Hanya menceritakan perjalanan cinta antara Achana si murid lugu dan Jeffery si guru arogan. Dengan sebuah peristiwa yang membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.
Kemudian apa jadinya jika orang yang saling mencintai itu kedatangan orang dari masa lalu mereka? Apakah mereka akan tetap bisa mempertahankan cinta mereka? Atau malah goyah karena ego masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Hari pun berjalan dengan cepatnya. Tak terasa pernikahan Acha dan Jeffery menginjak umur 2 bulan. Dan selama 2 bulan ini mereka sering kali melakukan malam panas berdua.
Selama 2 bulan ini banyak hal yang berbeda dari hari Acha sebelum menikah. Jika Acha sebelum menikah, akan bangun siang dan memakan makanan yang sudah tersedia dimeja makan, tapi sekarang Acha setelah menikah, harus bangun pagi hanya untuk memasakkan makanan untuk kedua orang tersayangnya, mengantar dan menunggu Nono yang sekolah playground, dan mengantarkan bekal sang suami ke kantor.
Sebenarnya sang suami mampu menyewa banyak maid untuk melakukan semua pekerjaan rumah, tapi ia menolak itu, karena ia ingin melakukan semua pekerjaan rumah sendiri.
Setelah menikah Acha bahkan mengikuti kursus memasak, agar ia bisa memasakkan makanan yang enak untuk anak dan suaminya. Dan sang suami pun berhenti dari pekerjaannya menjadi kepala sekolah dan lebih fokus menjadi CEO perusahaan.
Jika biasanya Acha sangat senang dengan aroma dapurnya yang wangi, tapi entah kenapa hari ini ia sangat mual mencium bau itu.
Dengan segera Acha berlari kearah wastafel, saat merasa ada sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya.
"Hoekk......hoekk....."
Jeffery yang sedang menonton tv dengan Nono diruang keluarga pun terkejut dengan suara orang muntah dari arah dapur. Nono sendiri bahkan ikut mendengar suara itu.
"Dy cuala pa tu?" tanya Nono (Dy, suara apa itu?)
"Tidak tau sayang, sebentar ya biar daddy cek sebentar"
Jeffery dengan segera berjalan kearah dapur dengan perasaan gundah. Ia takut terjadi sesuatu terhadap istrinya tercinta.
Betapa terkejutnya ia, saat melihat sang istri yang sudah duduk terkulai lemas dibawah wastafel. Dengan segera Jeffery berlari kearah sang istri.
"Sayang ada apa?" tanya Jeffery panik.
"Tidak papa mas, Acha hanya sedang tidak enak badan"
"Benarkah? Kita ke rumah sakit ya bu periksa kamu sakit apa"
"Enggak ahh.... Acha kan hanya masuk angin, paling juga besok sembuh mas" ucap aycha menenangkan sang suami.
"Ya sudah, sini biar mas gendong ke kamar" ucap Jeffery sambil menggendong Acha ke kamar mereka yang terdapat dilantai atas.
Setelah sampai dikamar, Acha pun dibaringkan sang suami di ranjang. Tidak lupa Jeffery juga memakaikan sang istri selimut tebal untuk menghalau udara luar yang dingin.
"Maaf ya mas, Acha belum sempat masak untuk mas dan Nono"
"Tidak papa sayang, yang penting kamu sekarang istirahat dulu"
"Mas ke depan kompleks sebentar ya, mau beli bubur untuk kita makan" pamit Jeffery pada Acha.
"Iya mas, hati-hati ya"
"Iya sayang"
Sebelum pergi membeli bubur, Jeffery menyempatkan diri dulu untuk menelpon mamanya untuk menjemput sang anak, karena ia pasti akan melupakan sang anak karena terlalu fokus untuk kesembuhan sang istri.
Akhirnya sang ibu pun tau jika menantu kesayangannya sedang sakit. Namun karena pekerjaan yang sedang menumpuk di butik, Tiffany jadi tidak bisa menemani sang menantu yang sakit.
Sesampainya Jeffery di tukang bubur depan kompleks jeffery pun memesan 2 bubur, dan 2 teh hangat.
Setelah pesanannya dibuat, akhirnya Jeffery pun bergegas pulang, karena sang istri hanya berdua dengan sang anak.
Saat sampai di rumah, Jeffery pun langsung bergegas masuk rumah dan pergi kearah dapur untuk menaruh semua bubur ke dalam mangkok dan membawanya ke kamar atas.
"Ayo sayang makan, habis itu minum obat"
"Nggak ah mas, Acha mual terus"
..."Makan sedikit aja sayang, setelah itu minum obat, agar kamu cepat sembuh" bujuk jeffery....
"Tiga suap aja ya mas"
"Iya"
Jeffery pun mulai menyuapi sang istri.
Setelah tiga suap istrinya pun benar-benar tidak mau makan lagi.
