NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

pagi menjelang, semalam aku langsung tertidur tanpa mendengarkan penjelasan mas Budi. bukan kenapa-kenapa, tepatnya aku menghindari perdebatan. tak ingin tahu asal usul wanita itu,, toh tak penting juga.

hari ini aku bangun kesiangan, badanku sedikit meriang mungkin karena kehujanan kemarin malam. anak-anak sudah bangun seperti biasa mereka sudah bermain di halaman. aku sampai lupa menanyakan belanjaanku saat di mall pada Kevin, padahal saat itu aku sudah membeli televisi untuk di rumah, jika sudah ada televisi anak-anak pasti lebih anteng saat aku berpergian.

saat ku langkah kaki menuju dapur, tiba-tiba tetap terdengar seseorang datang memberi salam.

"permisi..!

"ya!"

terlihat laki-laki perubahan yang berdiri dan pintu rumahku yang kebetulan terbuka. iya memakai setelan kemeja rapi, layaknya pegawai kantoran.

"cari siapa ya pak?"

"benar ini rumahnya pak Budi?"

"iya betul"jawabku seraya mendekat. ku persilakan bapak itu untuk duduk di sofa ruang tamu, dan orangnya yang ia cari pun muncul karena bersamaan dengan itu mas Budi keluar dari kamar.

"maaf dengan siapa? ada apa bapak mencari suami saya?"

"perkenalkan saya Ricky. pengacaranya Bu Yulia. saya ke sini hanya ingin menyampaikan pesan dari beliau"

"Yulia? bukankah itu nama wanita tadi malam, hebat sekali Dia sampai bawa-bawa pengacara. jangan-jangan, dia ini bukan orang yang biasa. lalu untuk apa dan menyuruh pengacaranya kemarin?"

"ada apa pak?"tanyak mas Budi. wajahnya nampak berubah berubah. sebenarnya siapa Yulia, kenapa mas Budi bisa berhubungan dengan wanita itu.

"saya disuruh menyampaikan beberapa tagihan kepada pak Budi. berikut, biaya servis motor, rumah sakit dan biaya pengeluaran lainnya bekas pak Budi"laki-laki itu menyerahkan dua lembar kertas yang disambut oleh mas Budi. ku dekati mas Budi kemudian melihat isi dari kertas tersebut.

"apa-apaan ini mas?"

pengeluaran apa ini? kenapa sampai 8 juta?"jerit ku tak percaya. kertas ini nyatanya berisi lampiran pengeluaran mas Budi.

"jadi mas ini ngeretin wanita itu?"

"bukan dek, mas bisa jelasin, tapi beneran bukan seperti"

"kalau bukan, kenapa tagihan ini atas nama kamu semua mas? siapa yang mau bayar hah?"

seketika darahku mendidih, rasa kesal ku kepada mas Budi yang semula sudah lunak ini meletup kembali bak letusan.

"maaf bapak dan ibu. Saya hanya menyampaikan itu saja. dan, tagihan ini mohon segera dilunasi, batas waktunya hanya satu minggu.

"tunggu pak, Saya minta keringanan!"serga mas Budi. ia menahan bapak itu beranjak.

"maaf pak Budi, ini di luar kewenangan saya. jika ada sesuatu, mohon sampaikan saja kepada bu Yulia. saya pamit undur diri.

sepeninggal laki-laki paruh baya itu, aku langsung penarik kertas yang berada di genggaman mas Budi.o aku ingin melihat lebih jelas lagi lampiran tentang miliknya.

"ini apa mas?"

ku lempar kertas itu tepat di hadapan wajahnya. mas Puri hanya tertunduk tanpa menanggapi ucapanku.

"kemarin, kamu berani masukkan wanita lain ke rumah ini. dan sekarang tiba-tiba saja ada tagihan hutang sebanyak itu. mau kamu apa sih mas? kurang kamu menyiksaku hah?"

"pelan kan suaramu dek, nggak enak didengar anak-anak sama tetangga!"

"kamu bisa mikirin mereka. apa kamu pernah mikirin perasaan aku hah?"

"sudah dek, ini semua biar menjadi tanggung jawabku. kamu tak perlu ikut campur. percayakan semuanya sama mas!"

"ya iyalah... urusi semua masalah ini. tapi aku nggak habis pikir aja sama kamu. kalau kamu mengurus masalah itu, lalu bagaimana dengan aku atau anak-anak? kamu makan saja masih aku yang urus. awas aja kalau sampai bawa-bawa rentenir lagi. lama-lama aku juga nggak tahan hidup sama kamu mas!"

akhirnya semua kesal yang aku pendam aku luapkan juga. aku bangkit dari sopan sama mas Budi mencekal lenganku.

"apa kamu sudah tak bahagia?"

