NovelToon NovelToon
PEMBALASAN SANG RATU

PEMBALASAN SANG RATU

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Arlingga Panega

Di zaman modern yang penuh teknologi, seorang hacker brilian dan ahli beladiri handal bernama Alexia, tengah menjalani rutinitasnya yang penuh tantangan. Namun, takdir berkata lain ketika sebuah kecelakaan misterius terjadi. Jiwa Alex terlempar ke dalam tubuh seorang Ratu terabaikan dari masa lalu yang hidup dalam kemewahan di kerajaan.

Alexia berusaha untuk beradaptasi dengan kehidupan istana yang berbeda sepenuhnya. Di tengah kemewahan dan keindahan istana, Ratu yang sebelumnya terabaikan itu selalu sendiri dan diacuhkan oleh sang raja yang lebih mementingkan urusan kerajaan dan selir-selirnya.

Namun, kecerdasan dan keberanian Alexia tidak memudar. Dia menggunakan keahlian hacking-nya untuk merangkul pengaruh dan mendapatkan informasi rahasia di balik tirai istana.

Dalam perjalanan waktu yang tak terduga ini, Alexia mulai menggabungkan keahlian beladirinya dengan manipulasi teknologi modern. Sanggupkah ia mengubah takdir kerajaan dan juga rakyatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Ibu Suri

Setelah selir Han Jiali dibawa oleh para prajurit menuju ke penjara bawah tanah, ada seorang wanita yang menunjukkan senyuman sinis. Dia terlihat sangat bahagia, apalagi saat ini niatnya untuk mempengaruhi Raja Yun agar menikahi wanita yang dia inginkan, akan segera terlaksana. Namun dia seakan lupa, bahwa sebelumnya telah memerintahkan para prajurit untuk mengambil kembali harta yang telah dia berikan kepada keluarga bangsawan Wu.

Dia terlalu bahagia memikirkan telah berhasil menyingkirkan salah seorang yang selalu menghalangi jalannya, meskipun selama ini dia berhubungan baik dengan selir Han Jiali, nyatanya kedua wanita itu sama-sama memendam kelicikan masing-masing. Jika berhadapan, keduanya selalu memperlihatkan sisi ramah dan juga selalu tersenyum manis, namun di belakang mereka saling dendam satu sama lain.

Setelah memberikan hukuman yang setimpal kepada selir Han Jiali dan juga para pembunuh bayaran itu, akhirnya sidang pun dibubarkan. Raja Yun kembali menuju paviliun naga, tempat selama ini dia tinggal. Sedangkan ibu suri berjalan dengan sangat santai menuju paviliunnya, diikuti oleh 5 orang pelayan. Wajah murungnya berubah cerah, setelah semua rencana yang dijalankan oleh selir Han Jiali berhasil digagalkan.

Dia masih belum menyadari, jika saat ini ada dua sosok berpakaian hitam yang bersembunyi di balik tembok istana. Ada beberapa karung bertumpuk di belakang mereka, sambil sesekali matanya melirik ke kiri dan ke kanan, untuk memastikan keadaan aman sebelum akhirnya kembali ke paviliun tamu.

"Yang mulia..." tiba-tiba saja ada salah seorang pelayan yang menyapanya dengan suara yang sangat rendah.

"Bagaimana situasi di istana?" tanya sosok berpakaian hitam itu.

"Semuanya baik-baik saja, saat ini para pelayan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sedangkan Raja sudah kembali ke paviliunnya, begitu juga dengan ibu Suri. Anda bisa tenang sekarang," jawab sang pelayan seraya menggerakan tangan kanannya untuk mengambil salah satu karung yang berada di belakang sosok berpakaian hitam itu.

"Dimana Feng Lin?" tanya sosok berpakaian hitam lagi.

"Saat ini dia berada di paviliun Ibu suri untuk mencari tahu, rencana apa saja yang dimiliki oleh wanita tua itu? Sepertinya kita juga harus bergerak dengan cepat, yang mulia. Jangan sampai dia mengendus rencana kita terlebih dahulu." jawab si pelayan.

"Kau tenang saja Feng Jiu. Aku sudah memperhitungkan semuanya," ucap sosok berpakaian hitam itu sambil melesat dengan sangat cepat menuju salah satu paviliun yang berada tak jauh dari tempat itu, disusul oleh dua orang lainnya, yang terlihat membawa karung sangat berat.

.

.

.

Ibu Suri saat ini memanggil salah seorang pelayan setianya, dia segera membisikan sesuatu, hingga akhirnya membuat pelayan itu langsung mengangguk. Mereka saat ini tengah membahas cara untuk memberikan pelajaran kepada selir Han Jiali yang telah lancang mengirimkan para pembunuh bayaran, untuk melenyapkan ibu suri.

Selain mendapatkan hukuman, selir Han Jiali harus merasakan sakit yang sangat mendalam. Jika dia tidak bisa memberikan racun kepada wanita itu, maka mungkin dengan mencambuknya 100 kali sehari akan membuatnya segera pergi ke neraka.

Prang...

Tiba-tiba saja salah satu vas bunga yang terletak di ruangan sebelah kamar ibu suri pecah, membuat kedua orang wanita itu langsung waspada. Sepertinya saat ini ada mata-mata yang mengawasi mereka, bahkan menguping pembicaraan rahasia itu, hingga membuat ibu suri langsung mengerahkan para prajurit untuk mencari siapa orang yang telah berani menyusup ke dalam paviliun miliknya, apalagi sejak tadi hanya ada ibu suri dan para pelayannya saja di tempat itu.

Tak lama ibu suri pun tersenyum sinis, dia sangat yakin jika saat ini selir Han Jiali telah mengirimkan salah seorang pelayannya untuk menjadi mata-mata, tapi dia memiliki keyakinan dengan kemampuan para prajurit, yang pasti akan berhasil menemukan keberadaan mata-mata itu.

