Raka Chandra Wijaya, merasa bersalah dengan apa yang saat ini dia lakukan terhadap istrinya. Dia memiliki anak dengan wanita lain, karena kesalahan satu malam yang dilakukannya. Seharusnya, dia jujur dari awal pada Yuna Dafhina Aryadi agar wanita yang sangat dicintainya itu tidak pergi. Sayangnya, Raka terlambat mengatakan kebenarannya pada sang istri. Alhasil, Yuna pergi meninggalkan dirinya sembari meninggalkan surat perceraian mereka. Tapi, Raka tidak menyerah dia ingin kembali pada sang istri apapun yang terjadi. Apakah Raka berhasil mendapatkan cinta Yuna kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~ 1 ~
Saat ini, Raka sedang melakukan panggilan telepon seluler dari sang istri.
Yuna: " Raka, aku mau kita akhiri pernikahan ini! ”
Mendengar suara anggun yang selama 5 tahun terakhir ini menemaninya. Raka begitu terkejut, pasti istrinya itu sedang bercanda.
Raka : “ Kamu bercanda kan? "
Yuna: “ Pokoknya kamu harus setuju, aku mau cerai! "
Suara teriakan istrinya di sebrang sana, membuatnya takut. Kali ini, Yuna seperti tidak bercanda, dia serius dengan perkataannya.
Raka: “ Kamu tunggu aku pulang, kita bicarakan baik-baik ya. Halo Sayang, haloo? "
Terdengar suara sambungan ponsel dimatikan secara sepihak oleh istrinya. Raka, menatap nanar layar ponsel miliknya, dia benar-benar heran dengan sang istri, yang tiba-tiba memintanya untuk bercerai.
“ Sebenarnya apa yang telah aku lakukan? Apakah selama ini aku memperlakukannya dengan tidak baik? Ataukah mungkin ada kesalahpahaman diantara kami berdua? " batin Raka.
Raka, kemudian meminta asisten pribadinya untuk menggantikannya ke perjamuan makan malam bersama kliennya. Dia, meminta Asisten pribadinya itu, untuk menghubungi wakilnya Edo. Agar bisa mewakilinya dengan baik, atas nama perusahaan.
“ Lalu, Bapak akan pergi ke mana? " tanya Aryo penasaran.
“ Saya akan pulang ke rumah, sepertinya istri saya sedang salah paham. Dia meminta saya untuk bercerai, saya harus segera pulang Aryo. ”
Aryo menggaruk tengkuknya, “ Hah, bukankah Ibu dan Bapak baik-baik saja? Mengapa terjadi seperti ini? "
“ Sudahlah, kamu segera hubungi Edo euh,” titah Raka.
“ Baik Pak, kalau begitu hati-hati di jalan. Jangan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Takutnya berbahaya! ”
“ Iya tenang saja, terima kasih ya ”ujar Raka sembari menepuk punggung Aryo.
“ Sama-sama, Pak! "
Raka,berlari menuju parkiran mobil bawah tanah. Begitu sampai, dia segera mencari-cari mobilnya. Dia, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kemudian, begitu sampai pintu gerbang otomatis itu terbuka. Para maid sudah menyambutnya di depan pintu utama.
“ Laksmi, Ibu ada? " tanya Raka pada seorang maid yang bernametag Laksmi.
“ Emmmh, anu Pak. Ibu tadi pamit pergi, beliau juga membawa koper besar. Entahlah mau ke mana, saya tidak berhak menanyakan tentang itu. Saya hanyalah pelayan disini, jadi tidak sopan kalau saya bertanya tentang itu"
Raka mengangguk " Baik, terima kasih!"
" Sama-sama Pak! "
“ Dia kemana sih? " ujar Raka sembari menyugar rambutnya frustasi.
“ Pak, mohon maaf Ibu meninggalkan ini di atas meja rias!" kata salah satu pelayan sembari menyerahkan sebuah surat perceraian.
“ Arrrrgh, dia kenapa sih? Aku salah apa sehingga dia meninggalkan aku seperti ini? " teriak Raka sembari merobek surat cerai dari sang istri.
