satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Dalam pesawat
Kania duduk di tengah, sedangkan Garvin dan Tasya berada duduk di sampingnya. Kania melihat layar handphone nya.
isi pesan chat.
Aidan : "kak pulang jam berapa? "
Aidan : "jawab! nanti aku jemput di bandara sama kak Danu."
Danu : "Kania! kalau udah mau sampai di bandara ngomong nanti aku jemput sama Aidan."
Kania langsung menjawab isi pesan chat yang dikirim oleh adik laki-laki nya dan Danu.
Kania : "aku sampek di bandara kurang lebih jam 5 sore."
pesan terakhir yang dikirim Danu membuat senyuman terukir di kedua sudut bibirnya. sungguh mendapat perlakuan dari Danu serasa ia mendapat sosok kakak yang sangat ia impikan selama ini.
Garvin yang menyadari gelagat sikap dari Kania, yang seakan tengah bahagia.
"kayaknya seneng banget." terka Garvin.
"ha, oh iya ini dapet pesan chat dari Aidan adik aku sama.... " ucapan Kania terputus karna tiba-tiba Tasya hendak memukul wajahnya.
Dengan cepat Garvin melindungi wajah Kania, dan terlihat dari jauh seperti pria itu tengan memeluk Kania.
"ahh, pergi kamu... haaa"
Melihat Tasya yang ternyata mengigau.membuat Kania dan Garvin tertawa ringan bersama.
"emang dia kayak gitu kalau lagi ngigo? " tanya Garvin sambil tetap dengan tawanya.
"em, malahan kalau biasanya orang yang ada di dekatnya itu bakalan melayang nyawanya." bisik Kania.
Sungguh ucapan random Kania benar-benar mampu membuat siapapun akan hanyut dalam cerita dan caranya bicara. mereka berdua pun menghabiskan malam di pesawat itu dengan cerita random. sesekali mereka juga tertawa pelan agar tak mengganggu penumpang lainnya.
Pukul 16.50
Di bandara
Tasya merangkul lengan Kania dan berjalan membawa koper mereka masing-masing, sedangkan Garvin dan Kania masih asyik berbincang.
"kak Kania!" panggil Aidan.
Sontak Kania pun melihat kearah sumber suara. lambaian tangan adik laki-laki nya dan pria yang berdiri di samping Aidan yang tak lain adalah Danu. dengan senyuman candu dari kedua pria itu membuat Kania ikut sumringah dan mempercepat jalannya.
Sedangkan Garvin melihat Danu temannya sendiri menjemput Kania di bandara. "kemarin jalan di Koridor sekolah bareng, sekarang jemput Kania di bandara sama adik nya Kania. sebenarnya hubungan mereka apasih? " gumam Garvin dalam hatinya.
"kak.... " ketika Aidan hendak memeluk tubuh Kania, dengan cepat gadis itu memberi perisai tangannya pada Aidan agar tak mendekat kearah dirinya.
"jangan peluk."
"tapi aku mau peluk. kangen."
bukannya mengindahkan ucapan dari kakaknya Aidan masih memberikan pelukan pada tubuh Kania.
"aisyy, ada banyak orang Aidan malu."
Danu tersenyum, dan hendak mengelus rambut Kania. sontak Garvin langsung menghalangi dengan memegang pergelangan tangan Danu.
Tatapan kedua pria itu pun saling pandang.
"Garvin! "
"jangan sentuh Kania."
karna tak ingin membuat keributan, Danu menurunkan tangannya. sedangkan Garvin melepaskan genggaman tangannya pada tangan Danu.
Kania menyadari pertemuan antara kedua pria itu. dan segera meminta Aidan untuk segera melepaskan pelukannya.
"emm, kalian udah pasti saling kenal kan. emm, jadi nggak perlu aku kenalin donk."
"iyah kita satu kelas." jawab Garvin dengan dingin. "kalau boleh tau hubungan kalian apa?"
"emm, kita.... "
"aku sama Kania teman satu rumah." sela Danu sembari memeluk pundak Kania. "oh iya Om Mahes pasti udah nungguin, ayok pulang." ajak Danu.
"sya kamu pulang sama siapa?" tanya Danu sebelum pergi dari Bandara.
