PEMBALASAN DAYANTI

Mahardika tiba dirumah dengan luka cukup parah saat hari hampir pagi. Pertemuannya dengan seseorang akhirnya batal.

Setibanya dirumah, ia disambut dengan aroma bangkai yang sangat menyengat dan berasal dari kamar Dayanti.

Ia memegangi kepalanya yang masih terasa berdenyut dan berjalan dengan tertatih akibat peristiwa yang berada diluar nalarnya.

"Bangkai apa ini? Kenapa sangat bau sekali? Apakah ada tikus mati?" decaknya dengan lirih, dan merasakan sakit yang berada dibagian kepala serta juga tubuhnya.

Saat bersamaan, pintu kamar terbuka. Dayanti berdiri diambang pintu, dan seketika aroma Mawar menguar diudara, sehingga membuat sesuatu yang tadinya memualkan perut berganti dengan udara segar.

"Yanti, kamu belum tidur?" tanyanya sembari meringis menahan sakit.

Wanita itu menggelengkan kepalanya, dan hanya menatap sang pria dengan dingin.

"Kamu ada lihat berkas yang menggunakan map plastik berwarna biru-gak?" tanyanya, sembari celingukan kesana dan kemari mencari benda yang diinginkannya.

Dayanti menggelengkan kepalanya. Lalu menggerakkan jemarinya dan membuat berkas yang dicari oleh Mahardika bergeser dari sebuah meja diruang keluarga terjatuh diatas lantai dan menimbulkan bunyi yang cukup membuat Mahardika teralihkan pandangannya.

Sesaat ia menoleh kearah sumber bunyi, dan menghela nafas berat. "Ternyata kamu disana," gumamnya dengan kesal, lalu berjalan tertatih menghampiri meja, dan memungut benda tersebut.

Ia memasukkan berkas itu ke dalam tas sandang berwarna hitam, lalu duduk diatas sofa dengan bersandar, kemudian merasakan kantuk yang sangat luar biasa.

*****

"Mas, Sutini kenapa tidak ada kabar, ya?" seorang wanita terlihat sedang merias wajahnya. Saat ini mereka sedang berada diluar desa, tepatnya melakukan perjalanan liburan diluar daerah dengan pemandangan alam yang luar bisa, sebuah pantai dengan pasir putih dan laut yang membiru.

"Sudah dihubungi nomornya apa belum, Bu?" sahut pria yang sedang menikmati secangkir kopi hitam panas yang tersaji dimejanya.

"Sudah seminggu ini tidak dapat dihubungi, sebaiknya kita pulang saja," ujar wanita itu dengan merasa sedikit was-was.

"Sutini sudah menikah, dan pastinya ia sedang berbulan madu dengan suaminya untuk memberikan cucu pada kita," sahut pria itu dengan nada santai.

Sedangkan sang istri terlihat gelisah dan merasakan jika sesuatu yang tidak baik sedang menimpa puteri mereka.

"Jadi harus pulang hari ini? Kan masih ada beberapa hari lagi, sayang booking hotel yang sudah kita bayar, " Wirawan terlihat sedikit malas untuk menanggapi permintaan istrinya. "Kalau Mas gak mau pulang hari ini, ya sudah. Aku balik duluan," Surti terlihat sedikit memaksa.

"Mas masih mau liburan, " Wirawan bersikeras menolak.

"Aku sudah pesan tiket, dan siang ini akan balik. Ada perasaan gak enak tentang Sutini, " ia semakin merasakan deguban jantungnya memburu, ada firasat tak nyaman pada hatinya.

"Terserah kamu saja." Wirawan terlihat tak perduli dengan keputusan sangat istri.

Berbeda dengan Surti, ia sudah bulat dengan tekadnya, dan bergegas mengemasi barangnya. "Jangan macam-macam disini, awas saja kalau sampai membawa wanita menginap, aku potong burungmu, Mas!" ancam Surti.

Saat waktu menunjukkan pukul 10 pagi, ia meninggalkan hotel dan berpamitan pada Wirawan untuk pulang lebih awal dari berliburnya, lalu memesan taksi online dan meninggalkan hotel.

Setelah kepergian Surti, Wirawan tertawa dengan bahagia. Artinya ia akan bebas melakukan apa saja tanpa wanita itu, termasuk memesan wanita untuk menemani tidur malamnya.

Ia membuka ponselnya. Lalu mencari wanita pada sebuah applikasi hijau dengan nama Pe-Chat.

