Jangan lupa likenya😘
Awal cerita tentang ibu rumah tangga yang bernama Rosella, dia mendapati kalau suaminya yang dia cintai bercumbu dikamar hotel bersama sekertaris pribadi nya.
saat Rosella pergi dari tempat itu, dia yang dikejar oleh suaminya, tiba-tiba sebuah mobil menabrak Rosella dan dia meninggal ditempat kejadian.
Tiba-tiba saja dia mendengar suara tawa dan candaan, saat dia membuka mata dan dia melihat kalau dirinya ada di kelas SMA nya yang dulu.
Saat itu dia belum bertemu dengan suaminya Mario, tapi dia untuk pertama kali nya, dirinya bertemu dengan Martin kakak Mario yang menjadi guru magang disekolah Rosella dulu.
Apakah Rosella akan memperbaiki hubungan dirinya dengan Mario?
atau sebaliknya dia malah memilih pria lain dan tidak mau kembali kepada Mario?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Martin.
Bulan pun berlalu, dan musim pun ikut berlalu. Rosella menikmati kebersamaan dengan keluarganya dengan tawa dan melakukan kegiatan bersama-sama dengan kakek dan kakak-kakaknya.
Kadang mereka nonton bioskop di rumah, kadang mereka pun kemping dengan membakar bbq bersama.
Tiap hari Rosella tidak membuang waktu nya untuk bersama dengan keluarga besarnya, walaupun tanpa orang tuanya mereka.
Suara tawa pun menghiasi rumah keluarga Edward yang cukup besar itu, ada saja yang direncanakan Rosella untuk mempererat hubungan persaudaraan mereka.
Malam harinya Rosella yang baru masuk kedalam kamarnya, dan dia melihat ponselnya. Dia pun melihat pesan dari Martin yang memberitahukan kalau besok pagi dia akan berangkat ke luar negeri, Rosella yang terlalu sibuk dengan keluarganya sampai melupakan kepergian Martin besok.
"Ya ampun, aku lupa kalau besok kak Martin akan pergi! " Ucap Rosella pada dirinya sendiri.
Rosella pun mengeluarkan hadiah untuk Martin, tas bag berwarna coklat dengan isian nya didalamnya kotak kecil.
"Entah kenapa aku memiliki perasaan yang seperti ini pada kak Martin? " Tanya Rosella pada dirinya sendiri.
Perasaan yang tidak mau kehilangan Martin disisinya, tapi dia mencoba memungkiri perasaannya tersebut karena dia tidak mau menjadi penghalang masa depan Martin.
Lalu dia berencana untuk menemui Martin di bandara, untuk melepaskan kepergian dirinya.
Keesokan harinya di rumah Martin, keluarga besarnya melepas kepergian nya. Mereka semua bisa memeluk Martin dengan hangat dan untuk pertama kali nya, keluarga mereka memperlakukan dirinya seperti keluarga.
"Cepat pergi!, kamar itu akan terasa sangat luas tanpa dirimu" Ucap Mario.
"Ambil saja!, sekarang kamar itu milikmu" Ucap Martin.
"Apa kamu tidak perlu kami antar? " Tanya ayah Martin.
"Tidak usah ayah, aku sudah memesan taksi" Jawab Martin.
Akhirnya Martin pun meninggalkan rumah nya dengan taksi yang sudah dipesan oleh dirinya, mereka semua mengantar kepergian Martin didepan rumah mereka.
Selama perjalanan Martin berharap kalau dia bisa bertemu dengan Rosella sebelum dia pergi ke luar negeri, dan tak beberapa lama Martin sampai di bandara.
Di sana Martin sambil menunggu keberangkatannya, dia berusaha menghubungi Rosella tapi ponselnya tidak bisa dihubungi.
Di tengah kecemasan nya, tiba-tiba saja suara langkah kaki berlari kearah Martin, Martin pun menoleh kearah datangnya langkah kaki yang ada disamping kanannya.
Ternyata Rosella yang datang sambil berlari kencang, dan dia membungkukkan badannya sambil mengambil nafas dalam-dalam.
Ahhh..
"Aku tidak terlambat bukan! " Seru Rosella sambil melihat kearah Martin.
Martin yang melihat Rosella sudah ada didepannya, dia lalu berjalan kearah Rosella dan langsung memeluknya dengan erat.
Karena sikap Martin itu, membuat Rosella terkejut, dia yang kelelahan terasa hilang setelah mendapatkan pelukan dari Martin.
"Aku kira, aku tidak bisa berpamitan padamu! " Ucap Martin sambil memeluk Rosella.
Rosella yang canggung dengan situasi yang dia hadapi, dan juga orang-orang yang ada di bandara melihat kearah mereka.
Rosella yang berada di situasi yang canggung, dia pun membisikkan sesuatu pada Martin.
"Bisakah kamu melepaskan pelukan mu, semua orang melihat kearah kita! " Bisik Rosella.
