NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:56.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30

"Apa maksud sms kamu, Sil?" Tanya Prilly saat panggilan sudah tersambung.

"Loh, tante masih kurang faham? Tante nggak tahu kalau yang ada di buku nikah itu adalah foto Rere? Pembantunya anak tante? Rere itu ternyata Afifah, tan. Tante sudah di tipu sama pembantu sialan itu, dan Arsya juga sudah membohongi tante"

"Ini nggak benar, Sil"

"Nggak benar gimana tante, jelas-jelas itu foto Rere. Coba tante lihat baik-baik. Itu Rere, kan?"

Entah seperti apa shocknya Prilly, yang jelas ada amarah tertahan di benaknya.

"Ini nggak bisa di biarin"

"Benar, tante. Kita harus menyingkirkan babu itu secepatnya"

"Tunggu tante pulang, Sil. Tante nggak akan memaafkan Rere. Dia harus di kasih pelajaran"

"Aku setuju, tante" Kata Silvia. "Tapi tante, jangan sampai Arsya dan pembantu itu tahu kalau kita sudah tahu jika Rere adalah Afi"

"Kenapa?"

"Selama ini kita sudah di tipu habis-habisan sama Rere, kita berada jauh di belakang Rere dan juga Arsya. Kita susul langkah mereka, kita salip mereka, kita main cantik, tante"

"Entahlah, tante nggak bisa berfikir jernih saat ini, rasanya tante ingin sekali mencakar wajah pembantu itu"

"Sabar dong tante, ingat! Sesuatu yang di awali dengan kemarahan, maka hasilnya kita yang akan di permalukan. Slow aja tante, yang penting tepat sasaran, dan tujuan kita bisa tercapai"

"Lantas, apa rencanamu kalau kita main cantik"

"Untuk sementara ini belum aku fikirkan, tante"

"Okay, tunggu tante pulang, kita susun rencana sama-sama"

"Siap, tante"

"Ya sudah, tante tutup dulu, tante butuh waktu untuk mendinginkan fikiran tante"

"Ingat ya tante, jangan beri tahu om Zidan dulu. Ini rahasia kita"

"Iya"

"Okay, tante. Happy holiday, be carefull"

"Hmm" sahut Prilly, nadanya terdengar berat.

Silvia lalu memutus panggilannya.

"Hasut terus si Prilly, nak. Tanamkan rasa benci untuk babu itu di hati Prilly, jangan biarkan Prilly luluh dengan putranya"

"Tentu, mah" Dua wanita itu tersenyum licik.

Hening beberapa detik, Calya tiba-tiba bersuara.

"Mamah ada ide, sayang!"

"Apa, mah?" Tanya Silvia dengan tatapan serius.

Wanita dengan rambut sedikit beruban pun membisikkan sesuatu di telinga sang putri.

"Wah, ide mama cemerlang juga, tapi kita tunggu tante Prilly ya mah"

"Kapan dia pulang?"

"Satu minggu lagi, mah"

"Okay" Jawab Calya yang tak lain adalah mamahnya Silvia.

Tidak bisa di bayangkan, betapa murkanya Prilly saat ini. Apalagi ketika berulang kali dia menatap foto yang Silvia kirimkan. Amarah jelas semakin memuncak, ia merasa kalau putranya pasti sudah di hasut oleh Afifah.

****

Malam semakin sunyi, Afi yang tadi di temani Indah menonton televisi, kini sendirian menunggu kepulangan sang suami, karena nenek sudah pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

Tepat ketika jarum pendek di angka sembilan, dan jarum panjang di angka lima, suara deru mobil terdengar kian jelas.

Afi bisa menebak kalau itu adalah Arsya.

Bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju ruang tamu untuk membuka pintu. Namun sebelumnya, Afi mengintip melalui celah korden terlebih dulu. Jaga-jaga kalau yang datang memang benar Arsya.

Saat pintu sudah terbuka, senyum Arsya langsung terbit yang membuatnya otomatis salah tingkah.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Arsya. Menyerahkan tas kerjanya ke tangan Afi yang sudah terulur.

"Nunggu bapak"

Pria itu malah tergelak. Dan Afi kebingungan.

"Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" Keduanya sama-sama melangkah masuk. Afi kembali menutup pintu, sekaligus menguncinya, sementara Arsya menunggunya.

"Aku ini bukan bapakmu, jangan panggil aku, pak. Nggak enak di dengar"

"Terus, aku harus panggil apa?" Tanya Afi dengan polosnya.

