NovelToon NovelToon
Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / cintamanis
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: ICHA Lauren

Demi membiayai operasi ayahnya yang terkena serangan stroke, Cleantha terpaksa meminjam uang pada rentenir. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan untuk membayar hutangnya itu. Namun kenyataan berkata lain. Cleantha gagal mendapatkan pekerjaan dan malah bertemu dengan seorang lelaki misterius dalam sebuah kecelakaan. Lelaki itu memaksanya untuk menjadi isteri kedua sebagai ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Karena ketakutan, Cleantha menolak permintaan lelaki itu dan melarikan diri. Tapi takdir membawanya kembali bertemu dengan lelaki itu, melalui sebuah ajang kompetisi wanita untuk memenangkan hadiah seratus juta.

Cleantha yang keluar sebagai pemenang, dipaksa menjadi isteri kedua Raja Adhiyaksa di atas sebuah perjanjian. Akankah Cleantha mampu menjalani hidup sebagai isteri bayaran, yang hanya dijadikan alat pembalasan dendam oleh Raja atas pengkhianatan isteri pertamanya?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)

Raja menggosok tubuhnya beberapa kali dengan sabun aroma terapi. Berusaha menghilangkan bau yang masih tersisa akibat perbuatan Cleantha.

Aroma tidak sedap itu seolah menempel kuat di hidungnya hingga membuat Raja bertambah kesal.

"Kali ini aku tidak akan memberikan toleransi apapun kepadanya. Gadis itu harus sadar bahwa aku berkuasa penuh atas dirinya,"

gumam Raja bermonolog.

Setelah yakin bau itu lenyap seluruhnya, Raja keluar dengan jubah mandinya. Ia menghampiri Cleantha yang terbaring tenang di tempat tidur.

Mata Cleantha terpejam rapat.

Perlahan, Raja mencoba menggoyangkan tubuh gadis itu, tapi Cleantha tidak memberikan reaksi sama sekali.

"Dia sudah tidur rupanya."

Raja mendekatkan wajahnya dan mencium aroma tak sedap yang sama pada gaun Cleantha. Noda bekas muntahan juga terpampang jelas di bagian atas gaun istrinya itu.

Sambil menjauhkan wajahnya, Raja mengernyit jijik.

"Aku tidak bisa membiarkan dia mengotori seprai dan ranjangku dengan bau menjijikkan ini. Apalagi dia tidur semalaman bersamaku."

Sifat Raja yang mementingkan kebersihan, mendorongnya untuk melakukan sesuatu.

"Clea, bangun. Clea, kamu harus mengganti bajumu," panggil Raja beberapa kali.

Tidak ada respon apapun. Raja hanya bisa mendengus kesal karena usahanya untuk membangunkan Cleantha gagal total.

"Bagaimana caranya agar aku bisa mengganti baju Cleantha?"

Raja menimbang-nimbang pilihan yang bisa diambilnya.

Awalnya ia ingin memanggil pelayan wanita untuk mengganti baju Cleantha. Tapi Raja buru-buru membatalkan niatnya.

Jika dia berbuat demikian, maka akan memancing kecurigaan Zevira dan para pelayan.

Tidak ada cara lain lagi. Sebagai suami, dialah yang harus mengganti baju istrinya.

Masih memendam rasa kesal, Raja menuju ke lemari baju Cleantha. Ia menarik sembarang salah satu piyama tidur Cleantha lalu membawanya ke atas tempat tidur.

Dengan kedua tangannya, Raja membalikkan posisi tidur Cleantha.

Ia melihat ritsleting di bagian belakang gaun gadis itu. Mau tak mau ia harus menurunkan ritsleting itu ke bawah.

Tangannya bergerak cepat, melepaskan gaun Cleantha dari bahunya.

Dengan usaha ekstra, gaun itu pun berhasil terlepas dari tubuh Cleantha. Menyisakan pakaian dalam minim berwarna hitam yang dipakai gadis muda itu.

Mata Raja terkesiap saat menyadari betapa indah lekuk tubuh istrinya. Ia pernah melihat kulit putih Cleantha sebelumnya, tapi dalam keadaan sekarang semuanya nampak lebih jelas bagi Raja.

Tanpa bisa dicegah, hasrat lelakinya muncul dengan sendirinya. Apalagi saat tanpa sengaja jemarinya menyentuh dua bagian penting kepunyaan gadis itu. Membuat Cleantha menggeliat sambil bergumam tidak jelas.

Raja menelan salivanya sambil mengenyahkan fantasi liar yang muncul tiba-tiba.

"Aku tidak boleh mengambil keuntungan dari seorang gadis yang sedang tidak sadar. Ini akan meruntuhkan harga diriku."