"pikir saja sendiri, tak perlu kamu bertanya mas!"

"apa kamu sudah tak bahagia?"tanyanya lagi, namun kali ini suara mas Budi terdengar bergetar.

"beri aku kesempatan sekali lagi untuk membenahi keonaran ini. jika sampai akhir bulan masih tak ada perubahan, aku juga tak mau terus membuatmu bertahan"

"lakukanlah mas!"

aku menepis cakalan tangan itu, kemudian memilih beranjak ke dalam kamar. tak kupedulikan bagaimana keadaan mas Budi. lambat laun semua pasti terjadi. iya, sebuah perpisahan. aku bertahan karena masih bingung akan melangkah ke arah mana.

meskipun tujuanku adalah Kevin, aku belum cukup yakin bahwa laki-laki itu benar-benar serius. entahlah, aku hanya butuh waktu untuk meyakinkan. walaupun saat ini, aku sedang merasakan hubunganku dengan mas Budi semakin hambar. badanku terasa lemas, sehingga aku memilih membaringkan tubuhku ke atas ranjang, kemungkinan aku mengulur waktu untuk ke rumah Kevin, sampai keadaan tubuhku kembali normal. sayup terdengar suara mas Budi berbicara, namun karena saking ngantuknya mungkin karena efek obat yang kau minum tadi sehingga aku mengabaikan masih Budi.

...****************...

",ma,bangun ma, ada tante!"

kurasakan tepukkan di wajahku, sesekali tangan kecil intan mengguncang tubuh ini. aku pun enggan beranjak dari tempat tidur, namun semakin lama suara intan semakin mengganggu.

"ada apa sih kak? Mama lagi nggak enak badan"

"itu mah ada tamu"

"bilang aja Mama lagi nggak enak badan lagian siapa sih?"

"itu lo ada tante, katanya penting makanya suruh bangunin mama"

"tante?"

tugas aku bangkit dari tidur, kemudian melirik jam dinding. jam menunjukkan pukul 03.00 sore, ternyata aku sudah terlalu lama tertidur. kutatap intan yang duduk di sampingku sekali lagi yang memberi isyarat bahwa ada seseorang yang menungguku di ruang tamu.

setelah membenahi penampilan aku pun beranjak keluar kamar, saat membuka pintu aku terpaku kepada sosok wanita yang tak duduk di sofa. wangi parfum yang ia kenakan menguar indra penciuman. yang menunjukkan kepala sehingga aku tak bisa melihat wajahnya.

"maaf siapa ya?"tanyaku. wanita itu lantas mendengar, barulah aku bisa melihat jelas wajahnya.

"ka...kamu?"

"hai... maaf mengganggu, ujarnya seraya bangkit dari sofa. iya berdiri saya mengeluarkan tangan. aku nampak ragu, namun kali ini aku sambut jabatan tangannya.

wanita itu mengenakan tas berwarna hitam selutut, terlihat anggun apalagi rambutnya bergelombang yang terkerai indah. aku menilik penampilannya saksama, barulah aku sadar siapa wanita yang berada di hadapanku.

"yu-yulia?"

"iya ini saya"

penampilan Yulia sangat berbeda jauh dibandingkan malam itu. terlihat sangat berkelas, bahkan aku tak henti memindai penampilannya.

"apa aku boleh duduk?"

"ya-ya silahkan"saking gugupnya aku lupa mempersilahkannya duduk. hatiku mendadak menciut mengingat apa yang sudah kulakukan malam itu. yang jelas, Yulia bukan wanita biasa, sangat jelas dari penampilannya saat ini, coba kedatangan pengacaranya tadi pagi. itu sangat menegaskan status sosial yang dimiliki wanita ini, bukan orang biasa.

"kamu pasti pernah tanya kenapa aku ke sini? tapi, Kamu sudah tahu hutang suamimu?"

aku mengganggu sedangkan senyum Yulia merekah. tatapan matanya seakan mengulitiku saat ini.

"maaf atas kejadian malam tadi, aku cuma...

"tak masalah it's oke. wajar saja sebagai seorang istri, pastinya kamu tak mau suamimu menikah lagi bukan?"

"iya, apalagi keadaan mas Budi Kamu pasti tidak akan kuat"

"jika alasan ekonomi, aku tak memerlukan itu. kekayaanku sudah terlalu banyak, bahkan aku sanggup menghidupimu dengan anak-anakmu. yang kubutuhkan hanya kasih sayang suamimu jadi kapan?"

"maksudnya?"peningku berkerut tunggu aku tak mengerti dengan maksud dari ucapan Yulia.

"aku tak suka berbelit-belit. lagi aku masih berbaik hati, aku hanya ingin memastikan kapan kamu meninggalkan Budi?"