Para maid terlihat begitu ketakutan, melihat Raka yang seperti itu. Dia benar-benar kesal dengan sikap sang istri yang menurutnya tidak masuk akal tersebut. Bagaimana bisa, wanita itu meninggalkan dirinya tanpa alasan yang pasti.
“ Yuna, aku tidak setuju bercerai denganmu. Silakan pergi dulu, tenangkan pikiran kamu. Aku akan menunggu kamu kembali" batin Raka.
Di saat seperti itu, Ayah dan Ibu Raka datang mengunjungi kediamannya.
“ Apa yang kamu lakukan pada istri kamu Raka? Dia terlihat lelah dan juga marah padamu, bahkan dia meminta izin pada kami untuk bercerai darimu. Mama heran, kalian punya masalah apa sih? ”
“ Aku juga tidak paham Ma, sebenarnya dia kenapa sih? Mama tahu tidak dia pergi ke mana? "
“ Dia di rumah neneknya, di kota B kau juga tahu kan? ”
Raka mengangguk, “ Iya, aku tahu. Baiklah, aku akan pergi menjemputnya "
“ Baiklah, bawa kembali menantu kesayanganku itu. Jika tidak berhasil, maka jangan salahkan aku jika dia tidak akan selamat! "
Raka, menatap nanar wajah Ibunya, “ Ma, jangan mengancam ku seperti itu. Tolong jangan sentuh dia, aku tidak ingin dia menderita! "
“ Baiklah, aku tidak akan menyentuhnya.Tapi kau pastikan menantuku kembali dengan selamat, dan tanpa lecet sedikitpun " kata Ibu Raka dengan nada tinggi.
Sang ayah pun setuju, dengan perkataan dari istrinya tersebut. Dia mengangguk, kemudian menatap wajah putra semata wayangnya itu, " Kau ini lelaki, jadi silakan selesaikan permasalahan rumah tanggamu. Kalau memang kau sudah bosan, ya lepaskan Yuna. Kalau masih ingin bersamanya, maka jujurlah dan katakan apa yang sebenarnya terjadi "
“ Iya iya, cerewet sekali " jawab Raka dengan ketus.
Sementara itu, Kedua orang tua Raka hanya bisa mengelus dadanya karena ucapan anak semata wayangnya tersebut.
***
“ Sekarang aku sendiri, tidak ada yang menggangguku lagi disini. Raka, apa rahasia yang kau sembunyikan. Dia siapa? Mengapa kau tidak mau memberitahukan tentangnya padaku. Apa salahku?" batin Yuna.
Wanita itu menatap jendela kamarnya dengan perasaan pilu. Dia kesal, sedih, kecewa, dan terluka saat ini. Sebab, suaminya sudah bermain api dibelakangnya. Bercumbu mesra dengan wanita lain, di sebuah kamar hotel bintang lima. Wanita itu cantik sekali, lebih dari dirinya bisa dipastikan dia memiliki darah campuran Asia- Eropa. Meskipun dia juga campuran Indonesia-China. Tapi, dia merasa masih kalah cantik dari wanita yang bersama suaminya di hotel tersebut.
“ Yunaaaa, dimana kamu? Aku tahu kamu ada di kamar kan? Buka pintunya! "
Mendengar sebuah teriakan memanggil namanya, Yuna segera merebahkan diri. Wanita cantik itu, menutupi tubuhnya dengan sebuah selimut. Dia juga menyalakan AC dalam kamarnya. Yuna, berpura-pura untuk tidur. Supaya, suaminya itu tidak nekat masuk ke dalam kamarnya.
“ Pak Raka, saya mohon jangan melakukan keributan di sini. Ibu Yuna sepertinya sedang tidur, jadi silakan anda pergi dari sini! " ujar pelayan Yuna yang ber name tag Lala tersebut.
“ Bi Lala, saya ini suaminya. Mengapa anda mengusir saya? Pantaskah anda begitu? "
“ Pak, bukankah anda dan Ibu Yuna sudah bercerai ya? Mengapa pula saya tidak bisa mengusir anda. Saya ini orang kepercayaan, yang mengurus rumah ini. Setelah Nyonya Mirasih meninggal dunia. ” jelasnya.