Ia mengancingkan piyama tidur Cleantha dengan tergesa-gesa. Menyelimuti gadis itu lalu menjauh secepatnya sebelum ia kehilangan kendali dan akal sehat.

Daripada membayangkan yang bukan-bukan, Raja memilih berbaring agak jauh dari Cleantha. Mengalihkan pikirannya kepada urusan kantor yang begitu banyak hingga akhirnya ia pun terlelap.

...****************...

"Kepalaku berat sekali,"

keluh Cleantha meremas rambutnya.

Meski kelopak matanya masih ingin terpejam, Cleantha memaksakan diri untuk bangun.

Ia melirik ke jam dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi.

"Masih subuh, sudah berapa lama aku tidur?"

Cleantha bersandar di tempat tidur, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya.

"Kemarin aku makan di kafe bersama Kak Vira. Lalu kepalaku pusing dan..."

Cleantha berusaha mengembalikan rentetan peristiwa yang terjadi sesudahnya. Namun tidak ada jejak memori yang terekam.

Yang tercium hanyalah bau alkohol dari nafasnya sendiri, sebagai pertanda bahwa ia mabuk semalam.

Cleantha membuka selimut dan terkejut melihat baju yang dipakainya telah berubah.

Kemarin ia mengenakan dress berwarna pastel, tapi kini ia berganti memakai baju tidur.

"Apa aku mabuk karena minuman berwarna merah itu? Lalu siapa yang mengganti bajuku?"

Cleantha menyibak selimutnya dan beringsut dari tempat tidur.

Ia berjalan sambil berjingkat agar tidak membangunkan Raja. Tujuannya hanya satu yaitu membersihkan diri dari bau alkohol yang memuakkan.

Cleantha mengunci pintu kamar mandi dari dalam.

Membuka shower dan membiarkan rasa kantuknya diluruhkan oleh air hangat yang mengalir.

Tak cukup sekali Cleantha membersihkan dirinya. Menuangkan shampo beraroma buah segar dan memenuhi tubuhnya dengan busa sabun.

Berkali-kali Cleantha menyesali kebodohannya sendiri.

Ia masih belum mengerti alasan Zevira memesan minuman itu untuknya. Apakah wanita itu sengaja membuatnya mabuk atau memang ia tidak tahu bahwa minuman itu mengandung alkohol.

Entahlah, yang pasti Cleantha tidak ingin menambah beban pikirannya.

Saat Cleantha hendak membuka pintu, ia dikejutkan oleh Raja yang berdiri di ambang pintu sambil bersedekap.

"Tuan, Anda sudah bangun?" tanya Cleantha tergagap.

"Tentu saja aku bangun karena ada seseorang yang mengganggu tidurku di pagi buta. Apa kamu sudah sadar sekarang?"

"Sa..ya minta maaf, Tuan. Saya pasti sudah merepotkan Anda."

"Kamu bukan hanya merepotkan tapi kamu menyusahkan hidupku. Apa kamu tidak ingat semua perbuatanmu padaku?"

Cleantha menggigit bibir bawahnya dengan cemas.

"Saya tidak ingat apa-apa, Tuan."

"Kalau begitu aku akan membantu mengingatkanmu," tegas Raja menaikkan sebelah alisnya.

"Pertama kamu sudah menyebutku sebagai pria galak dan suka memerintah. Kedua, kamu mengatakan tidak ada orang yang tahan di dekatku, ketiga...kamu sudah mengotori jas kerjaku dengan muntahanmu. Dan keempat kamu tidur dengan bajumu yang bau dan mengotori tempat tidurku."

Bibir Cleantha memucat setelah Raja mengungkapkan semua kesalahannya.

Dalam keadaan sadar, mustahil ia punya keberanian untuk berbuat sejauh itu. Namun karena mabuk ia tidak dapat mengontrol diri.

Sudah pasti Raja akan menjatuhkan hukuman yang sepadan atas kelancangannya ini.

"Lalu...siapa yang sudah mengganti baju saya, Tuan?"

"Siapa lagi yang ada di kamar ini selain aku?" jawab Raja santai.

Mendengar jawaban Raja, jantung Cleantha berdesir cepat.

Bila Raja yang mengganti bajunya, artinya pria itu sudah melihat seluruh bagian tubuhnya yang paling pribadi.

Tapi apa mau dikata, resiko semacam itu harus ditanggungnya akibat kecerobohannya sendiri.

Tanpa berani memandang wajah Raja, Cleantha menyampaikan permintaan maafnya untuk kesekian kali.

"Mungkin Tuan sudah bosan mendengarnya, tapi saya benar-benar minta maaf. Kesalahan saya terlalu besar. Saya bersedia menerima hukuman dari Tuan untuk menebus kesalahan saya."

