Second Husband

" Apa kau tahu? aku dengar suaminya merasa menyesal sudah menikahi anak pungut itu. Dan sekarang dia memilih Zila. "

" Tentu saja dia memilih Zila. Zila kan jelas bebet bibit dan bobotnya. Tidak seperti si anak pungut yang tidak tahu diri itu. "

" Benar, dia bahkan sering memfitnah Zila untuk menutupi kebusukannya sendiri. "

Yana yang merasa tak tahan lagi karena majikannya terus di gunjing akhirnya mendekati dua wanita itu. Elia sudah melarangnya, tapi Yana tak mau mengindahkan larangan itu.

" Sebenarnya apa salah Nyonya muda kepada kalian? kenapa mulut kalian seperti petasan hari kemerdekaan yang tidak ada habisnya? "

Dua wanita itu terperangah heran dengan sikap seorang gadis berseragam Babysitter membentak mereka.

" Tidak heran kalau babu saja seberani ini. Pasti kau yang mengajarinya ya? " Sindir salah satu wanita itu.

Yana yang sudah siap ingin kembali membela Elia kini terdiam karena Elia tengah mendekat sembari menggelengkan kepala. Elia berdiri disamping Yana lalu menatap kedua wanita itu dengan tatapan berani. Dia tersenyum sinis kepada mereka.

" Kau adalah Riri dan Nori. Kalian dan Zila satu geng saat sekolah menengah atas dan kalian juga masih berhubungan baik hingga saat ini kan? "

" Tentu saja, hanya orang yang memiliki uang yang tahu bagai mana menghargai pertemanan. " Sinis nya.

Elia tersenyum lalu melipat kedua lengannya dan diletakkan di bagian dadanya dengan tatapan berani.

" Tanggal dua mei delapan tahun lalu, aku memergoki kalian bertiga mengkonsumsi obat terlarang. Kalian juga sering melayani kakek-kakek untuk memenuhi kebutuhan kalian. Dan kalian juga yang selalu mengenalkan Zila dengan beberapa pria pemuas nafsunya kan? dan aku juga tahu kalau kalian masih suka mengadakan pesta obat-obatan terlarang sampai sekarang. " Mereka terdiam dengan tatapan mata yang mulai tidak fokus.

" Jangan berani-beraninya merendahkan orang lain hanya karena tidak punya uang. Kalian pikir, aku tidak mengetahui kebusukan kalian? aku tahu tapi aku tidak suka menghina kalian yang menjijikkan itu sebelumnya kan? kalian selalu saja menghina ku anak pungut tanpa perduli seberapa sulit aku bertahan di antara kalian, manusia berwajah busuk. Kalian begitu banyak aib tapi selalu fokus dengan takdirku yang menjadi anak pungut. "

Ibu yang mulai menyadari ada hal tidak beres dengan menantunya buru-buru mendekati Elia sembari mendorong stroler Ive.

" Ada apa Nak? " Tanya Ibu Sofia.

" Tidak ada, Ibu. Hanya dua lalat yang berbunyi dan membuat telinga ku sakit. " Elia melirik tajam ke arah Riri dan Nori.

Kedua sahabat Zila itu hanya bisa mengeryit bingung saat melihat kedatangan Ibu Sofia. Ditambah lagi Elia memanggilnya Ibu, sudah bisa dipastikan kan kalau itu adalah Ibu mertuanya.

Kalau Ibunya masih muda dan cantik begini, itu berarti anaknya masih muda dong? apa Zila membohongi kami?

Ibu menatap dua wanita yang tadi Elia maksud kan.

" Aku tidak tahu apa salah menantuku kepada kalian. Tetapi aku mengenal menantuku dengan baik. Dia tida akan menyakiti orang lain. Jadi aku harap, menjauhlah sejauh mungkin jika suatu saat kalian tidak senagaja bertemu dengannya. Aku bisa dengan mudah menghancurkan kalian sampai ke akar-akarnya. " Ancaman Ibu Sofia mampu membuat mereka beringsut ketakutan dan langsung beranjak pergi.

" Nyonya apa perlu kami mengambil tindakan lebih? " Tanya pengawal.

" Tidak perlu. Mereka hanyalah orang yang besar mulut saja. "

Pengawal menunduk setuju. Sebenarnya dia bukanya tidak ingin membela istri Tuannya, hanya saja dia diberi tugas untuk melindungi Nyonya dan istri Tuannya dari bahaya saja. Entah ini termasuk atau tidak, dia sendiri tidak bisa mengerti.