"apa maksudmu?"

video tertawa tanpa suara, ya kemudian melipat kedua tangannya di depan dada sembarang menyadarkan punggungnya ke sofa. aura tak biasa sangat getaran dari posisi duduknya saat ini sangat berkelas.

"kau tinggal pilih, pergi dari kehidupan Budi. atau aku yang memaksamu. mau cara kasar apa halus?"

"Budi itu suamiku. tak ada yang akan pergi soal hutang itu dia berjanji akan membereskannya"

"oh ya, lalu, bagaimana dengan Kevin?"

Deg

peredaran darahku akan berhenti mendadak, teguh jantungku pun berdetak tak biasanya.

Da...da...dari ma..."

"hahaha.... lihatlah wajahmu Dina, aku belum bertindak apa-apa loh, kenapa wajahmu sudah tegang?"

"siapa kamu sebenarnya?"

"aku? namaku Yulia. jika berkenan aku ingin menjadi ibu tiri dari anak-anakmu!"

"bukan itu, dari mana kamu tentang Kevin haa?"

"itu tak penting, sekarang aku tunggu keputusanmu, kapan kamu meninggalkan Budi?"

"sebelum aku mendapatkan Kevin aku tak mungkin melepaskan suamiku?"

"oh ya? apa kau perlu bantuanku? bagaimana kalau kita kerjasama? aku bantu mendapatkan Kevin, dan kau melakukan sebaliknya?"

aku semakin bergemuruh hebat, sebenarnya siapa wanita ini. kenapa dia bisa mengetahui hubunganku dengan Kevin. aku harus mencari tahu sendiri, yang jelas wanita ini sepertinya sangat berbahaya. aku tak mau kehilangan mas Budi sebelum mendapatkan Kevin.

"bagaimana? kau mau?"

"aku tak perlu bantuanmu untuk mendapatkan Kevin. soal hutang mas Budi akan aku bayar secepatnya"

"sombong sekali kau ini, kau yakin bisa melunasi hutang suamimu?"

"iya tentu. mana nomor rekeningmu?"

"hahaha.... lucu sekali kau ini. silakan kalau kau yakin bisa melakukan itu sendiri. yang jelas, aku mau secepatnya kau meninggalkan Budi. soal hutang, kau tak akan sanggup membayar, mungkin yang ada semalah semakin bertambah. satu lagi, pakai ini"selanjutnya pada kepalanya sendiri. tanpa berbasa-basi lagi, wanita itu langsung bangkit tanpa berpamitan sama sekali.

sepeninggalannya, banyak tanah yang menghampiri dalam benak. apa maksudnya tuh dengan hutang yang bertambah? ketakutanku saat ini hanyalah pada Kevin, entah kenapa aku khawatir laki-laki itu meninggalkanku. ini tak boleh terjadi aku harus segera menemuinya.

saat ini sudah pukul 04.00 sore, apa Kevin udah ada di rumah. biasanya jam segini aku sudah pulang dari rumahnya. namun, kedatangan wanita ini membuatku ingin segera bertemu dengan kevi, aku membutuhkan penjelasan darinya. aku yakin Kevin mengetahui sesuatu tentang Yulia atau sebaliknya.

"intan hijrah kalian diam di rumah ya, Mama mau ke tempat kerja dulu"

"tapi mah, kata ayah, Mama suruh istirahat nggak boleh kerja. malah, intan disuruh ayah jagain mama"

"Mama nggak bakal lama, sebelum maghrib mau pasti pulang. lagian kayaknya mau hujan. kalian jangan kemana-mana ya kunci pintu dari dalam kalau bukan ayah atau Mama yang datang jangan bukain pintu ingat itu"

intan dan hijrah mengangguk, aku pun langsung bersiap-siap tak ada waktu lagi untuk menunda. masalah ini harus segera terselesaikan, aku harus meyakinkan Kevin bahwa ia benar-benar pilihanku. sebelum akhirnya aku melepaskan mas Budi.

panjang perjalanan hatiku dipenuhi kecemasan, aku sedikit berlari karena gerimis kembali turun. sesekali aku mengamati sekeliling takut seseorang membuntutiku.

akhirnya aku tiba di rumah Kevin, mobilnya pun terpacur di halaman menandakan ia tak kemana-mana. aku pun segera mendekati pintu kutekan hendrina ternyata pintu dalam keadaan terkunci.

tok tok tok tok tok

aku ketuk pintu pelan, gerimis yang semula kecil kini berubah menjadi hujan yang cukup deras.

tok tok tok tok tok tok

"mas buka...! teriakku.

tok tok tok tok tok tok tok

klik

pintu pun terbuka seiring senyumku yang mengembang.

"mas..."iris mataku melebar dan senyumku pun langsung pudar.

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!