Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
" Papa kenapa mama benci sekali denganku, aku gak buat salah lagi kan Pah? Atau jangan-jangan aku bukan anak mama makanya mama gak sayang sama aku" ucap gadis kecil itu dengan polosnya saat berada di pangkuan sang ayah.
" Mama mungkin kecapekan aja makanya marah tadi. Kamu gak boleh ngomong kayak gitu. Kamu itu anak papa dan Mama sama seperti kakak dan adik kamu. Mama pasti juga sayang banget sama kamu" ujarnya berusaha memberikan semangat kepada sang putri.
" Mama gak sayang sama aku pah karena aku bodoh aku gak pernah dapet juara di sekolah kayak bang Adnan. Pasti Mama malu punya anak kayak aku ya kan pa"
"Aqilla dengerin papa ya nak,kamu itu pinter di bidang kamu sendiri gak ada anak yang bodoh. Papa gak suka denger kamu ngomong kayak gitu. Kalau kamu merasa mama gak sayang sama kamu kan masih ada papa. Selagi papa masih ada kamu gak akan merasa kesepian. Oke sayang.. gimana sekarang kita beli ice cream aja kamu mau kan "
" Horee.. beli ice cream. Mau pa ayok" sorak anak itu kegirangan.
Namanya Aqilla Salsabila, seorang gadis kecil berumur 7 tahun yang menginginkan kasih sayang dari sang ibu. Namun karena kemampuan otaknya yang tidak terlalu cerdas tak seperti Adnan Alfarizi,sang kakak yang membuatnya terabaikan. Menurut Mama nya untuk apa mempunyai anak yang tidak bisa di banggakan itu hanya membuat malu keluarga saja. Berbeda dengan papa nya yang begitu sangat menyayanginya nya.
Aqilla tergolong anak yang lahir dari keluarga berkecukupan. Ayahnya bernama Teguh Wijaya seorang pengusaha mebel yang sudah mempunyai banyak cabang. Dan ibunya bernama Miranti juga meneruskan usaha rumah makan yang telah di rintis bersama suaminya. Namun apalah arti semua itu jika kasih sayang yang dia dapatkan tidak sebanding dengan harta yang dia punya.
Dia hanya memiliki sosok ayah yang selalu memberikan semangat padanya saat habis di marahi oleh sang ibu. Saat sang papa membelanya ketika tengah di marahi oleh mamanya maka yang terjadi malah pertengkaran antara ibu dan ayahnya. Dan saat itu terjadi dia akan mengurung diri seharian di kamar.
Apalagi sekarang Miranti baru saja melahirkan anak laki-laki lagi yang di beri nama Alvaro Maldini yang membuatnya semakin tidak di perduli kan. Ibunya hanya sayang dan peduli kepada kedua anak lelakinya saja. Seperti sekarang ini saat menuruni anak tangga menuju ruang keluarga,Miranti sambil menggendong sibungsu menegur sang suami yang terlalu memanjakan Aqilla.
" Kamu ini mas anak kayak gitu aja di manjain banget buat apa sih. Dia bisa beli sendiri gak usah di gendong kayak gitu. Mendingan kamu bantuin aku asuh Alvaro,gak kasian apa kamu dari tadi aku urus sendirian. Kamu juga Aqilla,kamu tuh udah gede gak pantes kayak gitu sama papa kamu. Masuk kamar sekarang Aqilla,belajar sana yang bener jangan bisanya buat malu aja kamu" omel Miranti.
"Bentar lagi ya Ma,papa cuma mau beliin qilla ice cream aja. Setelah itu papa susulin kamu ke kamar ya. Kasian juga qilla,kamu kasih perhatian juga dong sama dia gimana pun juga dia anak kita ma"
"Halah belain aja terus dia mas biar makin besar kepala. Asal kamu tau yaa mas aku gak Sudi punya anak bodoh macam dia. Nyesel aku udah ngelahirin dia ke dunia ini sampai kapan pun bagiku anak kita itu cuma 2 Adnan dan Alvaro aja bukan dia. Kamu urus aja anak kesayangan mu yang gak guna itu mas" Aqilla mulai menangis mendengar perkataan ibu kandungnya sendiri. Meskipun sudah sering sekali ia mendengar tetap saja teras perih.
"Cukup Miranti mau sampai kapan kamu seperti ini. Kepintaran seorang anak itu tidak hanya di lihat dari segi akademik nya saja di sekolah. Kamu sebagai ibu seharusnya memberi dukungan kepada qilla agar dia dapat menemukan di mana letak kemampuan nya. Jangan terus-terusan kamu bandingkan dia dengan saudara nya yang lain itu akan membuat mentalnya semakin down. Kamu harusnya berpikir siapa yang akan merawat kamu ketika tua nanti jika bukan anak perempuan mu siapa lagi." Ujar Teguh mencoba menasihati istrinya.
Namun bukan Miranti namanya jika tidak melawan sang suami. Selalu saja begitu setiap Aqilla sedang bersama papanya,maka tidak lama kemudian pasti sang ibu akan memarahinya. Suara tangis Aqilla mulai terdengar dia tidak ingin lagi menyaksikan pertengkaran antara kedua orang tuanya. Aqilla lantas langsung berlalu menuju kamarnya dan menguncinya dari dalam.
"Sayang, Aqilla tunggu papa nak." Teguh langsung berlari menyusul Aqilla ke kamar nya dan meninggalkan sang istri dengan wajah tertekuk menahan kesal.
Tok...tok..
"Aqilla sayang,kamu jangan nangis lagi yaa. Ayo dong kita beli ice cream masak papa di tinggalin." Tidak ada sahutan dari dalam yang terdengar hanyalah Isak tangis pilu seorang gadis kecil yang sudah merasakan pahitnya kehidupan.
"Qilla maafin papa dan mama ya sayang. Kamu jangan diem terus dong bukain pintunya,papa mau masuk sayang. Kamu jangan dengerin omongan mama kamu yaa nak"bujuk sang papa sekali lagi.
"Qilla gak mau keluar pa!! Aku mau sendiri,gak ada yang sayang sama aku. Mama bener aku cuma buat malu aja. Papa mending bantuin mama aja asuh adek sana setiap papa main sama qilla mama pasti marah dan aku gak mau dengerin itu lagi pa!!" teriak Aqilla dari dalam kamar nya dengan tangis yang semakin kencang.
Teguh pun tidak ingin membuat putri nya semakin sedih. Dia akan memberikan sedikit waktu untuk Aqilla hingga ia merasa lebih baik. Dia pun melangkahkan kakinya meninggalkan kamar sang anak dan berjalan menuju tempat di mana istrinya berada. Dia harus lebih tegas kepada Miranti. Sebagai seorang ibu tidak adakah rasa simpatinya sedikit saja kepada sang anak.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.