Suatu hari hidup seorang pangeran bernama Afnan Azkiya yang mendapatkan julukan pangeran tertampan di dunia dan dia bertunangan dengan putri kerajaan paling cantik di benua manusia.
namun konflik antara kerajaan mereka terjadi karena ada Kerajaan yang telah menipu kerajaan tunangannya dengan surat palsu agar mereka berperang yang membuat kerajaan sang pangeran hancur lebur dan dia dijadikan selir pertama laki-laki di dunia dengan penuh hinaan dan ejekan namun suatu hari ternyata kebenaran terungkap yang membuat sang pangeran mencari kerajaan mana yang bersengkongkol untuk membuat kedua kerajaan berperang.
Inilah kisah seorang pangeran yang mencari kerajaan yang membuat kedua kerajaan berperang namun siapa sangka ternyata sang pangeran memiliki takdir yang lebih sulit daripada itu yang membuat dia harus melawan seluruh dunia,takdir apakah itu? ikuti kisah sang pangeran yang menantang seluruh dunia demi membalas dendam keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEZA KUSUMA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Masuk Prajurit tingkat rendah
pagi yang cerah banyak semua orang berkumpul bahkan sampai ribuan orang berbondong-bondong untuk menjadi prajurit tingkat rendah dengan semangat.
Afnan Azkiya yang masih di penginapan VIP Glimmer Wood meminum ramuannya kembali agar penyamaran nya tetap bertahan namun Afnan Azkiya di perlakukan khusus banyak prajurit yang mengawalnya saat dalam perjalanan yang membuat semua orang bingung namun rumor tentang Bahir Azkiya menjadi pasangan Putri Delisa yang sama sekali dari dulu tidak suka pria dan akhirnya menemukan pria yang di idamkan nya.
Afnan Azkiya berjajar ke barisan dengan rapih dan di altar tempat berkumpulnya pangeran ratu dan raja dan putri kerajaan semuanya berkumpul Putri Delisa selalu memandang Afnan Azkiya tampa memandang orang lain hanya seperti ada Afnan Azkiya di dalam pandangannya.
Afnan Azkiya bergumam dengan mengejek "sepertinya dia sudah membuat simpul hati pada hatinya untuk diriku hahaha."
Raja Glimmer Wood berkata dengan keras "untuk pemilihan Prajurit tingkat rendah akan memiliki 4 test dan yang gugur lansung di usir dari daerah ini kami tidak butuh orang yang lemah."
Afnan Azkiya bergumam dengan santai"peraturan yang aneh tapi 4 test yang dimaksud apa saja?."
Raja Glimmer Wood berkata dengan keras "test pertama harus melawan sihir dari penyihir tingkat rendah selama 10 menit bila berhasil mengalahkan akan langsung masuk ke babak selanjutnya bila sudah tidak mampu boleh berteriak menyerah ataupun mengangkat tangan,apa kalian siap pertandingan pertama di mulai siapa yang ingin maju."
Afnan Azkiya berkata dengan semangat "saya yang mulia."
Raja Glimmer Wood berkata dengan keras "baiklah kamu akan melawan penyihir es tingkat rendah."
Afnan Azkiya masuk ke arena dan di ejek semua orang karena mereka tahu latar belakang palsu Afnan Azkiya budak dan pelacur laki-laki yang sangat jarang di temui.
Peri rubah yang diam di atas altar lansung turun berkata dengan lembut "Bahir Azkiya kamu akan melawanku bagaimana?, sekalian kita taruhan."
Afnan Azkiya menggelengkan kepalanya berkata dengan tenang "tidak bisa, kekuatan mu diatas ku bahkan aku seperti tidak layak melawan denganmu."
Peri rubah tersenyum tipis berkata dengan lembut " ya sudah sebenarnya taruhan nya bila kamu menang aku akan memberikan beberapa kemampuan khusus namun bila kalah kamu akan di bawa ke kerajaan ku itu saja."
Peri rubah naik ke atas dan duduk dengan santai karena peri rubah tahu kemampuan Afnan Azkiya yang di sembunyikan nya menebas puluhan pohon dengan satu kali tebas pedang.
penyihir es tingkat rendah masuk dengan santai dan memandang Afnan Azkiya dengan remeh seperti semut di hadapannya.
