Aku sangka setelah kepulanganku dari tugas mengajar di Turki yang hampir 3 tahun lamanya akan berbuah manis, berhayal mendapat sambutan dari putraku yang kini sudah berusia 5 tahun. Namanya, Narendra Khalid Basalamah.
Namun apa yang terjadi, suamiku dengan teganya menciptakan surga kedua untuk wanita lain. Ya, Bagas Pangarep Basalamah orangnya. Dia pria yang sudah menikahiku 8 tahun lalu, mengucapkan janji sakral dihadapan ayahku, dan juga para saksi.
Masih seperti mimpi, yang kurasakan saat ini. Orang-orang disekitarku begitu tega menutupi semuanya dariku, disaat aku dengan bodohnya masih menganggap hubunganku baik-baik saja.
Bahkan, aku selalu meluangkan waktu sesibuk mungkin untuk bercengkrama dengan putraku. Aku tidak pernah melupakan tanggung jawabku sebagai sosok ibu ataupun istri untuk mereka. Namun yang kudapat hanyalah penghianatan.
Entah kuat atau tidak jika satu atap terbagi dua surga.
Perkenalkan namaku Aisyah Kartika, dan inilah kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Selepas kelas, Dava langsung bergegas merapikan barang-barangnya, dan langsung berjalan dengan langkah lebar menuju halaman parkir.
Dan disaat bersamaan, Dinda dan Mira yang baru saja berjalan pelan menuju parkir pula, sontak mengernyit saat melihat rektor muda tersebut terlihat begiti tergesa dengan langkahnya.
"Eh Din, pak Dava mau kemana tergesa banget gitu?!" gumam Mira yang sempat menghentikan langkah sahabatnya sejenak.
Dinda mengikuti arah pandang Mira, dan benar. Dava saat ini memang sedang terburu-buru masuk kedalam mobilnya, entah akan pergi kemana.
'Gue harus ikuti, kemana perginya pak Dava!! Mungkin saja dengan ini, gue bisa tahu siapa sosok rektor tampan itu!!' lirih batin Dinda, "Eh Mir, gue duluan ya, ini mamah gue telfon, katanya suruh nganterin ke salon!! Udah dulu ya, byee!"
Dinda langsung saja meninggalkan Mira sendiri, dan bergegas masuk juga kedalam mobilnya, untuk mengikuti rektor muda tersebut.
** **
Selepas persidangan, pihak keluarga tuan Basalamah keluar terlebih dulu. Dikarenakan Aisyah dan juga Meisya masih berada didalam kamar mandi, jadi kesempatan itu digunakan oleh bu Dewi dan menantunya, untuk menumpahkan segala celaan nantinya kepada dosen cantik itu.
"Sudah selesai, ayo keluar!!" seru Meisya yang sudah keluar terlebih dulu.
"Ayo, mbak!" balas Aisyah tersenyum.
Lalu, sesampainya mereka berada diluar, mereka berdua dikejutkan oleh dua wanita beda generasi yang sudah menghadang langkah mereka berdua. Melihat pemandangan didepanya, benar saja membuat Meisya seketika menahan kesal, dengan mencoba menarik nafas sangat dalam.
"Dasar wanita tidak tahu diri!! Sudah puas kamu....."
Tiba-tiba suara bu Dewi terhenti, saat Meisya lebih dulu menyelanya, dengan penuh penekanan.
"Jaga bicara anda, ibu Dewi yang terhormat!! Adik saya mulai detik ini, sudah tidak ada lagi sangkut pautnya dengan masalah keluarga anda!! Jadi saya pertegas buat kalian berdua, jangan lagi mengganggu hidup adik saya, karena saya juga tidak terima sebagai keluarganya!!" sahut Meisya menatap kedua wanita didepanya.
"Diam!! Saya tidak punya urusan dengan kamu, Meisya!!" jawab bu Dewi. Pandanganya beralih kearah Aisyah, yang masih berdiri tenang dihadapanya, "Berani sekali kamu mempermalukan putraku dihadapan banyak orang!! Sudah merasa hebat sekarang, ha?!"
"Dulu saya sangat menghormati anda, karena masih ada status diantara saya dengan putra anda. Tapi sekarang, saya sudah tidak memiliki hubungan apapun, terlepas dari Narendra saja!! Jangan pernah mengganggu kehidupan saya lagi, begitu juga putra saya!!" Aisyah begitu tenang saat melontarkan kata demi katanya. Dosen cantik itu sudah tidak mau lagi jika harga dirinya diinjak oleh kedua wanita gila dihadapanya saat ini.
"Kamu jangan merasa senang dulu, mbak!! Jangan pernah berpikir, jika kamu berhasil bercerai dengan mas Bagas, maka aku juga akan diceraikan olehnya. Karena sampai kapanpun, aku hanya akan menjadi istri seutuhnya untuk mas Bagas!!" sela Melati menahan geram.
