Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.
Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.
Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?
happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 ( Sampai mati pun aku tidak akan mau bercerai)
Dua wanita berbeda usia sedang membicarakan langkah apa ynag akan mereka ambil setelah mendengar jika Jesan telah kembali dan sekarang malah menjadi istri dari Hasta,”Vanes, kita harus apa sekarang? Bagaimana kalau Jesan mengatakan semuanya pada Hasta,” ucap Sarah merasa khawatir.
“Mama tenang dulu, Vanes juga lagi berpikir gimana caranya menyingkirkan Jesan lagi. Vanes yakin kalau abang belum tau dan wanita itu juga ga akan berani mengatakan apapun sama abang,” ujar Vanes.
“Kalian salah, aku sudah tau semuanya,” pekik Hasta yang tanpa di duga pulang ke rumah.
Sarah dan Vanes terkejut dan bingung harus apa? Apakah mereka bisa mengelak dan masih berbohong tentang kejahatan mereka di masa lalu?
Hasta menarik napas sangat dalam menatap sendu wanita yang merupakan ibu kandungnya yang telah melahirkan dirinya. Seorang ibu yang paling ia sayangi, hormati dan memberinya kehidupan tapi mengapa? Hanya karena ia mencintai seorang gadis yang tidak sederajat dengan keluarganya sang ibu tega ingin menyingkirkan Jesan dari hidupnya.
Tatapan matanya beralih menatap Vanes yang malah bersembunyi dibelakang sang mama seolah ia takut jika abang nya akan memarahi dan mencacinya,”Mengapa … mengapa kalian tega melakukan ini pada Jesan,” lirih Hasta berusaha meredam amarahnya agar tidak keluar kata-kata kasar yang mana akan menyakiti hati mama nya.
“Maksud kamu apa? Memangnya mama melakukan apa pada Jesan, Hasta,” elak Sarah.
“Ck, aku tidak menyangka mama yang selalu aku banggakan bisa berbuat serendah itu. Mengapa mama masih mengelak kalau mama dan Vanes lima tahun lalu menganiaya Jesan dan bahkan kalian berniat melenyapkan Jesan dengan membakar rumah kontrakannya!”
“Apa?!” pekik Adnan yang baru saja pulang dari kantor mendengar putranya berteriak dan sangat mengejutkan baginya mendengar perkataan putranya yang mengatakan hal buruk tentang istri dan putrinya.
“Papa, lihat putramu sudah berani dia bentak-bentak mama hanya karena membela Jesan. Padahal dia hanya wanita murahan yang merusak rumah tangga putra kita,” Sarah menghampiri Adnan dan masih berusaha membela diri.
Sedangkan Vanes kini gadis itu sudah merasa panik ditambah tubuhnya bergetar keringat dingin karena baru kali ini ia melihat Hasta marah.
“Katakan dengan jelas, Hasta. Kenapa kau menuduh mama mu dan Vanes mencelakai Jesan?” tanya Adnan masih tidak percaya.
Hasta pun menceritakan segalanya dan fakta yang telah Jesan katakan padanya. Begitu pun tentang kedatangan Anjani yang membuat Jesan hampir kehilangan bayi mereka. Adnan terduduk lemah seraya mengusap kasar wajahnya lalu ia beralih menatap Vanes yang hanya diam sedikit ketakutan.
“Vanes, lihat papa! Apa benar yang dikatakan abang mu?” tanya Adnan.
Vanes dengan ragu menganggukkan kepalanya membuat Adnan merasa frustasi,”Kalian sudah berbuat criminal. Aku akan laporkan ke polisi agar kalian mempertanggung jawabkan perbuatan kalian yang sudah di luar batas,” putus Adnan lalu ia beranjak dari duduknya melangkah pergi menuju kamarnya.
Sarah mengejar suaminya seraya berteriak agar Adnan tidak melaporkannya ke polisi. Hasta menghampiri Vanes yang masih terdiam dan sedikit takut,”Kenapa, Vanes kau terlibat criminal seperti ini? Apa aku pernah berbuat salah padamu? Kau tidak pernah mengenal Jesan bagaimana orangnya tapi kenapa kau mau membantu mama melenyapkan wanita yang sangat berarti dalam hidup abang mu. Kau tau bagaimana rasanya cinta tidak di restui seperti apa yang kau alami bersama kekasihmu.
“Tapi, kenapa justru kau tidak bisa merasakan apa yang dirasakan Jesan saat mama datang dan menganiaya dia. Apa kau juga menganiayanya?” Vanes ingin meraih tangan Hasta, tetapi Hasta menepisnya.
“Maafkan aku, bang. Kau benar aku juga ikut melakukan kekerasan padanya, hiks,” lirih Vanes dibarengi tangisannya.
