"Aku mencintai kamu."
Sesederhana itu, cara ku mencintaimu.
"Jangan tanya kenapa aku mencintaimu, karena sederhana saja aku mencintaimu dan jangan tanyakan alasannya.
Karena jawabannya sama, aku mencintaimu."
I LOVE YOU ❤️❤️❤️
"aku mencintaimu dan aku ingin hidup bersama mu."
😍😍😍
Seorang laki-laki yang memperjuangkan cintanya dengan hambatan restu dari Mamanya karena mereka berbeda.
Apakah mereka akan masih bisa bersama dengan tembok pembatas yang begitu tinggi dengan segala perbedaan yang membatasi mereka.
"Hidup ku jauh lebih nyaman sebelum mengenal Mu, Mas. Terimakasih atas semuanya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aeni Santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#26
Bruk..
Gebrakan meja dari direktur membuat Reza seketika kaget.
"Apa yang sudah anda lakukan Pak Reza.!!!"
"Yang anda lakukan ini akan sangat merugikan perusahaan ini, anak magang itu berani membuat laporan ke kampus dan mereka punya buktinya. Betapa banyak kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan karena perbuatan tercela anda ini."
Direktur perusahaan sangat marah dan Reza sekarang hanya bisa diam dan menunduk saja karirnya akan menjadi taruhannya.
"Ini pasti Akmal dalangnya."
Dalam hati Reza.
"Pak Reza.!!!, Anda mendengarkan saya!!!."
Bentak lagi Direktur karena Reza terlihat melamun sama sekali tidak terlihat menyesali perbuatannya.
Reza sontak menengadahkan kepalanya menatap ke arah Direktur yang menatapnya tajam.
"Maaf Pak."
"Hanya maaf !!!, jika mau berbuat itu dipikir Pak jangan asal saja tidak tau dampaknya."
Reza terdiam, di tidak menjawab.
"Sekarang juga, Pak membuat pernyataan jika menyesal dan minta maaf ke anak magang itu."
Reza nampak kaget dengan sanksi itu.
"Dan satu lagi, konsekuensi dari perbuatan Pak Reza yang sudah merugikan perusahaan ini dan mencoreng nama baik dari perusahaan ini maka Pak Reza akan diturunkan dari jabatan manager."
Bagaikan disambar petir di siang bolong, Reza nampak syok dan tak menyangka sampai mendapatkan sanksi penurunan jabatan.
"Tapi Pak, apa tidak cukup dengan saya minta maaf kepada Kasih."
"Itu wajib anda lakukan tetapi bentuk sanksi karena sudah membuat nama perusahaan ini menjadi jelek maka Pak Reza harus diturunkan dari jabatan manager menjadi karyawan biasa. Keputusan perusahaan tidak bisa diganggu gugat jika memang Pak Reza tidak bisa menerima keputusan ini silakan resign dari perusahaan."
Ternyata ancaman yang menyeramkan sampai pemecatan.
Reza nampak tak terima namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa ini semua memang akibat dari ulahnya.
"Silahkan keluar Pak Reza, saya tunggu statement anda untuk meminta maaf kepada korban dan mulai besok pagi silakan masuk ke bagian karyawan."
Reza dengan langkah gontai keluar dari ruangan direktur. Mau gimana lagi mau menolak keputusan dari perusahaan juga dia yang harus keluar dari sana mau kerja lagi dimana.
Sebenarnya Raisa tidak menerima keputusan itu dan tumbuh rasa dendam di dalam hatinya untuk membalas perbuatan mereka yang sudah berani membuat harga dirinya turun.
"Awas, kamu Akmal. Aku belum kalah.."
Gerutunya setelah masuk ke dalam ruangannya yang harus segera dia kosongkan.
Rasa kesal dan benci kepada Akmal, membuatnya memikirkan suatu cara agar bisa terlampiaskan dendamnya.
🌹🌹🌹🌹
Kasih sendiri sudah merasa lega karena permasalahannya sudah selesai dan kini dia bersama Septi sedang berada di perusahaan di mana Akmal bekerja untuk mengurus administrasi magangnya.
"Ridho, kamu sudah urus semua keperluan Kasih dan Septi."
"Sudah Bos, mereka sudah ada di HRD."
Akmal sejak pagi meeting jadi belum bisa menemui Kasih.
"Mereka masih di sana.?"
"Masih sepertinya."
Akmal tersenyum penuh arti lalu beranjak ingin pergi dari ruangannya.
"Mau kemana kamu.?"
"Menemui Kasih lah."
"Mal, Kamu tidak kasihan sama kasih.?"
Akmal yang akan membuka pintu tak jadi dan menatap wajah Ridho.
"Kenapa.?"
"Kamu bos disini, kalau kamu menemui Kasih disini saat jam kerja nanti dia yang akan mendapatkan dampaknya."
Akmal nampak berfikir.
"Terus aku harus gimana.?"
"Ketemu diluar saja. Kalau ketemu disini nanti dia yang kena hujat sama karyawan lainnya."
Akmal lemes kembali ke tempat duduknya.