Aisyah sontak menoleh, tatapanya tajam bak busur panah yang siap dilontarkan, "Aku tidak pernah mempedulikannya lagi!! Jangan pernah bawa namaku dalam pernikahan kalian lagi!! Pendengaranku begitu jijik, jika kamu menyebut pernikahan kalian dihadapanku!!" tandas Aisyah, "Sudah, ayo mbk!! Waktuku terbuang sia-sia disini!" lanjut Aisyah seraya menggaet lengan Meisya.
"Kurang ajar kamu Aisyah!! Benar-benar wanita murahan, tidak tahu diri....." teriak bu Dewi, setelah mantan menantunya berhasil pergi dari sana.
"Bagaimana ini bu?! Bagaimana kalau mas Bagas benar-benar akan menceraikan aku juga??" kata Melati menahan kecemasanya.
Bu Dewi yang masih merasa kesal, sontak saja memijit pelipisnya yang seketika merasa pusing. Dia hanya mengusap lengan menantunya, mencoba menengkan Melati, dan langsung diajaknya keluar menemui Bagas.
"Abah, tunggu.....!!" seru Bagas yang melihat mantan mertuanya berjalan keluar menuju halaman parkir.
Tuan Abdullah beserta anak menantunya, sontak menghentikan langkah begitu juga menoleh.
"Ada apa, Bagas??" jawab tuan Abdullah dengan tenang.
Bagas melirik sekilas kearah mantan istrinya, yang hanya terdiam tanpa ekspresi apapun.
"Abah, saya hanya mau meminta maaf untuk semua kesalahan yang sudah saya perbuat kepada anak dan cucu abah. Maafkan semua kekhilafan yang pernah dulu saya lakukan dibelakang Ara!!" mohon Bagas dengan raut penuh penyesalan.
Tuan Abdullah tersenyum hangat, menepuk pelan bahu mantan menantunya itu, "Jauh sebelum itu, abah sudah memaafkanmu, Bagas!! Hubungan antara kamu dengan putri abah memang sudah berakhir! Namun hubungan antara kamu dengan cucu abah, akan selamanya tetap mengalir sampai kapanpun!! Abah hanya berpesan, jangan pernah lupakan tanggung jawabmu sebagai ayah untuk Narendra!!" jawab tuan Abdullah.
Bagas mengangguk dengan wajah antusiasnya, lalu dia beralih menatap kedua iparnya secara bergantian.
"Mas Mahar, mbk Meisya....!! Saya juga meminta maaf karena belum bisa membahagiakan adik kalian sepenuhnya. Saya berjanji, akan menggantikan itu semua, pada keponakan kalian, Narendra!! Sebisa mungkin saya akan menyempatkan waktu untuk sering mengunjunginya!!" saru Bagas kembali.
"Pegang semua janjimu, Bagas!! Buktikan saja pada kami!!" pekik Mahardika dengan tenang.
Aisyah hanya terdiam, entah mengapa dadanya seketika terasa sesak bak dihantam benda besar. Dia mengangkat kedua netranya sekilas, berharap airmatanya tidak tumpah dihadapan keluarganya.
"Ara, kenapa kamu tidak menggugat nafkah untuk kalian berdua?! Tapi walaupun tidak, aku akan terus memberimu nafkah sama seperti biasanya, karena dihidupmu ada Narendra!! Dan Narendra akan selamanya menjadi putraku!!" kata Bagas yang sudah berganti menatap mantan istrinya.
Aisyah menoleh, airmatanya sudah menumpuk dibalik pelupuk matanya saat ini. Dia tersenyum kecut, menggambarkan perasaanya saat ini, yang dulu begitu bodoh dengan statusnya sebagai istri.
"Untuk apa aku menggugat nafkah darimu, jika pada kenyataanya dulu, disaat kehidupanmu sedang tidak baik-baik saja, maka akulah yang menjadi penopang hidup bagi kalian semua!! Tapi dengan teganya, ibumu memutar balikan fakta, bahwa kepergianku karena aku wanita yang gila karir!!" balas Aisyah yang seketika airmatanya tumpah dipipi.
Bagas hanya menunduk malu, karena ucapan matan istrinya barusan berhasil menampar dirinya dihadapan keluarga besar Aisyah.
Mahar memberi isyarat bagi istrinya, untuk segera membawa Aisyah pergi dari sana.
"Sudah...ayo, lebih baik kita pulang!!" seru Meisya menuntun iparnya berjalan, pergi dari hadapan Bagas.
** **
"What?? Pengadilan?? Ngapain pak Dava ke Pengadilan Agama??" gumam Dinda, sedikit menurunkan kaca mobilnya. Adik Bastian itu rupanya mengikuti kepergian sang rektor, tanpa sepengetahuan.
