Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Ini bukan kali pertama Anggita menghabiskan malam bersama Angkasa, dia sudah pernah melakukannya sebelumnya walaupun hanya satu kali. Tapi tetap saja Anggita merasa berdebar, gugup, hingga mengeluarkan keringat dingin.
Masih teringat jelas dalam benaknya bagaimana Angkasa menyentuhnya dimalam itu. Dia sama sekali tidak bisa bersikap lembut, tidak sabaran dan memiliki stamina yang cukup bagus. Jujur saja Anggita suka, tapi dia sedikit kewalahan.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Angkasa yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia menatap Anggita tajam, seperti seekor harimau yang melihat seekor kelinci buruannya diatas kasur.
Anggita nampak cantik malam ini, dia memakai baju tidur ekstra tipis hadiah pernikahan dari Ibunya. Angkasa sampai tak kuasa menahan hasrat dan enggan memalingkan pandangannya dari Anggita walau hanya satu detik.
"Emhmmm ..." ucapan Anggita tercekat karena angkasa meletakan jari telunjuknya di bibir Anggita.
Cup ....
Sebuah ciuman mendarat di bibir Anggita, awalnya pelan, tapi lama kelamaan jadi brutal. Pria itu tidak memberikan kesempatan untuk Anggita menarik nafas, sampai Anggita merasa sesak.
"Jangan buru-buru, aku nggak akan melarikan diri dari kamu!" omel Anggita terengah-engah.
"Bibirmu manis sekali, aku sangat menyukainya." Angkasa membelai rambut istrinya mesra kemudian kembali melumat bibir mungilnya dengan ganas.
Sentuhan demi sentuhan didapatkan oleh Anggita, membuat wanita muda itu merem melek merasakan sensasi yang begitu menggelitik hatinya. Sepertinya kali ini Angkasa tau apa yang Anggita mau, dia berusaha sedikit sabar dan tidak terburu-buru menuju kebagian inti permainan.
"Eumh...." lenguh Anggita lirih.
"Keluarkan suaramu, jangan di tahan!" pinta Angkasa sambil tersenyum.
"Aku malu," cicit Anggita.
"Kenapa harus malu? Nggak akan ada orang lain yang bisa mendengarnya,"
Pergulatan pasangan pengantin baru itu berlangsung cukup lama, dua-duanya sangat menikmati permainan. Bahkan pergulatan itu berulang beberapa kali dalam semalam, seolah tubuh mereka berdua tidak memiliki rasa lelah. Jika terus begini, bisa dipastikan Nania akan segera memiliki seorang adik dalam waktu dekat.
***
Di kamarnya....
Nania tidak bisa tidur, dia biasa mendengar Anggita membaca buku dongeng setiap malam tapi malam itu tidak. Anggita sedang sibuk menikmati malam bersama Ayahnya di tempat yang jauh dari rumah.
Grrroook....
Suara dengkuran Cika membuat Nania kesal, begitu nyaring seperti suara petir. Mana ada gadis perawan tidur mendengkur seperti itu? wajar jomblo, para pria pasti ilfill dengan kelakuannya itu.
"Kak Cika ...!" Nania menggoyang-goyangkan tubuh Cika pelan.
"Hemh," Cika menggeliat dan membuka matanya.
"Ada apa? Kamu haus?" tanya Cika.
"Sebaiknya Kakak tidur di kamar sebelah saja dengan Nenek, aku bisa tidur sendiri," usir Nania halus.
"Nggak mau, aku diminta Kak Anggita untuk menjagamu," tolak Cika.
"Tapi aku nggak tahan dengan suara dengkuran Kakak, seperti suara tangis bayi babi yang baru ditinggal mati induknya," celetuk Nania tanpa segan.
"Hey, bocah nakal. Jangan samakan aku dengan bayi babi! Mana ada bayi babi cantik dan imut seperti aku hah?" Cika tersinggung.
"Cih, narsis!" gerutu Nania.
"Tutup matamu dan pergi tidur, jangan banyak mengeluh!" omel Cika.
Cika kembali berbaring, dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut bulu milik Nania. Sementara Nania hanya geleng-geleng kepala saja.
***
Kamar hotel ....
Angkasa dan Anggita sedang menikmati sebotol minuman manis diatas kasur, mereka saling memandang dan mengagumi satu sama lain. Anggita merasa beruntung bisa menikah dengan Angkasa, begitu juga sebaliknya.
Anggita menyentuh wajah tampan suaminya, meski sudah tua belum ada kerut disana. Entah suplemen kesehatan apa yang Angkasa konsumsi, hasilnya sangat nyata dan maksimal.
"Aku tau aku tampan," ucap Angkasa.
"Pede sekali," Anggota tertawa lepas.
"Kalau aku nggak tampan pasti kamu nggak mau sama aku," lanjut Angkasa. Anggita menundukkan wajahnya karena malu, jujur saja hal pertama yang membuat Anggita jatuh hati pada Angkasa adalah ketampanannya. Dia tampan seperti idol K-Pop yang biasa dia tonton di tv.
"Ngomong-ngomong, Nania sudah tidur belum ya?" topik pembicaraan beralih. Anggita khawatir pada anak sambungnya itu.
"Pasti sudah tidur, jangan cemas ada Cika yang akan selalu menjaganya," ucap Angkasa.
"Aku ragu Cika bisa menjaganya, yang ada Nania yang menjaga Cika nanti," Anggita ngedumel panjang pendek.
"Bisa nggak kita fokus pada bulan madu kita saja, aku sangat ingin menikmati masa-masa kita bisa berduaan seperti sekarang ini," Angkasa merajuk.
Anggita naik ke atas pangkuan Angkasa, beberapa detik kemudian dia merasa ada sesuatu yang hidup di bawah sana dan menggelitiknya. Anggita mendelik, dia tak menyangka responnya akan secepat itu.
"Aku mau lagi," bisik Angkasa.
"Apa kamu nggak lelah sayang?" tanya Anggita. Angkasa menjawab dengan gelengan kepala.
Bersambung...
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