Lala, memanglah orang kepercayaannya nenek Yuna yang telah tiada. Sehingga, dia juga dipercaya untuk melayani Yuna, majikan kecilnya tersebut. Bagi Lala, Yuna seperti cucunya sendiri. Sehingga, dia tidak ingin berhubungan dengan orang-orang yang sudah menyakiti Yuna.
“ Lancang kamu ya, biarkan saya masuk!" ujar Raka berapi-api.
“ Pak Raka, saya mohon pergilah dari sini. Ibu Yuna bilang, anda tidak boleh diterima di rumah ini. Saya tidak ingin melanggar perintah Nyonya Muda disini. Ini menyalahi aturan, kami hanya setia pada Atasan kami! " jawab Lala tidak kalah garang dari Raka.
Namun, upaya pencegahan itu gagal. Sebab, Raka membawa serta para bodyguard-nya . Dia meminta pada bodyguard-nya untuk membawa Bibi Lala menjauh dari kamar istrinya. Setelah dirasa aman, Raka membuka pintu kamar Yuna dengan kunci cadangan yang dia dapatkan dari kantung Lala barusan. Meskipun Lala berteriak kencang, dia tidak peduli. Yang jelas, yang dia pedulikan saat ini adalah istrinya.
Klik...
Bangga rasanya, dia bisa membuka pintu kamar tersebut. Kemudian dia berjalan perlahan, mencari keberadaan sang istri. Saat melihat selimut bergerak di atas ranjang. Raka, tersenyum manis, kemudian, dia duduk di samping ranjang mencoba memperhatikan apa yang sedang istrinya lakukan. Sementara itu, Yuna bangun dan hendak melihat apakah Raka masih ada di depan pintu, atau sudah pergi dan kembali ke Ibukota. Saat dia membuka selimutnya, betapa terkejutnya dirinya saat mendapati sang suami sudah ada di depannya.
“ Aaaah, ya ampun. Kamu ini hantu ya? Bisa-bisanya masuk ke dalam kamar seorang wanita secara tiba-tiba begitu? ”
Raka menahan diri agar tidak tertawa, dia tersenyum manis. Kemudian, memeluk tubuh sang istri, dan mengecup keningnya, “ Pulang ya, jangan seperti ini. Jelaskan padaku, mengapa kamu pergi meninggalkan aku. Dan, lebih buruknya lagi, kamu meninggalkan surat cerai. Aku tidak setuju, kamu tidak bisa bercerai dari aku, Sayang! "
Yuna mendorong tubuh sang suami, dia mencoba untuk kabur dari pria itu. Tapi sayang, tenaga Raka lebih kuat dibandingkan tenaganya, “ Lepaskan, biarkan aku pergi Raka ”.
“ Raka? Sayang, aku ini suamimu mengapa kamu tidak sopan memanggilku seperti itu? "
“ Sayangmu bukan aku, tapi wanita yang ada di hotel itu "
Raka, membelalakkan matanya “ Siapa? Aku tidak punya wanita simpanan. Kamu salah lihat kali "
“ Lalu, kemana saja kamu kemarin hah? " tanya Yuna sembari membentak suaminya.
Raka, terlihat begitu ragu untuk menjawab. Bibirnya bergetar, tidak menentu dia juga gelisah seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu.
“ Tuh kan, tidak bisa menjawabnya. Kamu benar-benar ya, panggil aku Sayang tapi masih punya simpanan. Kamu tuh jahat tahu, aku selama lima tahun ini menemani kamu. Meskipun aku masih belum bisa memberikan keturunan. Tapi, setidaknya aku lebih baik daripada kamu yang selingkuh di luar sana."
“ Aku tidak selingkuh Sayang, percayalah! " kata Raka sembari menggenggam erat tangan sang istri.
“ Enggak, pokoknya aku mau cerai titik, enggak ada koma oke. Sekarang kamu pergi dari sini, kita bukan suami istri lagi. Pergi...! " teriak Yuna sembari mendorong tubuh sang suami.
Bukannya marah, Raka justru bangkit dan mendorong tubuh sang istri ke ranjang, sembari memeluk tubuhnya " “ Aku juga lelah, jadi kita tidur bareng ya "
“ Raka, kamu sudah gila ya? " teriak Yuna sembari memukuli dada bidang suaminya.
Bersambung