Me And Hot Mafia

"Sebegitunya kau ingin lepas dariku?" tanya Damian menggeram.

"Kau membuatku takut! Kenapa harus aku, Damian?"

Jeje mulai terisak, dia tidak ingin berada pada belenggu Damian yang menyeramkan.

"Aku juga bertanya kenapa harus dirimu!" ucap Damian semakin dekat.

Damian menarik Jeje kepelukannya, entah apa yang terjadi pada dirinya tapi dia tidak suka Jeje yang menangis.

"Kau lihat kan bagaimana perempuan yang berusaha menjamah tubuhku! Tapi dengan dirimu, aku menawarkan diriku sendiri dengan percuma!"

"Kau seharusnya bersyukur!"

Ada perasaan aneh saat Jeje mendengar itu, walaupun nada bicara Damian yang terkesan arogan tapi kenapa dia begitu senang saat tahu jika dirinya adalah wanita satu-satunya yang disentuh oleh pria itu.

Sampai akhirnya hujan turun dan mengguyur mereka sampai badan keduanya basah karena mereka tidak sempat berteduh dan hujan yang tiba-tiba saja langsung turun dengan deras.

Salah satu anak buah Damian begitu sigap membawa mobil dan menjemput tuannya. Damian menarik tangan Jeje supaya masuk ke dalam mobil tersebut.

Mereka dalam kondisi basah kuyup dan AC mobil membuat Jeje tambah kedinginan.

"Matikan AC nya!" perintah Damian dan langsung menutup penghalang kursi pengemudi dan penumpang supaya anak buahnya tidak bisa melihat dan mendengar apa yang dia lakukan di belakang.

Lalu dia beralih kembali pada Jeje yang kedinginan.

"Lepas bajumu!" perintah Damian tanpa bantahan.

Jeje menggeleng tidak mau tapi Damian terus memaksanya sampai akhirnya tubuhnya tanpa penghalang. Dan Jeje semakin gugup karena Damian juga melepas bajunya.

Saat mereka berdua tanpa penghalang dan menyisakan pakaian dalam saja, Damian mengambil selimut yang memang berada di dalam mobil itu.

"Kemarilah!" perintah Damian yang sudah membungkus dirinya dengan selimut dan Jeje mau tidak mau mendekat karena dirinya menggigil kedinginan.

Saat Jeje mendekat, Damian langsung memeluk wanita itu tapi dia tidak suka saat kulitnya menempel pada pembungkus buah dada Jeje yang basah. Dengan satu tarikan Damian melepas penghalang itu.

"Damian!" protes Jeje merasa kaget dengan apa yang dilakukan pria itu.

"Aku ingin merasakan kehangatan tubuhmu! Lebih tepatnya kita memberikan kehangatan satu sama lain!" ucap Damian tanpa beban.

Jeje semakin merona malu, tapi benar kata Damian kini dia merasakan kehangatan tubuh pria itu. Kulit bersentuhan kulit membuat perasaan aneh bergelayut pada mereka berdua.

"Apa benar Damian?" tanya Jeje dengan mengadah menatap pria itu.

Damian mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Apa benar aku hanya wanita satu-satunya?"

Damian tersenyum miring lalu menunduk yang membuat wajah mereka begitu dekat. Deru nafas mereka saling menghembus dan menerpa wajah satu sama lainnya.

"Apa aku terlihat berbohong? Kau satu-satunya wanita yang tidak membuatku jijik dan aku selalu ingin menyentuhmu!" ucap Damian lambat-lambat supaya Jeje mengerti.

Jantung Jeje berdebar hebat apalagi tangan nakal Damian meraba tubuh polosnya. Dia memejamkan matanya dan menikmati setiap sentuhan Damian pada tubuhnya.

"Damian," panggil Jeje dengan nafas memburu. "Lakukan apapun yang kau mau! Aku akan menikmatinya!"

Damian menyeringai, dia langsung memagut bibir Jeje dan melakukan apapun yang dia mau dan dia bersumpah tidak akan berhenti apapun yang terjadi.

Saat lampu merah menyala otomatis anak buah Damian menghentikan mobilnya. Tapi berbeda dengan mobil lain yang tampak tenang, mobil itu tampak terus bergoyang.

Entah apa yang dilakukan bosnya di belakang sana.