Raja Glimmer Wood berkata dengan keras "silahkan perkenalkan identitas kalian."
Afnan Azkiya berkata dengan tenang " nama saya Bahir Azkiya latar belakang saya sangat suram dan aku bertujuan masuk ke Prajurit tingkat rendah untuk melindungi orang yang ku sayangi."
Penyihir es berkata dengan tenang "nama saya Fahmi Hadi latar belakang saya adalah keluarga miskin dan akhirnya aku berhasil menjadi penyihir tingkat rendah karena selalu berlatih dengan giat."
Raja Glimmer Wood berkata dengan keras "mulai pertandingan nya sekarang."
Afnan Azkiya melepaskan sarung pedang dan siap untuk melawan penyihir tingkat rendah dan Fahmi Hadi menggunakan teknik sihirnya tanpa peralatan sedikitpun.
Fahmi Hadi langsung menyerang menggunakan teknik sihirnya
"sihir es tembakan jarum es!."
Afnan Azkiya menghindar dengan cepat namun Afnan Azkiya terkejut karena teknik sihir tadi hanya pengalihan membuat dia lengah
" sihir es pedang es."
Proyeksi pedang es raksasa menabrak tubuh Afnan Azkiya yang membuat dia terpental cukup jauh dan hampir keluar arena Afnan Azkiya mengeluarkan dua suap darah dari mulutnya.
semua orang yang menyaksikannya semua menertawakan Afnan Azkiya namun Afnan Azkiya tidak mempedulikannya dan langsung menyerang menggunakan pedangnya namun Fahmi Hadi lebih cepat mengeluarkan teknik pelindung.
" Sihir es pertahanan es!."
Afnan Azkiya bertabrakan dengan pelindung Es Fahmi Hadi dan mencoba menghancurkan pelindung namun Afnan Azkiya sama sekali tidak memberikan goresan sedikit pun.
Fahmi Hadi memberikan senyuman dingin berkata dengan mengejek "pria jalang lebih baik kamu bekerja saja di rumah bordil dari pada menjadi prajurit haha."
Semua orang tertawa terbahak-bahak "hahahahahaha hahaha."
Afnan Azkiya tidak menghiraukan ejekan dan tertawaan orang lain namun Afnan Azkiya memberikan senyuman paling menakutkan yang membuat Fahmi Hadi gemetar ketakutan karena seperti melihat iblis yang bangkit dari neraka untuk membalas dendam.
Peri rubah berkata dengan perlahan "selesai sudah pertempuran ini Bahir Azkiya hihi."
Afnan Azkiya mengeluarkan sihir listriknya membuat kecepatannya seperti hantu yang bisa menghilang dalam sekejap.
Afnan Azkiya mencoba menghancurkan pelindung nya kembali setiap tebasan berpindah ke sisi lain dan mulai memunculkan retak di sihir pelindung Fahmi Hadi dan retakan tersebut melebar hingga hancur.
PANG!!
PANG!!
Suara pelindung yang hancur membuat tertawaan semua orang berhenti karena mereka tidak tahu Afnan Azkiya memiliki sihir listrik dengan seperti pertarungan yang sudah mahir dalam peperangan.
Peri rubah bergumam dengan perlahan "teknik tadi sepertinya aku kenal tapi tidak mungkin dia penampilannya lebih tampan dari pada Bahir Azkiya."
Afnan Azkiya langsung menyerang Fahmi Hadi namun Fahmi Hadi memiliki refleks yang cepat dan mengeluarkan teknik
" sihir es pembeku!!."
Afnan Azkiya membeku di kotak es saat Fahmi Hadi ingin menendang Afnan Azkiya keluar arena tiba-tiba di tubuh Afnan Azkiya mengeluarkan aura listrik yang sangat tajam dan menghancurkan es yang berada di tubuhnya.
Afnan Azkiya langsung menyerang dengan pedangnya yang membuat tubuh Fahmi Hadi memiliki banyak sayatan pedang tajam namun saat ingin menghindar tanpa di sangka listrik muncul mengelilingi tubuhnya membuat pupil Fahmi Hadi mengecil seperti jarum.
