Naomi Tias Widuri menjalani hari-harinya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa setelah menikah dengan laki-laki bernama Henda Malik Ahmad. Di persunting oleh Hendra satu tahun yang lalu, kini Naomi dan Hendra akan segera memiliki buah hati.
Naomi yang patuh kepada suami memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang Direktur di perusahaan ayahnya, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk melayani sang suami.
Namun ternyata kepatuhan Naomi terhadap suami tidak membuat Hendra setia terhadapnya, justru Hendra mempunyai wanita lain di saat Naomi hamil di usia tujuh bulan.
Penderitaan yang Naomi alami semakin lengkap setelah mengetahui bahwa selingkuhan suaminya tersebut adalah orang yang sangat ia kenal.
Jika kalian Penasaran siapa selingkuhan Hendra, mari kita simak bersama-sama novel ini.
Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Malam hari sekitar pukul 7 malam, Hendra baru saja pulang. Naomi yang sedang sibuk memainkan ponselnya hanya diam di atas ranjang tempat tidur. Ia tidak mengindahkan kepulangan Hendra.
"Suami pulang bukannya di sapa malah mainan hp terus.." ucap Hendra sambil melepas jam tangannya.
Naomi tetap diam, ia benar-benar malas menatap apa lagi berbicara dengan Hendra. Hendra yang melihat istrinya hanya diam mencoba untuk mendekat naik ke atas ranjang tempat tidur.
"Kamu kenapa sih sayang? kok diem aja.." Hendra yang mencoba mengecup pipi Naomi, namun Naomi menghindar.
"Beberapa hari ini kamu sering menghindari ku.. kenapa? apa kamu sudah tidak cinta sama aku lagi?.' tanya Hendra.
Naomi kini meletakkan ponsel di atas meja, lalu menatap ke arah Hendra. "Dari mana kamu, pergi dari jam lima pagi jam segini baru pulang?." Naomi sengaja ingin bertanya kepada Hendra, walaupun dia tahu, pasti Hendra akan berbohong.
"Aku ada urusan mendadak tadi di luar sayang.." Hendra yang mencoba membelai rambut Naomi, namun lagi-lagi Naomi menepisnya.
"Ada urusan mendadak? apakah setiap hari kamu ada urusan mendadak? kamu lama-lama semakin aneh mas.. jarang di rumah, pulang larut malam, terus tiba-tiba sudah ada di rumah kalau aku gak di rumah. Sebenarnya apa yang kamu lakuin di luar sana?."
"Kamu ini kenapa sih? aku pulang larut malam juga karena mengelola perusahaan papa kamu.. ya jelas saja aku sibuk, dan selalu keluar secara mendadak."
"Selalu itu alasan kamu.. aku muak dengernya.." Naomi yang menarik selimut lalu merebahkan tubuhnya membelakangi Hendra.
"Kalau kamu ngga percaya sama aku terserah kamu, suami cari nafkah kok di tuduh yang tidak-tidak." Hendra yang beranjak turun dari ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di luar pak Wicak dan pak Leman sedang sibuk bermain catur di depan rumah sambil menikmati kopi panas.
"Tadi pagi sampe mana kamu mengikuti pak Hendra?."
"Jangan bahas itu.. nanti nyonya denger.." jawab pak Wicak.
"Saya jadi penasaran.. apa mungkin nyonya sudah tahu ya kalau pak Hendra itu melenceng.. buktinya nyonya ingin mengintai suaminya sendiri."
"Ternyata pak Hendra tidak sebaik yang saya pikirkan." sahut pak Wicak.
"Memang kenapa? emang ada selain Irma selingkuhan pak Hendra di luar sana?." tanya pak Leman.
"Bukan selingkuhan lagi, tapi udah jadi istri, punya anak lagi." ucap pak Wicak pelan.
Pak Leman yang mendengar ucapan pak Wicak seketika terkejut. "Istri!." teriak pak Leman.
Pak Wicak yang mendengar suara pak Leman seketika langsung membungkam mulut pak Leman. "Jangan keras-keras, nanti pak Hendra sama nyonya denger."
"Duh keceplosan.. yang bener kamu kang. Mana mungkin pak Hendra punya istri lain."
"Ye di bilangin gak percaya.. justru sepertinya nyonya Naomi yang menjadi istri kedua pak Hendra, secara sama yang sana udah 8 tahun." ucap pak Wicak dengan lirih.
Pak Leman yang mendengar ucapan pak Wicak seketika geleng-geleng kepala. "Emang bener ya, laki-laki itu kalau banyak uang godaan nya wanita."
