Shintia adalah seorang gadis yang mempunyai banyak teman laki-laki. Dia seorang gadis miskin yang mau di ajak berkencan siapa saja asalkan mendapatkan bayaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
***
Ayu mengetuk pintu mobil dari luar. Pak Dadang pun terbangun dari tidurnya saat mendengar kaca mobilnya di ketuk.
" iya non?" Tanya pak Dadang.
" ayu buatin teh pak, ayo minum" ucap ayu mengajak pak Dadang meminum teh yang ia buat.
"tapi non, saya di sini saja ya nggak enak nanti ganggu non ayu sama nyonya Rita mengobrol" ucap pak Dadang tidak enak.
" kalau begitu ayu ambilkan bawa ke sini ya pak" ucap ayu yang balik lagi ke teras dan mengambil cangkir teh milik pak Dadang.
" loh yu, mau di bawa kemana?"Tanya Rita bingung karena ayu membawa cangkir tehnya.
" aku anterin ke pak Dadang Tan, ia malu katanya mau minum di dekat mobil saja" ucap ayu memberi tau, ayu juga membawa roti kering juga.
" Kamu terlalu baik yu" gumam Rita sambil melihat ayu yang mengobrol dengan pak Dadang.
Setelah mengobrol sedikit ayu balik lagi ke teras menemani Rita.
"Tante mau bawa sayuran nggak? Nenek nanam sayuran di belakang rumah" ucap ayu.
"oh ya? Tante mau lihat dong" ucap Rita menatap ayu dengan antusias.
"Nanti baju sama sepatu Tante kotor, biar ayu saja yang metikin, Tante tunggu di sini saja" ucap ayu yang takut membuat barang-barang mewah Rita kotor.
" nggak papa sayang, ayo... Tante pingin lihat, di rumah Tante juga membuat kebun tapi kebun bunga bukan sayuran" ucap Rita bercerita.
"tapi tan-" ayu ragu-ragu. