teriak Attisya kesal saat menyadari anaknya sudah berpindah tangan. Adnan hanya tersenyum, "biarin Sayang." Ujarnya. Ah, babang Adnan memang lebih dewasa dan berkharisma.

"Kamu pakai popokkan Sayang, jadi gak akan ngompolin Papa jugakan?" Erfan menimang-nimang Nasya sembari menciumi pipinya. Dua anak ini sudah membuatnya candu. Bermain bersama mereka bisa menghilangkan segala lelah yang didapatnya. Pantas saja banyak para ayah yang lebih merindukan putra-putrinya saat bekerja dibanding istrinya sendiri. Jangan mau jadi istri Erfan nanti dikacangin mulu, hee.

1
Damalia Rose
kereen
Rati Nafi
🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷
cucu rosmalia
ahh.. hira ga punya harga diri bangett.. udah di dzolomi masih baik
ya ti urip
Luar biasa
dementor
erfan,tolong kau lenyapkan reny & salwa.. saya sudah muak dgn kelicikan mereka berdua..
dementor
💪💪💪💪💪.. 👍👍👍👍👍
dementor
sama kayak anaknya sifany.. ibu sama anak sama" gelo'..
dementor
ya lanjut lagi ya author.. semangat jangan kendor.. 💪💪💪💪
dementor
up terus ya author sampe tamat kalo perlu.. 👍👍👍👍👍👍
dementor
👍👍👍👍👍👍
Farida Silvi
sangat membuat penasaran sehingga pengen baca terus gak berhenti
Nurhayana
nbbbnhn
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
aku enggak setuju erfan nikah siri yg ada kasus nya mirip Nisa dan Zico no
Aina Jacqueline
patutnya diberi pengajaran lama dikit thor...
Aina Jacqueline
sama guntur aja deh
dementor: jangan aina,sama saya saja hiraukan itu.. gimana setujukan??? 👍👍👍
total 1 replies
Yanti Agejul
adeknya Erfan nih biang keroknya
Suherni 123
lagian Hira ngeyel di bilangin
udah untung suami mendukung pekerjaan nya,malah mau di bikinin tempat praktek sendiri, kurang apa coba si erfan
Suherni 123
Hira ngeyel juga sih
Suherni 123
tuh kan adeknya erfan
Suherni 123
jangan jangan adeknya erfan
Rara Nurul: jangan2 emang iya.apa mungkin bukan adik kandung kali ya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!