"Bagus jika kamu sadar. Bila aku menghitung kesalahanmu maka kamu tidak akan pernah bisa membayarnya, termasuk ulahmu di toko perhiasan itu. Berapa harga cincin yang kamu beli?"

"Dua puluh lima juta lima ratus ribu," jawab Cleantha jujur.

"Lalu dimana cincin itu?"

"Kak Vira yang membawanya, Tuan. Karena dia yang membayarnya."

Raja menarik Cleantha duduk di tepi tempat tidur.

"Kalau dijumlahkan harga cincin itu ditambah kesalahanmu yang lain, entah hukuman apa yang pantas kamu terima."

Ekspresi Cleantha berubah panik. Namun ia hanya bungkam dan pasrah pada apapun keputusan Raja. Diam-diam, Cleantha justru berharap Raja akan mengusirnya dari rumah itu.

"Aku akan memberikan tiga hukuman untukmu. Yang pertama kamu tidak boleh keluar dari kamar ini sampai akhir pekan. Kamu juga tidak boleh menemui siapapun terutama Zevira selama aku tidak ada. Aku akan memasang CCTV untuk mengawasimu. Hanya Pak Darma yang akan datang untuk melayani keperluanmu. Jika kamu sampai melanggarnya, maka aku akan memintamu mengembalikan uang seratus juta yang pernah aku berikan."

"Iya, Tuan, saya mengerti."

"Kedua, aku akan menahan ponselmu. Sedangkan untuk hukuman ketiga aku akan memikirkannya nanti."

"Kenapa Tuan Raja tidak menyuruhku pergi dari rumahnya? Mungkin dia merasa rugi jika melepaskan aku begitu saja,"

pikir Cleantha kecewa.

...****************...

Keesokan harinya, Cleantha mulai menjalani statusnya sebagai tahanan kamar. Ia tidak diperbolehkan keluar sama sekali. Bahkan makanannya pun diantar oleh Pak Darma ke dalam kamar.

Walaupun bosan dan tersiksa, Cleantha menguatkan hati untuk melalui semua ini. Ia hanya perlu menunggu sampai hari Senin untuk menyongsong pekerjaan barunya.

Sementara Bi Dewi sedang berusaha menghibur Zevira yang gelisah di dalam kamarnya.

"Raja mengurung istri mudanya di dalam kamar. Kita sudah kehilangan kesempatan untuk mengerjainya," keluh Zevira.

"Sabar, Nyonya. Pasti ada cara lain yang bisa kita pakai untuk menyingkirkan gadis itu."

Kilatan dendam membara dari mata Zevira.

"Tidak lama lagi dia akan bekerja di perusahaan Adhiyaksa. Aku harus membuat rencana baru yang lebih rapi agar Raja tidak mengetahuinya."

1
Susanti Sidrap
ceritanya bagus
christina paya wan
sungguh cleantha tak tau malu,masihh jg brtahan bkerja di perusahaan Raja.prgi menjauh sja lah..
christina paya wan
kayla iri tu sama adiknya
Diana Nat
kesian pak supir nya 🤣🤣🤣 udah nungguin keributan
Herni Marianty
Luar biasa
Herni Marianty
Lumayan
aca
jd alarik nanti jd anak nya clea ama raja bner gak
aca
oh jd almero anak alvian
Vrika Aprillia
bagus bgt
Janah Husna Ugy
Lumayan
Janah Husna Ugy
Kecewa
Nana Ibuk'e Arfizio
Raja lembek ..Thor gunain kecerdasan raja nyuruh orang kepercayaan buat slidikin Fendi lah Thor jonthor
Nana Ibuk'e Arfizio
jgn sampai pisah donk Thor Clea ma raja ...!sedih ni
etihajar
maff clea aq d episode ini dukung mamah nya Alfian, karena kmu trlslu bodoh dsn naif tidak pintar kmu selalu crnggeng tidak mandiri
etihajar
clea peran utama yg oon ad uang bukan ngekos ke ap ke,eh malah seneng numpang SM lki2 lain emang bnr gatrl di d pikir2 mh cenggeng SJ d gede in
etihajar
Thor bikin cerita nya jd GX bikin emosi masa mudah bgt berpaling s clea SM s Al gustii cape cape BCA ujung2 nya GX enak
etihajar
cerita nya udh bagus tp sayang karakrer clea crnggrng lemah GX tegas
etihajar
Keyla luniribksn DM Ade lu scra Ade lu d kelilingi orang hebat jd kknko y egois😏😏
etihajar
lucu dech kata nya orang berkuasa to kno GX bisa menyewa detektif untuk mengawasi clea,,harus nya belajar dri osngalaman istry pertama nya selingkuh,,kesel bgt BCA nya
Mimi Ilham
alamak pintar x bang Raja ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!