Tasya yang merasa kurang enak badan pun bersyukur ternyata dirinya masih dianggap.
"aku kira kalian nggak lihat aku tadi, aku udah di jemput dari tadi tuh supir aku. kalau gitu aku duluan yah, dah semua... oh iya Garvin duluan yah." Tasya pun berlalu pergi.
Danu yang masih merangkul pundak Kania dan sangat jelas terlihat oleh mata Garvin. membuat pria itu serasa dibakar api cemburu, apalagi ketika Danu memperkenalkan dirinya sebagai teman satu rumah. sontak Garvin semakin tak mampu berfikir apa maksud dari perkataan Danu itu.
"lo mau sampek kapan ngerangkul pundak Kania." celetuk Garvin.
"masalahnya, Kania biasa aja."
merasa tak ingin ada perseteruan Kania langsung menengahi kedua pria itu.
"stop udah, jangan berantem. emm, Garvin aku pulang dulu yah daaa. ayok Nu, Aidan cepet." kini bukannya Danu yang merangkul gadis itu melainkan kini Garvin melihat Kania yang memberi rangkulan pada lengan Danu.
"tapi... " belum sempat Garvin berucap handphone nya berdering. "aduh ganggu aja sih." gumam Garvin.
******
didalam taxi
Danu duduk di depan disebelah pak supir Taxi sedangkan Kania dan Aidan berada di belakang tepatnya kursi penumpang. tak ada percakapan antara Danu dan Kania, hanya suara omelan dari Aidan karna kakaknya telat menjawab pesan chatnya tadi.
tak lama taxi pun berhenti di depan pekarangan rumah. mereka bertiga turun sedangkan Aidan dan Danu membawakan barang-barang milik Kania.
Kania melihat Ayahnya yang ternyata sudah berdiri di depan pintu rumahnya seperti tengah menunggu kepulangannya. dengan berlari Kania langsung memeluk Ayah Mahes dengan sangat posesif.
"ayah! Kania kangen."
Ayah Mahes terkekeh melihat kemanjaan dari putrinya.
"mangkanya kalau liburan nggak usah jauh-jauh." sahut Aidan.
tatapan tajam langsung Kania berikan pada adik laki-laki nya.
"padahal yah Kan kemarin malem ada yang udah nungguin kamu di samping pintu." Danu ikut berucap dengan menahan tawa.
"benarkah! siapa? ahhh, pasti si cowok nyebelin ini yah." Kania langsung menoel dagu Aidan dengan berniat menggoda.
Aidan langsung tampak kesal. "aisyyy, jangan sentuh dagu ku." ucap Aidan dengan hentakkan kakinya menuju ke dalam rumah.
Tapi Bukan Kania namanya kalau berhenti karna larangan dari Aidan, kini gadis itu malah semakin gencar menggoda Aidan dan berlari ke dalam rumah.
"adikku ternyata kangen sama aku ulu ulu ulu... " goda Kania.
Danu dan Ayah Mahes tertawa melihat kejahilan seorang kakak dan kelucuan seorang adik.
"Ayah! ini Kakak nyebelin."
"udah udah, dari pada kalian bertengkar sekarang mendingan kalian cuci kaki sama tangan terus ayok makan malam bersama, kamu juga yah nu."
Danu tersenyum. "iyah om, oh iya aku lupa, kemarin Aidan sempat khawatir in kamu sampek nggak bisa tidur lo kan." setelah mengatakan hal itu Danu langsung berlari kearah kamarnya dengan tawa ringan.
Sedangkan tatapan tajam pun di berikan Aidan pada Danu. "dasar penghianat, kok sekarang malah jadi sekutuan sama kak Kania." gumam Aidan dengan nada kesal.
"beneran adikku." ucap Kania.
Sungguh Aidan benar-benar tak suka dengan sikap yang menurutnya sangat menggelikan. apalagi kalau dari Kania.
"jangan seperti itu."
"apa benar adikku."
"aku bilang hentikan jangan seperti itu."
"apa benar adikku."
Ayah Mahes di buat tertawa cukup kencang melihat kedua anaknya. "sudah cepat kalian bersih-bersih, keburu makanannya dingin nanti." lerai ayah Mahes.
Bersambung.