NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:235
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

" Iya, sekalipun kamu menikah dengan wanita lain, kamu juga bisa menjalin hubungan denganku. Kamu menikah dengan wanita lain, bukan halangan bagiku “ Tegas Selly.

Padahal, Deva hendak di jodohkan dengan seorang wanita bernama Nindy, pilihan Ibunya. Akan tetapi, Deva benar - benar sudah cinta mati dengan Selly dan menjalin hubungan gelap dengannya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan hubungan antara ketiganya ? Akankah Deva akan selamanya menjalin hubungan gelap dengan Selly ? atau dia akan lebih memilih Nindy ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhiasan dan Penghianatan

Rendi masih memantau dari balik kemudi mobilnya, tepat di depan apartemen Selly. Sudah beberapa hari ia tidak melihat Selly keluar. Yang tampak hanyalah Kevin, yang rutin mengunjungi apartemen itu. Namun, hari ini berbeda Kevin tidak muncul sama sekali.

“Sudah malam, tumben Kevin belum kelihatan,” gumam Rendi sambil menyantap makanannya di dalam mobil, pandangannya tak lepas dari arah apartemen Selly.

Ia kembali bergumam, “Kenapa Selly juga tidak pernah terlihat bersama Kevin dari luar apartemen?” Pikiran Rendi dipenuhi tanda tanya.

Tiba-tiba sebuah mobil melintas di hadapannya. Rendi langsung menoleh, memperhatikannya seksama. Bukan mobil Kevin. Meski begitu, ia tetap mencoba mengenali siapa pria di balik kemudi mungkin saja Kevin berganti mobil.

Pintu mobil terbuka. Rendi segera meraih kameranya, bersiap mengambil gambar jika itu memang Kevin. Namun, pria yang keluar dari mobil ternyata bukan Kevin.

“Argh, jangan-jangan hari ini aku nggak dapat apa-apa,” gerutu Rendi kecewa.

Malam itu, ternyata Deva yang datang mengunjungi apartemen Selly. Karena itu, Kevin absen malam ini. Lagipula, hampir setiap hari Kevin datang, tak ada salahnya sesekali absen.

Selly menyambut Deva dengan senyum penuh kerinduan. Ia langsung manja pada pria itu.

“Kamu lama banget nggak ke sini. Apa karena wanita bernama Nindy itu udah mencuri hatimu?” ucap Selly dengan nada menggoda.

“Pastinya nggak, Sel. Kamu nggak akan pernah tergantikan oleh wanita mana pun,” jawab Deva sambil mengusap lembut kepala Selly.

Mereka lalu duduk di sofa, menonton film streaming sambil bercengkerama.

“Sel, tunggu aku, ya. Aku tinggal selangkah lagi,” kata Deva tiba-tiba.

Selly menoleh, menatapnya heran. “Maksudnya?”

“Aku sebentar lagi akan melamar Nindy. Aku juga ingin segera menikahinya. Dengan begitu, akan lebih mudah menutupi hubungan kita,” jelas Deva.

Selly terdiam. Ekspresi wajahnya berubah sedih. Tatapannya mengecil, bibirnya menurun. Melihat itu, Deva terlihat khawatir.

“Hei, kenapa kamu jadi sedih? Bukankah ini memang rencana kita?” tanyanya sambil memegang pipi Selly dengan hangat.

Selly mulai memainkan perannya.

“Tapi, kamu yakin, kan? Kamu menikah dengannya cuma supaya ibumu nggak curiga, bukan karena kamu cinta sama dia?” tanyanya lirih, berusaha menunjukkan seolah-olah takut kehilangan Deva.

Deva menjawab lembut, “Tadi kan udah aku bilang, sayang. Nggak ada wanita lain yang bisa menaklukkan hatiku selain kamu. Percaya, ya?”

“Oke, aku percaya. Tapi, jangan sampai kamu punya anak dari rahimnya. Kalau sampai Nindy mengandung anakmu, saat itu juga aku akan pergi darimu,” ujar Selly dengan nada mengancam.

Deva tertawa lepas. “Hahaha! Apa katamu? Jangankan dia sampai mengandung anakku, menyentuhnya saja aku nggak kepikiran!” tegasnya.

Jawaban Deva membuat Selly tersenyum puas. Ia merasa berhasil membuat Deva terus berada di bawah kendalinya.

Pukul 21.00 malam, Deva berpamitan pulang. Kali ini, Selly menawarkan diri untuk mengantarnya ke parkiran.

“Tumben kamu mau nganterin aku sampai bawah?” tanya Deva sambil tersenyum.

“Nggak apa-apa, sesekali aku ingin nganterin kamu,” jawab Selly.

Mereka turun bersama menggunakan lift, lalu berjalan keluar menuju mobil Deva.

