Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 26
"Ada apa dengan kamu Arga? Kenapa pulang dari rumah Gisel kamu malah marah-marah?"tanya kedua orang tuanya.
"Dari mana aku mendapatkan uang banyak Bu?"ujar Arga meremas kepalanya dengan sangat kuat.
"Uang untuk apa? Untuk membayar apa yang sudah di kelurahan oleh Naima untuk pesta yang tidak jadi itu? Enak saja mereka meminta ganti rugi! Bahkan kemarin saja mereka bersikap sombong seperti itu! Lalu sekarang meminta kamu membayar ganti rugi? Tidak bisa! ibu tidak mau!"tanya Bu Sari sedikit emosi.
"Apa yang di katakan ibuku benar! Lagian kenapa mereka kemarin bersikap sombong. Bukankah dari awal juga mereka yang setuju untuk membiayai semua pesta itu? kecuali seserahan yang untungnya tidak kita beli. Jadi tidak mubazir, karena mana mungkin Gisel mau di berikan barang-barang murahan yang di beli di pasar!"kali ini apak Riyadi yang berbicara.
Tidak terima jika harus mengeluarkan uang banyak. Memang orang-orang pelit bin medit mereka itu rupanya. Ingin hidup enak tapi tidak mau berkorban sedikit pun.
"Tadi Arga berbicara dengan Pak Angkasa dan Gisel. Mengenai pernikahan kami nanti. Kami sepakat pernikahan akan di lakukan satu bulan lagi. Tapi ada sesuatu yang membuat aku sakit kepala. Bukan masalah Naima atau keluarganya. Gadis itu tak pernah mempermasalahkan apapun dengan yang sudah dia keluarkan. Bagaimana aku bisa menghubungi Naima, nomor aku saja sudah di blokir oleh dia,"jawab Arga kemudian bersandar di kursi dan menatap langit-langit.
"Lalu apa yang membuat kamu pusing dan harus mencari uang banyak? Bukannya seharusnya kamu bahagia, karena satu bulan lagi kalian akan menikah. Dan kita tak lama lagi akan menjadi orang kaya!"ujar Bu Sari tersenyum lebar.
Karena satu bulan lagi dia benar-benar akan menjadi orang kaya. Dia bisa pamer kepada tetangga dan keluarganya jika Arga bisa menikah dengan anak orang kaya. Pemilik perusahaan besar. Dan bahkan Arga akan segera mendapatkan jabatan yang tinggi.
"Gisel ingin mengadakan pesta besar dan mewah. Pak Angkasa setuju. Tapi dia mengatakan jika yang harus mengeluarkan uang untuk pesta impian Gisel adalah kami. Karena menurutnya saat kami memutuskan untuk berumah tangga. Maka kami harus siap dengan segala sesuatunya sendiri. Termasuk dengan masalah biaya pernikahan kami. Sepertinya dia marah karena aku dan Gisel ...,"ujarnya menggantung.
Mana mungkin dia mengatakan kepada kedua orang tuanya jika dia dan Gisel saling icip-icip sedikit-sedikit. Mencicil hal yang tak seharusnya mereka lakukan sebelum menikah. Lihat dan pegang sana sini. Bahkan sekarang juga kepalanya semakin pusing. Karena menahan keinginan dalam dirinya akibat ulah dari Gisel.
"Apa? Kenapa harus kita yang harus mengeluarkan uang untuk pesta? Berapa banyak itu? Pasti bukan puluhan juta. Ratusan juta Arga! Dengan keluarga Pak Hamdan saja kita enggan mengeluarkan uang sepeserpun. Apalagi dengan mereka yang katanya orang kaya! Bukannya Gisel adalah anak satu-satunya dari Pak Angkasa? seharusnya jika memang dia anak satu-satunya, dia menuriti apapun yang di inginkan anaknya. Dan urusan pesta harusnya itu adalah tanggung jawab keluarga wanita kan? Kenapa kita yang harus mengeluarkan uang? lagi pula dia yang lebih banyak memiliki tamu nantinya para pengusaha besar juga kan? Kenapa dia sangat pelit sekali! Dasar pria sombong!"emosii Bu Sari meluap-luap.
