NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2

"Pak, saya beneran tulus minta maaf. Saya janji nggak akan terobos lampu merah lagi. Jadi, tolong jangan laporin saya, ya? Bapak nggak kasian apa sama saya?" Sahut Kristal lagi dengan nada memelas, berharap pria itu sedikit berbaik hati dan mengampuninya. Dia masih terlalu muda untuk mendekam di balik jeruji besi.

"Keluar dan berhenti panggil saya, Bapak. Saya bukan Bapak kamu." Nada datarnya tidak berubah, begitupun dengan posisinya yang tetap membelakangi Kristal.

Pria itu menutup matanya, malas meladeni gadis yang telah membawa kesialan itu. Lagi pula dia juga tidak berniat melaporkan gadis ingusan sepertinya.

Bibir Kristal komat kamit tanpa mengeluarkan suara. Dia benar-benar kesal menghadapi pria menjengkelkan ini, tapi tidak melayangkan protes sedikitpun.

Kristal akhirnya memilih pamit dengan sopan sebelum keluar dari ruangan pasien.

"Itu orang bikin emosi, SHIBAL!" Kristal berteriak di akhir kalimat. Untunglah tidak ada perawat atau pasien yang melewati lorong itu. Bisa-bisa dia di tegur karena membuat keributan di rumah sakit.

"Orang itu tidak waras. Ditawarin ganti rugi nggak mau, sudah begitu wajah dan cara bicaranya ketus sekali. Dasar sok tampan, lebih tampan juga Kim Taehyung! Gadis yang menikah dengan dia pasti sial tujuh turunan!" Omel Kristal tanpa henti.

"Huh! Mimpi apa si aku semalam? Sudah terlambat bekerja, menerobos lampu merah, hampir di tabrak pula. Untunglah aku dan motorku selamat." Langkah Kristal terhenti, mulut dan matanya melebar sempurna setelah menyadari sesuatu.

"Astaga, motorku! Motorku masih ada disana! HUAAAAAA!"

Kristal mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi sambil berlari keluar rumah sakit dengan langkah cepat. Dia sangat ceroboh. Handphone dan dompetnya tertinggal di bagasi motor, bahkan kuncinya pun tidak dia bawa karena panik dan langsung naik ke ambulance.

Tidak punya pilihan lain, Kristal pun terpaksa kembali ke lokasi kecelakaan dengan berjalan kaki.

Sedangkan pria yang sedang beristirahat di dalam kamar pasien itu tampak sedikit kesal. Perkataan kurang ajar dari gadis itu terus terputar di benaknya. Bagaimana tidak? Dia mendengar dengan jelas setiap ucapan tidak sopan yang gadis itu lontarkan padanya. Bahkan suara cemprengnya itu menggema di sepanjang lorong.

"Gadis itu tidak waras."

...•••...

Tuan besar, saya mendapat telepon dari rumah sakit. Tuan muda dan tuan Leo mengalami kecelakaan saat pulang dari kantor!" Pak Tomo berlari masuk ke dalam ruang tamu dengan tergesa-gesa.

"Apa?!" Pria paruh baya itu bangkit dari duduknya dengan panik saat mendengar perkataan dari supir pribadinya.

"Rumah sakit mana? Kita, kita kesana-" Belum selesai dia berbicara, nyeri hebat menghantam dadanya.

Pria tua itu terdiam, memegangi dadanya dengan erat.

"T-tuan besar! Tuan! Pengawal! Tuan besar pingsan!" Pak Tomo berteriak, panik, sambil berusaha mengangkat tubuh tuannya yang terjatuh.

...•••...

"Kay, kata resepsionis, biaya pengobatan kita sudah di bayar oleh gadis yang datang bersama kita," sahut Leo, teman sekaligus asisten pribadinya.

Kay Lyxander, pria tampan berusia tiga puluh lima tahun itu, tertawa sinis. Gadis aneh itu ternyata benar-benar bersikeras untuk bertanggung jawab. Padahal, tanpa bertanggung jawab juga, Kay tidak akan membuang-buang waktu berharganya hanya untuk melaporkan gadis aneh itu.

"Kamu sudah bertemu dengannya?" tebak Leo saat melihat raut wajah Kay yang nampak biasa saja.

Kay mengangguk singkat, pandangannya fokus pada MacBook yang ada di hadapannya. Jari-jemarinya yang kekar sibuk membalas beberapa email penting dari para klien.

Leo mendekat dengan wajah penasaran. "Bagaimana?" tanyanya.

"Rapat besok tetap dilaksanakan, tapi ditunda setelah jam makan siang."

"Ck, bukan itu! Yang aku maksud adalah gadis yang ikut bersama dengan kita ke rumah sakit. Apa dia gadis yang membawa motor itu?" tanya Leo lagi.

Kay kembali mengangguk singkat sebagai balasan.

"Anak itu memang punya nyali yang besar. Kau melihatnya, kan? Dia tanpa takut menerobos lampu merah. Jika saja aku tidak bertindak cepat, nyawanya pasti sudah melayang." Leo menggeleng kepalanya sambil terkekeh geli.