"Sayang, boleh"

"Sayang?" Afi menoleh ke samping kiri. "Nggak mau, geli"

"Kenapa geli? Suami istri nggak apa-apa panggil sayang"

"Tapi aku sudah nyaman dengan panggilan itu"

"Tapi aku yang nggak nyaman, Fi! Jangan perlakukan aku seperti atasan, aku ini suamimu bukan lagi bosmu"

"Ya sudah aku panggil mas saja, gimana?"

"Sayang lebih bagus, si. Tapi itu juga lebih baik dari pada bapak"

Afi tertunduk malu, wajahnya mungkin sudah memerah saking malunya.

"Bapak sudah makan?"

Arsya menghentikan langkahnya, lalu terdiam sambil menatap istrinya lekat-lekat.

"Mas, maksud aku"

"Nenek dimana?" Tanya Arsya, alih-alih merespon ucapan Afi barusan.

"Baru saja ke kamar"

Tanpa aba-aba, Arsya mengangkat tubuh Afi dan membawanya ke kamar dengan menaiki tangga.

"Mas, turunin"

"Kenapa?"

"Nanti nenek lihat, malu" Sungguh, Afi benar-benar tak mampu menatap kilat mata Arsya.

"Kan sudah tidur"

"Turunin, aku mau ke dapur"

"Ngapain?"

"Siapin makan malam buat bapak, mas, maksudku"

"Aku sudah makan"

"Kalau gitu, aku mau ambil air di dapur"

"Itu bisa nanti, sayang" Langkah Arsya akhirnya sampai di kamar. Ia membuka pintunya dengan salah satu tangannya, kemudian menutupnya kembali menggunakan kakinya.

Pria itu langsung merebahkan istrinya di atas ranjang, dan memposisikan dirinya di atas tubuhnya dengan bertumpu menggunakan kedua siku.

"Apa ada yang ingin kamu curhatkan atau mungkin keluhkan padaku?" Sepasang mata Arsya terus tertuju pada bola mata Afi, tanpa teralihkan barang sejenak.

"Sedikit kesal dengan Silvia"

Kening Arsya mengkerut. "Dia kesini?"

"Hmm, dia bilang mau temani nenek"

"Ada bikin onar?"

"Enggak, si. Tapi cukup membuatku mengulur sabar panjang-panjang"

"Besok kalau dia datang kesini lagi, langsung beri tahu aku, aku sendiri yang akan mengusirnya"

"Dia juga sempat masuk ke kamar ini, dan untungnya dia nggak tahu buku nikah kita yang masih ada di atas meja"

"Malah lebih bagus kalau dia tahu" Ujar Arsya, tangannya sambil bergerak nakal di balik piyama Afi.

"T-tangan mas_" Kalimat Afi terpotong karena Arsya buru-buru membungkamnya menggunakan bibirnya.

Satu menit kemudian, tepat ketika Afi kehabisan oksigen, Arsya melepas pagutannya.

"Mumpung belum mandi" Kata Arsya dengan sorot jahil.

"Tapi pintunya belum di kunci" Mendengar kalimat Afi, Arsya segera bangkit, kemudian berlari mengunci pintu.

"Sudah nggak sakit, kan?" tanya Arsya setelah kembali menaiki ranjang.

"Sedikit"

"Nggak apa-apa?" Arsya sedikit ragu sebenarnya.

"Nggak apa-apa" Balas Afi.

Kembali, mereka saling mempertemukan bibirnya untuk kesekian kali.

Sudah tak ada lagi perasaan canggung di hati keduanya, membuat Arsya tak lagi segan menjamah setiap lekuk tubuh Afi.

Keduanya sama-sama mencapai satu pelepasan setelah melewati beberapa menit, dan seketika, tubuh Arsya ambruk di iringi nafas yang memburu serta dada naik turun.

Masih menindih tubuh Afi, Arsya sedikit bergerek mengangkat dadanya yang bidang. Ia menatap wajah istrinya dengan penuh cinta.

Tangannya terulur menepikan anak rambut yang sedikit basah karena keringat.

Diam saling memandang, Arsya lantas menyerukkan suaranya.

"Jangan takut apapun, aku, akan selalu bersamamu meski harus melawan mamah"

Wanita di bawah kungkungannya menelan ludahnya, lalu merangkum wajah suaminya.

"Makasih" Ucapnya. "Mas benar-benar mencintaiku, kan?"

Pria itu mengangguk.

"Sejak kapan?"

"Nggak tahu" Jawab Arsya jujur. "Kamu sendiri, apa juga mencintaiku?"