Dava yang sudah meparkirkan mobilnya, sontak saja langsung turun dengan langkah lebarnya menapaki jalanan yang baru pertama kali dia singgahi.
Dia langsung berhenti diruangan resepsionis, untuk menanyakan perihal kedatangan Aisyah sebelumnya.
"Baik, menurut pendataan barusan, atas nama Aisyah Kartika, baru saja melangsungkan sidang perceraian dengan saudari Bagas Pangarep Basalamah!! Mereka baru saja putus 1 jam lalu, pak!! Ada yang bisa saya bantu lagi?!" ujar wanita berjilbab navy.
'Jadi, Aisyah sudah resmi berpisah dengan Bagas?! Alhamdulillah ya ALLAH! Entah ini takdir apa, yang jelas hamba memiliki kesempatan, untuk dapat membahagiakannya kembali!' gumam batin Dava yang sangat bersyukur.
"Terimakasih mbak!! Kalau begitu, saya permisi!!" pamit Dava, lalu kembali bergegas menuju halaman parkir kembali.
'Kok cuma sebentar?! Ngapain sih pak Dava?? Aku harus kumpulin bukti, jika benar adanya kalau pak Dava memiliki hubungan dengan bu Aisyah!!' batin Dinda kembali, yang masih mengawasi gerak Dava didalam.
Setelah kepergian mobil Dava, Dinda juga langsung pergi dari sana, entah kemana lagi tujuan gadis cantik tersebut.
Drett..drett...
Bastian yang baru saja selesai dengan metingnya, sontak saja fokusnya terganggu dengan getaran ponsel yang berada diatas meja.
Pria dewasa itu menoleh, dan langsung mengangkatnya, "Iya, apa Din??" kata Bastian.
"Mas, kamu sibuk nggak? Ini ada yang ini aku bicarakan, mengenai bu Aisyah!!" balas Dinda disebrang telfon.
Bastian yang masih duduk diruang rapat, menatap kearah arloji yang melingkar dipergelangan tangannya, "Nggak sih, ini mas baru saja selesai meting!! Memang ada apa?" tanya Bastian menaikan satu alisnya, "Memangnya kenapa dengan Aisyah?? Dia baik-baik saja, kan?? Hari ini dia ada kelas kan??" ujar Bastian yang merentengi beberapa bertanyaan buat sang adik.
Dinda menghela nafas berat, "Sudah, pokoknya mas langsng datang saja ke cafe Dinara, aku tunggu disana!! Daa.." Dinda memutus panggilannya sepihak, dan langsung menambah kecepatannya agar segera sampai dicafe yang telah dia janjikan.
Bastian terdiam sejenak, 'Ada apa dengan Aisyah?? Mungkin, Dinda baru saja mendapat informasi dari fakultasnya!! Aku harus segera kesana."
Ceklek..
Pintu dari luar terbuka, dan benar, orang yang baru masuk adalah Dimas sang asisten.
"Tuan, anda mau kemana?? Makan siang sudah saya siapkan diruangan anda!!" tegur Dimas dengan alis bertaut, saat melihat tuanya tampak gusar.
"Kamu makan saja, Dimas!! Karena siang ini saya mau makan diluar dengan adik saya!!"
"Dinda tuan?!" tebak Dimas, dengan wajah antusiasnya.
"Hemmmt!!" kata Bastian singkat.
"Tuan, saya ikut ya!! Pliss....!!" bujuk Dimas menampakan raut semelas mungkin.
"Ya sudah, ayo cepat!!" Bastian lebih dulu meninggalkan ruang rapat tersebut, tanpa peduli dengan tingkah aneh sang asisten.
'Yess...akhirnya, setelah sekian purnama, aa Dimas bakal ketemu sama neng Dinda!! Tunggu aa neng Dinda.....' sorak batin Dimas, lalu bergegas menyusul tuanya kedepan.
awal nya kupikir Aisyah akan menikah ma Bastian, skalipun Bastian arogan..tp demi cinta nya dia melakukan itu smua,,sayang skali cinta nya Aisyah berlabuh k hati Dava..padahal dr awal hanya menganggap Dava sahabat aj 🤦♀️
rasain kamu Bagaaaass,,hhuuuu!!!
siap2 Melati..bom waktu sebentar lg bakalan meledak,,boooooomm!?
aq jd nya ilfeel ma kamu Bas,,aq kira kamu benar2 pria baik2..ternyata g lebih baik dr Bagas, demi mendapatkan hati Aisyah kamu menghalalkan sgala cara..mudah2an Dinda mengetahui kejelekan kaka nya...
Bagas vs Prabu..😁
tp maaf kaa,,suka salah sebut nama alias ketuker tuker 🤭
ingat tensi buuu jangan marah2 aj bawaan nya 🤨
selamat datang penyesalaaan,,karena kamu berhasil membuang berlian dn memilih batu kerikil!!!