"Sekarang minum obat dulu ya"
"Nggak mau, pasti obatnya pahit"
"Namanya juga obat sayang, pasti pahit"
"Nggak pokoknya acha nggak mau minum obat"
"Ayo lah sayang minum obat, agar kamu cepat sembuh"
"Nggak mau mas, kalau Acha nggak mau ya nggak mau"
"Ya sudah iya, sekarang istirahat ya"
Kemudian Jeffery pun membenahi selimut sang istri. Lalu pergi ke dapur untuk meletakkan mangkuk dan gelas kotor.
Setelah itu ia pun kembali ke kamar sang istri dan menyusul sang istri yang sedang tidur.
"Nice dream sayang. Semoga cepat sembuh ya bidadarinya mas" ucap Jeffery, mencium kening sang istri.
***
Hari sudah malam, sekarang sudah menunjukkan pukul 23.50
Acha pun bergegas turun kebawah karena sebentar lagi akan masuk tanggal 14 Februari, yang arti suaminya beberapa menit lagi akan bertambah umur.
Setelah mengambil kue akhirnya ia pun kembali ke atas lagi. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00, akhirnya Acha pun menghidupkan lampu kamar, menyalakan lilin, dan membangunkan sang suami.
"Mas bangun"
"Kenapa sayang?" Tanya Jeffery dengan mata tertutup.
"Buka dulu matanya"
Jeffery pun menuruti ucapan sang istri, ia pun membuka matanya dan terpaku melihat sebuah kue bertuliskan happy birthday.
Setelah melihat sang suami sudah membuka mata akhirnya Acha pun mengucapkan selamat ulang tahun pada sang suami.
"Selamat ulang tahun mas"
"Terimakasih sayang" ucapnya sambil memeluk sang istri.
"Mas jangan erat-erat Acha masih bawa kue"
"Ahh....iya, mas lupa" ucapnya sambil melepas pelukannya.
"Ayo mas make a wish dulu, sebelum tiup lilinnya"
Akhirnya Jeffery menuruti sang istri untuk membuat sebuah permintaan di dalam hatinya.
'Tuhan tolong jagalah keluarga kecilku, buatlah keluarga kecilku selalu dalam lindunganmu, dan sehatkan lah istriku tuhan' doa Jeffery.
"Sudah sayang" ucap Jeffery.
"Ya sudah sekarang mas tiup lilinnya"
"Sama kamu ya sayang" pinta Jeffery.
"Iya"
Mereka pun meniup lilin bersama-sama. Setelah itu Acha pun memberikan kadonya pada sang suami.
"Ini mas, kado untuk mas" ucap Acha sambil menyerahkan 4 box hampers.
"Terimakasih sayang, seharusnya kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan semua ini, dengan hadirnya kamu saja mas sudah bahagia kok" ucap Jeffery.
"Nggak papa mas, ayo cepat buka kadonya" ucap Acha pada Jeffery.
"Mas buka ya?"
"Iya"
Jeffery pun membuka semua kado yang diberikan oleh sang istri. Banyak sekali barang bermerk yang ada di dalam kotak itu. Jeffery sampai tidak habis pikir bagaimana istrinya itu membeli semua barang-barang mahal ini. Padahal jika dipikir-pikir Jeffery hanya memberikan uang bulanan kepada istrinya itu sebanyak 3 digit.
Namun walaupun seperti itu Jeffery tetap senang. Ia sangat menghargai semua yang istri cantiknya itu berikan padanya.
"Terimakasih sayang untuk semuanya" ucap Jeffery pada sang istri.
"Sama-sama mas"
"Ahh....iya, Acha lupa kalau ada satu kado lagi yang belum Acha berikan pada mas" ucap Acha lagi
"Masih ada?" tanya Jeffery
"Itu tadi kan udah lebih dari cukup sayang"
"Coba buka ini, ini kado terakhir, maaf jika tidak sesuai ekspektasi mas" ucap Acha, lalu memberikan kotak berukuran sedang pada sang suami.
Jeffery yang mendengar itu pun langsung membukanya, ia dibuat mematung oleh kado terakhir sang istri. Kado yang tak pernah terpikirkan olehnya.
"Sayang ini beneran?" Tanya Jeffery sambil memegang kedua pipi sang istri.
"Iya mas, ini beneran kok, mas nggak sedang mimpi" ucap Acha.
Mendengar itu Jeffery pun langsung memeluk erat sang istri dan menangis sesenggukan. Acha yang melihat itu hanya sedikit terkekeh dan mengelus punggung kokoh sang suami.
"Hey, kenapa menangis? Mas nggak suka ya sama kado terakhir Acha"
"Enggak mas suka kok" jawab Jeffery
"Terimakasih sayang, untuk semua yang kamu berikan pada mas"
"Sama-sama daddy!" ucap Acha menggoda sang suami yang masih menangis