"Tapi, dia cukup tahu diri juga. Dia mengantar kita ke rumah sakit dan membayar biaya pengobatannya. Hm, bagaimana perawakannya? Apa dia masih muda? Dia bilang apa saja padamu?" tanya Leo lagi dengan antusias. Dia cukup penasaran dengan gadis itu.

Kay membanting MacBook miliknya ke atas meja dan menatap Leo dengan tajam. "Lebih baik sekarang kau telpon supir di rumah untuk menjemput kita, daripada membahas gadis itu!" ucapnya dengan kesal. Telinganya sudah panas dari tadi, mendengar mulut cerewet Leo yang tidak berhenti berkicau.

Leo terkekeh. "Aku sudah menelpon supir tadi, Pak Tomo akan tiba sebentar lagi." Tepat setelah ucapan Leo selesai, sebuah panggilan masuk dari handphonenya.

Leo merogoh saku celananya, mengambil handphone lalu mengangkatnya. "Halo? Bapak sudah sampai?"

"Tuan Leo, saya sudah di rumah sakit. Tapi saya bersama tuan besar, tuan besar pingsan setelah mendengar kecelakaan tuan muda!" ujar Pak Tomo di seberang sana.

"Apa?!"

Suara nyaring Leo sontak membuat Kay langsung menatapnya dengan rasa penasaran.

"B-baiklah, kami akan segera kesana." Leo mematikan teleponnya lalu segera menghampiri Kay.

"Ada apa?"

"Tuan besar pingsan setelah mendengar kabar kecelakaan kita. Aku rasa beliau mengalami serangan jantung," jelas Leo dengan khawatir, wajahnya penuh kecemasan.

Kenapa kau mengatakan kecelakaan kita?!" Kay bertanya dengan nada tinggi.

"Aku tidak tahu kalau Pak Tomo akan mengatakannya. Ayo, kita kesana, tuan besar ada di ICU sekarang," jawab Leo, kemudian langsung memasukkan handphonenya ke dalam saku dan mendorong kursi roda Kay.

Kay mengusap wajahnya dengan kasar. Mata obsidian yang tenang itu seketika memancarkan ketakutan. Mendengar Leo yang mengatakan kakek ada di ICU, Kay bisa memastikan kondisinya memburuk.

Keheningan menerjang selama menuju ruang ICU, hanya terdengar bunyi kursi roda yang didorong di sepanjang lorong.

"Bagaimana keadaan kakek?" tanya Kay setelah tiba di depan ICU.

"T-tuan Kay, Anda baik-baik saja?" Pak Tomo bangkit dari duduknya, dia menatap Kay dari atas sampai bawah dengan ekspresi khawatir.

"Kami hanya mengalami kecelakaan ringan. Harusnya Pak Tomo jangan memberi tahu tuan besar mengenai kecelakaan ini!" Ujar Leo menyalahkan.

Pak Tomo menunduk dengan perasaan bersalah. "M-maafkan saya, tuan. Saya panik saat mendengar kalian mengalami kecelakaan, jadi tanpa sadar saya langsung memberitahu tuan besar."

Kay menghela nafas kasar. Menyalahkan Pak Tomo juga bukan pilihan yang tepat. "Kita tunggu saja, semoga kakek baik-baik saja."

Pak Tomo dan Leo mengangguk. Mereka akhirnya duduk, menunggu dokter keluar dari ruang ICU dengan harapan kabar baik tentang kondisi tuan besar.

Leo mencuri pandang ke arah Kay, meski sikap dan wajahnya terlihat tenang, Leo tahu dengan jelas bahwa Kay adalah orang yang paling mencemaskan keadaan tuan besar sekarang.

Satu jam berlalu, seorang dokter akhirnya keluar dari ruang ICU. Sontak semua yang ada di sana langsung berdiri, kecuali Kay.

"Bagaimana keadaan tuan besar?" Tanya Pak Tomo dengan nada khawatir.

Mereka semua diam, menunggu jawaban dari sang dokter dengan wajah cemas.

"Syukurlah kalian membawanya tepat waktu sehingga pasien bisa melewati masa kritisnya. Untuk sementara pasien akan rawat inap sampai masa pemulihan selesai," jelas dokter.

Mendengar kondisi tuan besar dari sang dokter ketiga pun bernapas lega. Hampir saja musibah kembali terjadi.

"Kalian bisa menjenguk pasien setelah dipindahkan. Salah satu dari anggota keluarga boleh ikuti saya," tambah dokter.

Leo menatap ke arah Kay dan langsung dibalas dengan anggukan singkat oleh pria itu.

"Saya yang akan mewakili pasien," ucap Leo.

"Baiklah, mari," jawab dokter.

Kay menatap kepergian Leo dan sang dokter dengan diam. Disaat seperti ini memang Leo lah yang sering mengambil alih karena Kay sulit untuk bergerak menggunakan kursi rodanya.

"Tuan muda, ayo kita ke ruangan tuan besar," ajak Pak Tomo, kemudian mendorong kursi roda Kay dengan kecepatan sedang, menuju ruangan VVIP yang sudah disediakan.

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!