Tak mau berlama-lama memikirkan kejadian itu, mereka kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.

Semetara tak jauh dari sana, Hendrick yang hendak menemui klien tak senagaja melihat Elia sedang berbelanja. Dia memperhatikan Elia tanpa melakukan pergerakan apapun dan hanya mengamati. Mengamati kapan Elia akan meninggalkam orang-orang yang bersamanya.

Ternyata nasib baik tengah memihak Hendrick kali ini. Elia terlihat meninggalkan rombongannya untuk menuju toilet. Tentu saja Hendrick tak mau menyia-nyiakan ini dan langsung mengikuti Elia diam-diam.

Elia yang tak menyadari adanya Hendrick berlaku seperti yang seharusnya. Elia kini tengah membersihkan tangannya di salah wastafel tanpa menatap ke cermin yang ada dihadapannya. Tiba-tiba lengan kekar melingkar ditubuhnya lalu mendekap dengan erat. Elia yang terkejut langsung menatap kaca dan berusaha melepaskan lengan yang merengkuhnya kuat.

" Lepaskan aku! " Teriak Elia meski tubuhnya gemetar hebat karena orang yang memeluknya adalah Hendrick.

" Sayang, kenapa kau begitu berubah? apa kau tidak merindukan ku? " Hendrick mengecup pundak Elia dengan perasaan penuh kerinduan.

Tentu saja Elia terus memberontak histeris. Tapi sayang, toilet yang digunakan Elia adalah toilet di ujung yang sepi pengunjung, apalagi Hendrick sempat memasang papan peringatan bahwa toilet sedang dalam perbaikan sebelum masuk.

" Kau gila! lepaskan aku! "

Hendrick yang tak bisa lagi menahan kerinduannya setelah mencium pundak Elia, kini mulai tak bisa mengontrol diri. Dia mulai menjalarkan ciumannya hingga sampai ke tengkuk Elia. Sadar jika Hendrick berniat jahat, dia mencoba segala cara untuk melepaskan diri, dan pada akhirnya ia menginjak kaki Hendrick menggunakan heels nya dan sukses membuat Hendrick mengaduh lalu melepaskan lengannya dari tubuh Elia.

" Kau sudah gila! aku peringatkan kau sekali ini saja. Aku tidak mau bertemu dengan mu lagi! dan jangan muncul di hadapan ku! " Elia berniat pergi tapi tangan Hendrick dengan cepat menahan tubuh Elia dengan mencengkram lengannya.

" Sayang, kau tidak perlu membenci ku seperti ini. Aku janji akan membawa mu kembali dan kita akan hidup bahagia bersama putri kita, bagaimana? kau hanya perlu memberikan waktu beberapa bulan lagi, Elia sayang. "

Elia menepis tangan Hendrick dengan kasar. Entah bagaimana caranya memberi tahu pria gila di hadapannya itu untuk mengerti, jika semua sudah tak sama seperti dulu. Elia yang sekarang memiliki hati yang berbeda. Hati yang sudah terisi penuh oleh Jhon dan Hanya untuk Jhon.

" Aku tidak sudi kembali kepada pria kotor sepertimu! dan jangan lagi menyebut putri ku Ive sebagai putri kita! Ive hanyalah putriku. Putriku dan Jhon adalah Ayahnya sekarang dan seterusnya. "

Hendrick mengepalkan tangannya kesal mendengar tiap kata yang keluar dari mulut Elia.

" Kau bilang aku kotor? dan kau ingin Jhon jadi Ayahnya? kau pikir pria licik itu tulus melakukanya? " Hendrick tersenyum dengan artian meremehkan.

" Memang kenapa kalau dia punya maksud? setidaknya Jhon seribu kali lipat lebih baik dari mu yang sangat kotor itu. "

Hendrick yang semakin tak bisa menahan kemarahannya, kini meraih leher Elia lali mencengkram dan mendorongnya.

" Jangan lupa kalau kau juga amat kotor. Kau juga sering berhubungan intim dengan banyak pria sebelumnya kan? kau bahkan menipuku dengan melakukan operasi selaput darah. Kau pikir kau pantas mengatai ku kotor?! Huh?! "

Elia uang mulai tersengal hanya bisa menahan rasa sakitnya sembari memukul-mukul tangan Hendrick yang semakin erat mencengkram lehernya.

" Kau bo doh! kau sa ngat bo doh! " Ucapan Elia tersengal-sengal tapi dia juga tak mau mengalah kepada Hendrick kali ini.

" Diam atau kau akan mati?! "

TBC