"Benar! Lagi pula dari mana yang sebanyak itu? Kita tak memilikinya. Kamu bicara lagi dengan Gisel, agar dia yang berbicara dengan ayahnya! Jika memang harus seperti itu, lebih baik kalian tidak menikah saja. Karena sekarang saja pelit apalagi nanti! Semua yang kita bayangkan sepertinya tak akan pernah terwujud. Lebih baik kamu menikah dengan Naima saja! Itu jauh lebih bagus! Kita tak perlu mengeluarkan banyak uang. Belum lagi dia juga mau bekerja. Setidaknya dia akan membantu keuangan Keluarga!"kali ini Pak Ariyadi yang mengatakan ketidak setujuannya.
"Tidak! Enak saja Arga menikah dengan Naima! Apa bapak tidak lihat perlakuan dari Pak Hamdan terakhir kali kepada kita? Dia sangat sombong sekali! Lalu sekarang kita akan datang lagi untuk kembali melanjutkan pernikahan Arga dan Naima setelah kita membatalkannya? Tidak! Mau di taro di mana harga diri kita? Yang ada butuh tani kecil itu semakin besar kepala! Belum lagi Naima yang akan mengira jika Arga sangat mencintai dia!"protes Bu Sari membaut kepala Arga. Semakin pusing saja.
"Naima tak akan pernah mau kembali padaku Pak, apalagi dia sudah punya pria lain. Apa ini adalah karma karena aku sudah mempermainkan perasaan Naima? Wanita yang sudah dengan tulus mencintai aku. Wanita yang sudah banyak berkorban untuk kita selama dua tahun ini,"ujar Arga kembali mengingat wajah Naima.
Wajah cantik Naima yang akhir-akhir ini malah sering datang ke dalam mimpinya. Padahal sebelumnya dia tak pernah memimpikan Naima. Wanita yang juga nyatanya sudah mencuri sebagian hatinya.
"Halah! Mana ada karma-karma begitu! Kalau memang kamu tidak mau kembali kepada Naima. Berarti jalan satu-satunya adalah kamu harus berbicara dengan Gisel untuk membuat ayahnya mau mengeluarkan uang pesta pernikahan kalian. Karena kita tidak mungkin mengeluarkan uang sebanyak itu. Melihat uang sebanyak itu juga tak pernah. Apa lagi menghamburkannya dengan sia-sia hanya untuk pesta saja. Uang ratusan juga di habiskan dalam satu hari. Rasanya sayang sekali, uang sebanyak itu bisa kita belikan tanah dan rumah atau perhiasan. Sehingga semua orang akan memuji dan menghormati kita!"ujar Pak Riyadi.
"Benar! Uang sebanyak itu lebih baik di belikan perhiasan. Biar ibu terlihat seperti orang kaya memiliki banyak perhiasan. Dan semua orang akan lebih menghargai kita. Dari pada untuk pesta yang hanya satu hari,"tambah Bu Sari.
"Kepala Arga pusing, Arga mau istirahat dulu. Apalagi besok Arga harus kerja lagi,"ujar Arga yang mengambil cuti satu hari ini karena memang menyelesaikan masalahnya dengan keluarga Ayah Hamdan.
Arga masuk ke dalam kamarnya, membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menatap langit-langit kamar, malah bayangan wajah Naima yang muncul sambil tersenyum dan tertawa. Bayangan kenangan-kenangan kebersamaan bersama Naima juga kembali terlintas di benaknya. Terakhir adalah siluet bayangan Naima yang naik motor besar bersama dengan seorang pria.
"Siapa pria yang bersama dengan Naima? Motor yang dia gunakan juga bukan motor murah. Melainkan motor yang sangat mahal. Aku tahu betul harga motor itu. Apa mungkin Naima punya kenalan pria kaya? Tapi siapa? Selama ini aku tahu dia hanya memiliki satu teman saja. Widya. Bahkan aku sendiri yang membatasi akses Naima. Agar dia tidak dekat dengan para pria. Ah si-al! Kenapa kamu malah merindukan Naima!"kesal Arga mengacak rambutnya.
Niat hati ingin tidur malah membuat dia merindukan Naima. Mencoba menghubungi Naima tapi gadis itu sudah memblokirnya. Rasanya kesal sekali melihat Naima bersama pria lain. Dadanya terasa sesak membayangkan hal itu kembali. Bagaiman kalau Naima dan pria itu malah menikah?
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