"Tapi kan mumpung disini jadi mau aku traktir."
"Ketemu aja nanti kalau pulang diluar."
Akmal akhirnya mengurungkan niatnya untuk menemui Kasih dan memutuskan menelponnya saja.
"Assalamualaikum Mas."
Terdengar suara Kasih di telepon Akmal membuatnya tersenyum senang.
"Waalaikumsalam, Kasih masih di HRD.?"
"Ini sudah selesai Mas, besok sudah mulai magang. Terimakasih ya Mas."
"Sama-sama Kasih, mau langsung pulang.?"
"Iya Mas, mau mampir makan siang dulu."
"Dimana.?"
"Di warung Bude saja Mas, sama Septi."
"Mas ikut ya.?"
"Mas nggak ada kerjaan.?"
"Bisa dikerjain besok saja, lagian seharian kamu disini tapi Mas nggak bisa menemui kamu. Maaf ya Kasih Mas meeting dari pagi."
"Nggak papa Mas, Kasih sudah seneng Mas Akmal bantuin Kasih."
"Sama-sama Kasih, ya udah kita berangkat sekarang ya.?"
"Tapi Kasih naik sepeda motor ya Septi"
Kasih mengira Akmal mengajak ke warung Bude bersamaan.
"Kalau mau bareng Mas, juga oke. Mas tunggu dilobi ya."
Goda Akmal.
"Makasih Mas, ya sudah Kasih jalan dulu sama Septi ya Mas."
"Oke, hati-hati kita ketemu disana."
Akmal mengambil kunci mobilnya dan beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana .?"
Akmal keluar dari ruangan dan Ridho nongol lagi di depan matanya.
"Makan siang, ikut nggak.?"
"Dimana.?"
"Warung Bude, biasa."
Akmal melenggang meninggalkan Ridho yang masih berfikir.
"Sama Kasih.?"
"Iya.."
"Kamu nggak dengerin saran ku tadi."
Ridho mengikutinya.
"Ikut nggak, nggak usah cerewet kayak emak-emak."
Akmal akan menutup pintu lift dan Ridho buru-buru menyusulnya.
"Kalian janjian.?"
"Ketemu disana, dia sudah berangkat sama Septi ke sana."
"Kirain naik mobil sama kamu."
"Maunya gitu, tapi dia nggak mau."
Ridho tersenyum kecut mengejek Akmal.
"Kenapa kamu.?"
"Nggak papa, ha ha ha.."
Lift terbuka dan mereka berdua Keluar dari lift lalu berjalan menuju ke lobi.
Remote mobil Akmal tekan dan mereka masuk ke dalamnya.
"Mal, kamu beneran cinta sama Kasih.?"
Tiba-tiba ridho mempertanyakan itu lagi.
"Kenapa sih tanya itu lagi. Kamu kan sudah tahu jawabannya."
"Kapan Kasih akan kamu kenalkan sama keluarga mu."
"Nanti, kalau Kasih udah siap."
"Mama kamu sabar nungguin.?"
"Aku tidak peduli lagi dengan Mama terserah dia mau berbuat apa kalau mau mengenalkan perempuan lagi terserah dia, aku tidak akan meresponnya biarkan saja."
"Kamu sudah mengenal keluarga Kasih.?"
Akmal menggelengkan kepalanya.
"Dia belum mau, Kasih selalu beralasan untuk menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu. Dia takut kalau aku ke rumahnya sekarang nanti bapak dan ibunya malah menyuruhnya untuk menikah."
"Bukannya kamu mau itu.?"
"Iya sih, tapi nggak Setega itu kali aku ke Kasih biarkan saja dia menyelesaikan tanggung jawabnya terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya."
Ridho menganggukkan kepalanya dan tak terasa mobil Akmal sudah merapat dan berhenti sempurna di depan warung Bude.
Kasih bersama Septi juga sudah sampai mereka menunggu Akmal di atas sepeda motornya.
"Itu mereka Kasih."
Ucap Septi.
"Iya, sebagai ucapan terimakasih Kita traktir mereka yuk Sep."
Kata Kasih dan Septi malah menatapnya penuh pertanyaan.
"Nggak salah Kasih, mereka kan yang uangnya banyak apa mau.?. Lagian Mas Akmal pasti gengsi kalau kamu yang traktir Dia."
Kasih nampak mikir.
"Iya sih, terus..."
"Kasih sudah sampai dari tadi.?"
Akmal dan Ridho sudah mendekati mereka.
"Nggak Mas, baru aja."
Ucap Kasih sambil tersenyum.
"Maaf ya, tadi Mas meeting sampai siang."
"Iya Mas, yuk Mas kita masuk makan siang. Ijinkan Kasih dan Septi yang traktir ya Mas, he he ..."
Ridho dan Akmal malah saling pandang.
"Oke deh..."
Jawab Ridho untuk menghargai mereka berdua.
"Ayo Mal.."
Akmal sendiri sebenarnya merasa tidak enak.
😂😂😂😂
masih arogan atau langsung baik😂