Tanpa ragu Afi mengangguk mantap.

"Sejak kapan?" Arsya mengulang pertanyaan Afi.

"Sejak mas menikahiku"

"Kan belum ketemu, kenapa bisa cinta?"

"Karena mas sudah menjadi suamiku, aku wajib mencintai mas apapun kondisi, mas"

"Kalau aku tak punya apa-apa, apa kamu masih mencintaiku"

Menepikan rasa malu, Afi meresponnya dengan melingkarkan tangan di punggung pria yang masih berada di atas tubuhnya.

"Aku akan selalu menemani mas selama mas butuh aku"

Bersambung

1
Syirfa Ratih
smga bnr" itu Arsya..malas bgt kl ceritanya sm kyak sinetron ikan terbang..plis y thor...jgn ada pisah"in mereka,,🥺
Asri
hayyah, menunggu reaksi arsya waktu pulang dari Singapura saja lah 😅
sryharty
ya Allah Ka ane sedikit syekaliii
N I A 🌺🌻🌹
afi pergi trus hamil trus bbrp tahun kemudian ketemu sama arsya dan udah punya anak terus kayak kisah novel pada umumnya😂
di tunggu karma prily
Salim S
udah gitu doang...?dikit amat..?!nunggunya sampai lumutan loh..mending kamu jujur fi ceritakan pertemuan kamu dengan s prilly kasihan arsya dia nggak melakukan kesalahan tp selalu menderita dia udah bucin sama kamu...jangan sakiti arsya lagi dengan meninggal kannya...jujur sama pasangan itu lah kunci keutuhan rumah tangga
Sugiharti Rusli
semoga aja kamu hamil yah pas pisah sama Arsya
Asri
hah, beneran jadi korban, silvia? kena aids gak tuh? 🫣
Salim S
tinggal jujur aja sama arsya,tahu ibu mertua mu manipulatif dan licik belum tentu srnua yg dia ceritakan semuanya benar atau hanya ingin membuatmu merasa bersalah dan meninggalkan arsya tanpa harus ribut dengan anaknya...arsya bukan orang picik dia pasti akan mengerti dan tetap menerimamu karena dia tulus mencintaimu..
sryharty
kalo aku jadi Afi pun akan mumet ,,
afi pergi pasti lg dalam keadaan hamil
duuuh kasihan banget seh fi hidup kamu

awas Arsya jangan sampe kamu mau di nikah kan sama si ulet bulu Silvia,,dia pembawa virus
enak kan sil senjata makan tuan
itu mama nya Silvia bener2 bikin gedek
Ainisha_Shanti
femikiran yang sangat dangkal
N I A 🌺🌻🌹
entahlah fi, apa nasib mu bakal sama kayak tokoh2 lain nya, berpisah terus hamil setelah bbrp tahun ketemu sama suami dg anak yg sdh kau lahirkan sendirian🤭
Sugiharti Rusli
kasihan Afi diteror sana-sini karena pernikahannya sama Arsya
Salim S
😓😓😓😓
Asri
duh, aslinya sih pengen komen julid terhadap prilly, kenapa gak diikhlasin aja?

tapi,,,, kalo kejadian itu terjadi padaku, apa aku juga bisa ikhlas?

ih, emang gampang banget ya jadi tukang maido 😂😂😂
Sugiharti Rusli
waduh berat yah tawaran bu Prilly, kira" Afi akan memilih ga yah dia🤔🤔🤔
N I A 🌺🌻🌹
kayaknya afi bakalan terima tawaran prily nih
Dia Amalia
emak gk nyambung kau emang bukan tau ikhlas kn yg lalu😔😔😔
Salim S
apakah afi akan menerima tawaran itu?kasihan arsya dia mencintai istrinya tapai emaknya membenci istrinya...kesalahan orang tua di limpahkan semua ke anaknya padahal anaknya tidak tahu apa2.kalau arsya tahu kalau ayah afi sengaja menabrakkan diri demi agar afi menikah dengaany apakah arsya akan tetap menerumanya....entah lah mumet jadinya mana di gantubg terus kaya jemuran....
Jossy Jeanette
lanjut kak thor...sptnya bu prilly ada dendam dan sakit hati ke kelg afi
sryharty
si Prilly bener2 gaje,,
amit2 wooy Adam juga ga Sudi sama kamu prill
Adam udah bahagia sama Dinda
ya Allah aku ko kasihan banget sama Zidan yah
pasti sakit banget mendengar kenyataan ini
Arsya yang sabar ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!