"Sepertinya selir bodoh itu telah mengumpankan salah seorang pelayannya padaku," ucap ibu suri sambil mendudukkan tubuhnya kembali di atas kursi.

Saat ini dia sedang tidak ingin memikirkan apapun, apalagi ketegangan demi ketegangan dan drama-drama mengalir begitu saja, saat berada di aula istana tadi.

Para prajurit menyusuri paviliun milik ibu suri, mereka tak segan-segan untuk masuk ke dalam kamar 1 dan kamar lainnya untuk mencari keberadaan dari mata-mata. Namun sepertinya mereka terlalu fokus dalam pencarian, hingga sedikitpun tidak berniat untuk menoleh ke atas, seorang gadis yang sangat cantik saat ini tengah bersembunyi di balik pandangan orang-orang.

"Yang mulia, ibu suri. Kami telah menyelusuri seluruh tempat ini, tapi sepertinya mata-mata itu sudah tidak berada di tempat ini," ucap salah seorang prajurit.

"Sudahlah! Aku tidak ingin mendengar berita itu lagi. Sekarang katakan padaku, jam berapa perubahan para penjaga di penjara bawah tanah?" tanya nya lagi.

"Untuk saat ini semua orang nampaknya harus waspada, apalagi yang mulia Raja telah memutuskan untuk menambah jumlah para prajurit yang akan berjaga di masing-masing paviliun." ucap prajurit itu hingga membuat ibu suri Yun langsung menggelengkan kepalanya.

"Hhhmmm... Sepertinya kita harus menggunakan hal lain untuk bisa menjangkau wanita itu, Aku tidak akan pernah merasa puas, jika orang yang memiliki niat buruk terhadapku, masih bisa bernafas dengan sangat lega," ucap ibu suri, tiba-tiba saja wajahnya berubah merah, sepertinya amarah dan kekesalan menggunung di hatinya hingga membuat dia tak bisa berkata apa-apa.

"Katakan perintahmu, yang mulia." ucap salah seorang prajurit.

"Pergilah ke paviliun selir Han Jiali dan temukan bukti-bukti kejahatannya, agar wanita itu bisa secepatnya menemui karma. Apalagi selama ini hanya kesedihan saja yang tampak, dia seolah tidak bisa mempercayai siapapun lagi karena adanya trauma di masa lalu."

"Baik yang mulia. Jika seperti itu hamba undur diri terlebih dahulu," ucap prajurit itu sopan, kemudian melesat dengan sangat cepat menuju paviliun lain untuk mendapatkan update-an info terbaru.

"Kamu! Pergilah ke toko obat dan belikan aku beberapa racun. Ingat! Kau tidak boleh menggunakan racun yang biasa, carilah racun yang tidak memiliki penawarnya, berapapun harganya, aku tidak akan pernah merasa menyesal untuk membayar." ucap ibu suri memanggil salah seorang pelayan dan melemparkan sekantong koin emas, yang akan digunakan untuk membeli racun.

Pelayan itu langsung membungkuk dengan hormat di hadapan Ibu suri. Dia telah terbiasa mendapatkan tugas yang seperti itu, karena ternyata selain selir Han Jiali, di masa pemerintahan raja Yun terdahulu, ibu suri pernah berbuat licik. Dia dengan sengaja memasukkan racun ke dalam makanan dan minuman yang akan dikonsumsi oleh selir-selir dari raja terdahulu.

Hal itu karena dia tidak ingin ada satu orang pun yang berebut kursi singgasana dengan putranya kelak. Namun kali ini dia menginginkan menantu yang lebih sempurna dari sebelumnya, setelah melewati seleksi yang sangat ketat, dia merasa sangat yakin, jika nona muda Wu akan bisa memimpin kerajaan bersama raja Yun, apalagi gadis muda itu terlihat sangat cantik mudah bergaul dan selalu bersemangat.

Raja Yun tidak mungkin mengabaikan gadis cantik itu nantinya, apalagi setelah mengetahui jika ternyata Ibu suri adalah salah seorang yang terus mengawasi keberadaan gadis itu, agar tidak dimiliki oleh orang lain.

1
Erna Masliana
sokooooooorrrr
Erna Masliana
nyari gulungan diantara gulungan..mungkin kah? Karena mereka pun tidak tau persis gulungan apa yang mereka cari
Erna Masliana
"Feng"...lah sama dg marga Feng May
Erna Masliana
kenapa berubah? jangan bilang dia juga seorang transmigrasi jiwa
Erna Masliana
menghadapi orang licik memang harus lebih licik
Erna Masliana
nah ini benar 180° ... sudah banyak cerita yang kubaca 360° /Facepalm/
Erna Masliana
ngapain teriak dulu hadeuh auto gagal
Erna Masliana
bukannya tadi pedang udah dileher ibu Suri y... gak jadi digorok 🤔
Erna Masliana
jeh malah ngobrol bukannya langsung jleb
Erna Masliana
jiwa pelacur kok dijadikan Ratu..
Erna Masliana
bagus ayo saling bertarung biar Ratu jadi penonton
Erna Masliana
ibu Suri punya kandidat lain kayak nya
Erna Masliana
taro di kresek hitam
Erna Masliana
semangat Feng May💪
Erna Masliana
jangan bilang pahlawan itu Ratu
Erna Masliana
hadeuh bener2 Raja tak berguna.. jadi Raja juga cuma karena keturunan tak punya kemampuan dan kepintaran kayaknya
Erna Masliana
yang mulia nya gak bisa melindungi diri sendiri sepertinya
Erna Masliana
Feng Mey 💪
Erna Masliana
cih
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 pucuk pucuk pucuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!