Ia menggulir semua profil wanita yang menawarkan jasa service bobok bareng dengan harga yang dapat dinego.

Setelah lama mencari, ia akhirnya tertarik pada salah satu foto wanita yang terlihat sangat cantik dengan body aduhai.

Tanpa menunggu lama, ia menghubungi wanita tersebut dan terlibat perbincangan saling tawar.

Setelah harga yang disepakati tercapai, Wirawan bernafas lega dan ini adalah waktu yang ditunggu ya.

Selang beberapa detik, Tiba-tiba pintu diketuk, lalu terdapat pesan masuk jika wanita itu sudah berada didepan pintu.

Pria itu terlihat berfikir. Bagaimana mungkin sangat wanita pesanannya dapat hadir begitu cepat, setidaknya menunggu sepuluh menitan baru bisa mencapai kamar hotel.

Akan tetapi, ia membuang jauh segala fikiran negatifnya. Mungkin saja sangat wanita juga menginap dihotel yang sama, atau juga baru saja melayani pria ditempat yang sama.

Wirawan beranjak dari ranjangnya, lalu berjalan menuju pintu untuk membukanya.

Saat ia tiba didepan pintu, tercium aroma mawar yang sangat kalem dan membuatnya terbuai. "Apakah dia menggunakan parfum sebanyak itu? Samapai aromanya menguar kedalam ruangan, " gumamnya dengan lirih.

Perlahan ia membuka pintu, dan alangkah terkejutnya ia saat melihat seorang wanita cantik yang menggunakan dres diatas lutut berwarna hitam dan membuat ia terlihat sangat cantik disertai rambutnya yang hitam legam terurai.

"Masuklah, mengapa begitu cepat? " tanyanya dengan gugup. Ia tidak dapat mengendalikan perasaannya yang bergemuruh dengan cukup kencang.

Jujur saja, Wirawan seolah terpukau dengan pesona sangat wanita yang ternyata di luar ekspektasinya, sungguh sangat cantik.

"Aku akan memberikan kesan pertama pada pelangganku dengan sesuatu yang menyenangkan. " wanita melangkah masuk dan Wirawan dapat menghirup aroma Mawar yang ditebarkan tubuh sangat wanita.

Gerakannya saat berjalan terlihat sangat menggoda, membuat siapa saja akan terbuai oleh pesonanya.

Wirawan bergegas mengunci pintu, lalu mengikuti sangat wanita yang kini duduk ditepian ranjang dengan sikapnya yang menggoda.

"kemarilah, mengapa hanya dia ditempat dan cuma menatap? " ucapnya dengan nada yang sangat manja.

Seketika Wirawan bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya, lalu berjalan menghampiri sangat wanita dengan sangat lamban.

Setelah berada ditepian ranjang, wanita itu menarik Wirawan jatuh dalam pelukannya.

Keduanya mulai bercumbu dengan hasrat yang menggebu.

Akan tetapi, Tiba-tiba Wirawan merasa mual saat mengecup bibir sangat wanita, Tiba-tiba saja aroma bangkai menusuk hidungnya hingga kerongkongannya.

Belum sempat ia bergerak, Tiba-tiba saja wajah sang wanita berubah menjadi sangat mengerikan dengan wajah hancur dan penuh belatung, bahkan bibir yang tadi ia kecup dengan penuh semangat, kini berubah menjadi sosok yang sudah membusuk dan belatung menyerbu masuk kedalam mulutnya.

"Emmmmk... Eeemmmk, " ia menahan rasa sesak, mual dan juga takut. Ia merasakan benda-benda kecil itu berjentik masuk melalui kerongkongannya.

Bulu kuduknya meremang seketika. Namun, tak hanya sampai di situ, sosok tersebut seolah begitu sangat senang mempermainkannya, sehingga tak juga melepaskannya.

Wirawan berusaha memberontak, namun tampaknya sosok itu sengaja membuatnya tertekan dan akhirnya, sosok itu tersenyum seringai, setelah berhasil memasukkan ratusan belatung ke dalam mulut Wirawan.

Sosok itu beranjak bangkit setelah memberikan tekanan pada perkutut milik pria itu dengan kukunya yang tajam dan meruncing.

Wirawan tak dapat terpekik karena mulutnya ditutup menggunakan tangan satunya. Pria terlihat sangat menderita dengan wajah memerah dan kedua mata yang membeliak.