Kedua mata Rendi membelalak. Akhirnya, Selly muncul. Ia segera mengangkat kamera dan mengarahkannya. Tapi yang lebih mengejutkan, Selly terlihat memeluk pria yang tadi ia lihat—bukan Kevin. Rendi cepat-cepat mengabadikan momen itu. Deva pun tak luput dari bidikan kameranya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pak Danu, Bu Narmi, dan Nindy sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka tengah asyik berbincang berbagai hal hingga akhirnya Bu Narmi mengalihkan topik pembicaraan kepada Deva.

“Terus, Nin, bagaimana hubunganmu dengan Deva?” tanya Bu Narmi penasaran.

Nindy tersipu malu dan tersenyum manis sebelum menjawab.

“Alhamdulillah, ada perkembangan, Bu. Beberapa bulan terakhir ini, aku dan Deva semakin intens berkomunikasi. Bahkan, besok malam minggu, Deva kembali mengajakku bertemu,” jawab Nindy dengan wajah berbinar.

Senyum bahagia tersungging di sudut bibir Pak Danu dan Bu Narmi. Sebagai orang tua, mereka merasa ikut berbahagia melihat hubungan putrinya berjalan lancar. Usaha mereka menjodohkan Nindy dan Deva tampaknya tak sia-sia.

“Coba bayangkan kalau dulu kamu nggak nurut sama Ayah. Mungkin sekarang kamu nggak sebahagia ini,” celetuk Pak Danu menggoda.

Bu Narmi ikut tertawa ringan.

“Hahaha, iya, Ayah benar. Dulu kamu keras kepala sekali menolak perjodohan itu. Tapi ya begitulah takdir, sekeras apa pun menolak, kalau jodoh tetap saja akan bersatu,” katanya sambil tersenyum geli.

“Aduh, Ayah, Bunda… jangan bahas yang lalu-lalu, dong. Aku jadi makin malu,” sahut Nindy sembari menutupi wajah dengan kedua tangan.

“Jangan kelamaan ya, Nin. Nanti keburu diambil orang,” seloroh Bu Narmi, menggoda lagi.

Nindy tersenyum dan menanggapi, “Itu juga yang Ara bilang, Bun. Tapi aku yakin, Deva pasti akan memberi kepastian.”

Pak Danu dan Bu Narmi hanya tersenyum, lalu mengaminkan ucapan putrinya. Namun, tiba-tiba pandangan Bu Narmi tertuju pada kalung yang dikenakan Nindy. Ia meraihnya dengan lembut dan bertanya,

“Nin? Ini kamu beli kalung baru? Sepertinya Bunda baru lihat ini.”

“Oh… ini pemberian dari Deva, Bun. Maaf, aku lupa cerita,” jawab Nindy ringan.

Pak Danu ikut memperhatikan kalung itu, lalu berkomentar dengan nada menghangat.

“Nin, dulu Ayah juga pernah memberi kalung ke Bunda saat ingin menunjukkan keseriusan. Jangan-jangan Deva memang sudah berniat melangkah lebih jauh?” ucapnya sambil tersenyum, mengenang masa muda.

“Ayah, doakan saja aku, ya. Kalau memang Deva jodoh terbaikku, pasti akan ada kejelasan segera,” balas Nindy penuh harap.

Sejenak Nindy terdiam, lalu matanya menerawang. Ia mulai membayangkan kehidupannya kelak jika benar Deva menjadi suaminya. Pasti hari-harinya akan penuh warna dan kebahagiaan. Setiap hari, ia selalu menerima perlakuan manis dari Deva.

Kemudian Nindy memandang ayahnya dan berkata,

“Ayah tahu nggak? Persamaan Ayah dan Deva bukan cuma karena sama-sama pernah memberikan kalung kepada wanita yang disayangi. Tapi, sifat dan sikap Deva pun persis seperti Ayah.”

Pak Danu mengernyitkan dahi, penasaran.

“Memangnya, bagian mana yang mirip dengan Ayah?”

Nindy tersenyum tulus.

“Sikap manisnya, perhatiannya… semuanya seperti Ayah dulu memperlakukan aku. Ayah adalah cinta pertamaku. Dan kini, Deva membawa perasaan yang sama, dengan cara yang hampir sama.”

Ucapan Nindy membuat hati Pak Danu terasa hangat dan tersentuh.

“Oleh karena itu, Nin… Ayah pasti akan memilihkan laki-laki terbaik untukmu. Dan Ayah bersyukur, jika memang Deva bisa menjaga dan memperlakukan putri kecil kesayangan Ayah dengan baik,” ucapnya lembut, dengan mata yang sedikit berkaca.

Bu Narmi ikut tersenyum haru, lalu menimpali,

“Besok, kalau kamu benar-benar menikah dengan Deva, perlakukan dia dengan baik, ya. Sayangi dia seperti Ayah menyayangi Bunda.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!