Martin pun segera melepaskan pelukannya dari Rosella, lalu Rosella memberikan hadiah untuk Martin yang sudah disiapkan oleh nya.
Martin pun senang menerima hadiah dari Rosella, dan tak beberapa lama Martin pun berpamitan kepada Rosella karena pesawatnya akan segera berangkat.
"Jika kamu menyuruhku tidak pergi, maka aku akan tetap tinggal disini" Ucap Martin.
Haha
"Jangan bercanda kak!, aku punya hak apa melarangmu pergi. Sudah sana pergilah! " Ucap Rosella yang mencoba menahan perasaannya.
"Bisakah kamu menunggu diriku! " Ucap Martin.
"Tentu saja, aku disini akan menunggu mu! " Seru Rosella.
Dan tak beberapa lama Martin pun meninggalkan Rosella dan Rosella masih berada disana untuk melihat Martin benar-benar pergi.
"Kak Martin sudah pergi, sekarang saatnya aku juga harus pergi menjauh dari Mario dan Deby" Pikir Rosella.
Akhirnya Rosella pergi dari bandara setelah melihat kepergian Martin, dan Rosella pun sedang berencana menjauhi Deby dan Mario.
Mobil Rosella yang hendak masuk kedalam rumah nya, dihadang oleh Mario.
Cittttt
Untung saja pak supir menginjak rem segera, sehingga tidak sampai menabrak Mario yang berdiri didepan nya.
"Nona tidak apa-apa? " Tanya pak supir Rosella.
"Tidak apa-apa pak" Jawab Rosella.
"Mau apa pria itu menghadang mobil kita? " Ucap supir Rosella yang kesal.
Saat supir Rosella akan keluar dari dalam mobil, dia dicegah Rosella.
"Biar saya saja pak, dia teman saya! " Ucap Rosella.
"Baik nona" Jawab Rosella.
Rosella pun keluar dari dalam mobilnya, dan berjalan kearah Mario.
"Apa kamu sudah gila?, menghentikan mobil orang seenaknya" Ucap Rosella yang kesal.
"Maafkan aku, jika aku tidak melakukan hal seperti ini. Maka kamu tidak mau berbicara dengan ku" Ucap Mario.
"Rosella lalu mengajak Mario berbicara sedikit menjauh dari pengawasan supir nya, dan Rosella mendesak Mario untuk membicarakan maksudnya.
" Cepat katakan! "Seru Rosella.
Mario yang bersikap gugup di depan Rosella, dan Rosella bisa menebak apa yang mau dibicarakan.
" Jika kamu tidak mau bicara, aku akan pergi! "Ucap Rosella tegas.
Saat Rosella yang hendak meninggalkan Mario, tiba-tiba saja Mario mengutarakan perasaannya kalau dia suka dengan Rosella.
Dan Mario pun meminta Rosella untuk memberikan jawabannya segera, Rosella yang dari tadi membelakangi Mario.
Dia pun menoleh kearah Mario, dan berjalan mendekati dirinya, dan menatap wajahnya.
"Mata yang sama dan ucapan yang sama, tapi hanya aku yang berubah dan aku tidak lagi memiliki perasaan pada Mario" Suara hati Rosella.
Mario yang gugup mendengar jawaban Rosella, ditambah lagi Rosella memandangi dirinya seperti itu.
"Aku__" Ucap Mario yang terpotong oleh ucapan Rosella.
"Terima kasih karena kamu dengan berani mengutarakan isi hati mu, tapi maaf karena aku tidak bisa menerima perasaan mu" Ucap Rosella.
"Kenapa?, apa aku anak pembantu atau aku tidak sepintar kak Martin" Ucap Mario yang kecewa.
"Karena aku tahu Deby menyukaimu, dan aku bukan tipe perebut cinta orang lain" Ucap Rosella dengan tegas.
"Tapi aku dan Deby hanya berteman saja tidak lebih" Penjelasan Mario.
"Berteman katamu!, teman dalam ranjang" Suara hati Rosella.
Rosella pun berusaha tenang dalam menjawab ucapan Mario.
"Apa kamu yakin kamu mencintai kubukan Deby, atau perasaan sukamu itu kamu batasi oleh persahabatan" Ucap Rosella.
Mario pun hanya terdiam mendengar ucapan Rosella, dan Rosella pun menepuk pundak Mario dengan lembut.
"Aku yakin perasaan mu pada Deby bukan hanya sekedar teman saja, cobalah kamu yakinkan dirimu dulu baru mengutarakan perasaan mu pada orang lain" Ucap Rosella sambil tersenyum.
"Apa kamu menolakku? " Tanya Mario yang kecewa.
"Bisa dibilang iya, karena aku tidak tertarik untuk berhubungan dengan mu" Ucap Rosella.
Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Rosella pun meninggalkan Mario sendiri dengan perasaan kecewa nya.