“Kalau bukan adik ku sudah aku tendang kau keluar dari rumah ini! Abang ga percaya adik perempuan abang bisa ngelakuin hal serendah itu. Mulai sekarang aku tidak akan pernah menganggap mu adik lagi, mengerti!” tekan Hasta yang melangkah pergi meninggalkan Vanes yang terus saja mengejarnya memohon untuk dimaafkan.
“Bang .. Maafin Vanes. Aku akan meminta maaf sama Jesan tapi aku mohon maafkan aku. Abang …” Teriakan Vanes tidak di dengar Hasta yang mana ia sudah pergi melajukan motor sportnya kembali ke rumah untuk menyelesaikan urusannya dengan Anjani.
*
*
Hasta sampai di rumahnya dan di sambut dingin oleh Anjani yang sedari tadi menunggunya pulang. Seperti biasa Hasta mengabaikannya ia melewati Anjani begitu saja tapi kali ini wanita itu Menahan tangan Hasta dan menatap tajam pada suaminya itu.
“Lepas, aku sedang terburu-buru dan tidak ada waktu untuk berdebat denganmu, Anjani,” ketus Hasta menepis genggaman Anjani.
“Apa kau tidak merasa bersalah sedikit pun Mas. Kau sudah mengkhianatiku tidak sadar kah kau telah menyakitiku!” pekik Anjani dengan nada tinggi.
“Yang harusnya tersakiti adalah Jesan. Tidak sadar kah kau hampir membunuh anak yang tidak berdosa. Untung saja anak ku selamat kalau tidak …”
“kalau tidak apa, hah! Bukan aku yang membuatnya tiada tapi karena kelakuan ibunya yang menjadi penghancur pernikahan kita mas. Jadi, anaknya lah yang harus menanggung dosa-dosa ibunya!”
“Cukup!”
“Anjani, kau benar-benar membuat ku muak. Sadar lah kau itu sudah menyakiti ku dan Jesan lalu sekarang anak ku yang hampir menjadi korban. Aku sudah putuskan kalau pernikahan ini tidak akan ku pertahan kan lagi. Mari berpisah,” ucapan Hasta membuat dada Anjani seperti tertusuk jarum.
Hasta pergi meninggalkan Anjani yang terdiam. Pria itu tidak perduli dan Anjani tersadar dari lamunan nya lalu ia pun mengejar Hasta ke kamarnya.
“Mas, aku mohon jangan katakan perpisahaan denganku, hiks,” Anjani memeluk Hasta dari belakang ia terus saja memohon membuat Hasta lelah sangat lelah menghadapai keegoisan Anjani.
“Anjani, mengertilah pernikahan ini tidak bisa di pertahankan lagi karena sampai kapan pun tidak akan pernah ada cinta untukmu. Aku tidak ingin kau semakin tersakiti aku sangat menyayangimu sebagai adik ku. Andrew … ya menurutku dia sangat tulus padamu. Tidak ada salahnya kau membuka hatimu untuk dia yang sangat mencintaimu,”
Anjani terkejut saat Hasta menyebut nama Andrew. Wanita itu berpikir mengapa Hasta bisa yakin jika Anjani akan menerima Andrew padahal sama sekali ia tidak pernah punya perasaan dengan pria itu.
Hasta kembali membereskan barang-barangnya dan berniat tinggal di apartemen dengan Jesan. Sontak Anjani yang melihat suaminya pun kembali bersuara karena ia tidak ingin Hasta pergi meninggalkannya.
“Mas, kau mau kemana mengemasi pakaian mu ke dalam koper?” lirih Anjani.
“Aku akan tinggal bersama Jesan di apartemen dan ya, besok aku akan mengirimkan surat perceraian kita yang sudah aku buat,” ujar Hasta.
“Mas, kau tega sekali padaku. Sampai mati pun aku tidak akan mau bercerai dengan mu!” teriak Anjani.
“Terserah,” Hasta menarik kopernya meninggalkan Anjani. Lagi-lagi wanita itu berlari menghampiri Hasta dan ingin mencegahnya.
Tidak peduli dengan Anjani yang terus memanggilnya Hasta menyalakan mesin mobil dan langsung melajukan mobilnya keluar, Anjani menangis, tubuhnya luruh ke bawah isakan terdengar sangat menyakitkan usai sudah pernikahannya dengan Hasta, seribu kali ia mencoba bertahan dan mempertahan kan pernikahannya hanya perceraian yang menjadi akhirnya.
“Baiklah, kalau itu mau mu, Mas. Kau akan menyesal sudah melakukan ini padaku bahkan selamanya aku akan membuat hidup mu selalu diliputi rasa bersalah!” ancam Anjani menatap tajam ke depan dengan air mata yang luruh membasahi kedua pipinya yang tak berkesudahan.
*
*
Bersambung.