"Kasihan nyonya Naomi.. bagaimana kalau dia juga tahu kalau Irma juga selingkuhan suaminya?."
"Apa kita kasih tahu nyonya saja, jika Irma juga selingkuhan pak Hendra."
"Jangan.. biar nyonya Naomi tahu sendiri.. karena sepintar-pintarnya bangkai di pendam, pasti akan ke cium juga.. toh kita juga tidak punya hak untuk memberi tahu nyonya Naomi." Pak Wicak yang menolak saran dari pak Leman.
Tidak terasa hari semakin larut malam. Naomi yang terbangun di tengah malam menoleh ke arah kiri. Naomi melihat ternyata suaminya tidak ada di sampingnya. Naomi menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah 12 malam.
"Kemana mas Hendra? apa dia tidur di kamar tamu lagi." Naomi yang sudah hafal jika mereka berdua sedang berdebat Hendra selalu memilih tidur di kamar lain.
Naomi pun bodo amat, sudah biasa kalau suaminya marah selalu seperti itu. Naomi yang merasa lapar di tengah malam, ia pun mencoba untuk keluar dari kamar dan berjalan ke lantai satu. Sebenarnya Naomi malas untuk membuat makanan malam-malam, namun tidak mungkin juga menyuruh Irma pasti ART nya juga sudah tidur.
Dengan terpaksa Naomi menuruni anak tangga menuju ke dapur. Untuk menuju ke dapur, Naomi harus melewati tempat makan dan kamar Irma. Namun setibanya Naomi di depan kamar Irma, Naomi mendengar suara yang menjijikan dari dalam kamar Irma.
"Akhhh.."
"Akhhhh.."
"Plok.."
"Plok.."
"Plok.."
"Enak mas.. Akhhh.."
Naomi mendengar suara desahan dari Irma. Naomi yang mendengar suara laknat tersebut seketika menjadi jengkel.
"Siapa yang bik Irma masukan ke dalam kamar? berani-beraninya dia membawa laki-laki ke rumah ini? bagaimana bisa dia membawa laki-laki ke dalam, apa pak Agus tidak menjaga gerbang?." gerutu Naomi di dalam hati.
Naomi yang tadinya merasa lapar, kini rasa lapar pun hilang seketika setelah mendengar suara laknat dari kamar pembantunya. Naomi sengaja tetap duduk di meja makan, untuk melihat siapa sebenarnya laki-laki yang di bawa masuk oleh Irma ke dalam kamar. Tidak sabar rasanya Naomi memarahi mereka berdua.
"Berani-beraninya mereka berbuat dosa di dalam rumah ku." ucap Naomi pelan terus menatap ke arah kamar Irma.
Naomi yang terus menunggu di meja makan hampir satu jam seketika merasa mengantuk. Beberapa kali dia memejamkan mata, hanya tidur-tidur ayam. "Duh lama sekali sih mereka tidak keluar-keluar." Naomi yang semakin kesal karena sudah sangat mengantuk.
Tidak lama pintu kamar Irma terdengar seperti ingin di buka, Naomi yang mendengar suara tersebut langsung membulatkan mata secara sempurna. Dia seketika langsung meraih sapu yang berada di dekat ruang makan, untuk memukul laki-laki yang tidur bersama pembantunya tersebut.
Pintu sudah terbuka, dan sangat jelas Naomi melihat laki-laki yang keluar dari dalam kamar pembantunya adalah suaminya sendiri yaitu Hendra.
"Mas Hendra.." Panggil Naomi.
Hendra yang baru saja keluar dari dalam kamar, sambil mengancingkan baju piyamanya seketika terkejut dengan kehadiran Naomi di meja makan.
Naomi yang melihat Hendra baru saja keluar dari dalam kamar Irma seketika berkaca-kaca, Naomi tidak menyangka jika yang tidur dengan pembantunya adalah suaminya sendiri, dan ternyata Irma pun juga menjadi selingkuhan suaminya.
"Naomi.. ini.. ini tidak seperti yang kamu bayangkan.." Hendra yang mendekat ke arah Naomi.
"Lepaskan aku! jangan menyentuh ku!." Naomi yang berjalan mundur menjauh dari Hendra.
Kini air mata Naomi sudah lolos begitu saja membasahi pipinya. "Ternyata pembantu pun menjadi pemuas nafsu kamu mas.. selain Sindi, kamu benar-benar gila.." Naomi yang menggelengkan kepalanya benar-benar tidak menyangka.
next Thor...