Afnan Azkiya berkata dengan dingin " sihir listrik ular listrik."
Muncul siluet ular listrik berwarna biru dan mengikat Fahmi Hadi yang membuat dia berteriak kesakitan.
"ahhhhhhhh!."
Fahmi Hadi berteriak dengan keras "aku menyerah,aku menyerah Ahhhhhh."
Afnan Azkiya menghilangkan ular listrik dan pergi tanpa memandang Fahmi Hadi yang membuat Fahmi Hadi merasa terhina dan melancarkan serangan diam-diam dan memunculkan ribuan jarum es yang besar dan tajam dan Afnan Azkiya ingin menghindar namun tidak di sangka Fahmi Hadi membuat jebakan membuat Afnan Azkiya terperangkap di penjara es dan ribuan jarum es yang tajam langsung mengenai Afnan Azkiya yang membuat dia berteriak kesakitan.
"ahhhhhhh!!."
Putri Delisa dan peri rubah langsung lompat dan masuk ke arena dan langsung membunuh Fahmi Hadi dengan sekali tebasan di kepalanya.
Peri rubah berkata dengan marah " kalah, menyerang diam-diam apa kerajaan kalian memilih penyihir bajingan ini."
Putri Delisa langsung mendekati Afnan Azkiya dan memeriksa keadaannya ternyata tubuhnya terluka parah Afnan Azkiya bergumam dengan lemas "bajingan sial lan membuat rencana ku hampir gagal."
Putri Delisa berteriak dengan marah "cari keluarga Fahmi Hadi dan bunuh semua keluarganya di hadapanku tanpa tersisa sedikitpun."
Peri rubah berkata dengan tenang kepada Putri Delisa "tidak perlu dibunuh lebih baik aku serap jiwa-jiwa nya hingga tidak tersisa."
Afnan Azkiya... Sial aku malah membuat musuhku sendiri semakin kuat.
Putri Delisa berkata dengan lembut "baiklah bila permintaan temanku aku akan memberikannya padamu."
Raja Glimmer Wood berkata dengan keras "karena penyihir kamu berbuat curang kami akan menghukum semua keluarganya tanpa tersisa."
putri Delisa berkata dengan sedih kepada Afnan Azkiya" Bahir apa kamu terluka parah."
Afnan Azkiya menggelengkan kepalanya berkata dengan lembut "tidak aku tidak terluka parah namun pakaian yang kamu berikan robek."
Putri Delisa berkata dengan lembut"tidak perlu mementingkan pakaian asal kamu baik-baik saja aku senang."
Semua orang yang hadir terkejut mendengar perkataan putri Delisa namun peri rubah tidak sama sekali dia langsung mengangkat Afnan Azkiya dan membawanya pergi menuju ke kamarnya.
Kamar tamu peri rubah.
Afnan Azkiya berbaring dengan santai di ranjang tanpa mempedulikan tubuhnya yang terluka karena tubuhnya akan pulih dalam beberapa jam.
Peri rubah berkata dengan menggoda "ayo kita cek semua tubuhmu."
Afnan Azkiya berkata dengan tenang "tidak perlu aku baik-baik saja hanya luka goresan saja."
Peri rubah tersenyum menawan berkata dengan lembut " baiklah kalau begitu,aku akan meninggalkanmu di sini dan besok juga kamu akan mengikuti tes kedua yang lebih sulit daripada ini."
Afnan Azkiya berkata dengan lembut
"terimakasih atas bantuannya peri rubah."
Peri rubah menggelengkan kepalanya berkata dengan menggoda "kamu istirahat disini sampai besok kita akan tidur bersama saat malam hari hanya berdua saja."
Afnan Azkiya"..."
Afnan Azkiya berkata dengan lembut"tidak perlu aku harus kembali ke penginapan ku untuk mengambil beberapa barang-barang ku."
Peri rubah tidak menghiraukannya dan langsung pergi dan menutup pintunya menggunakan sihir nya yang sangat kuat untuk mengurung Afnan Azkiya.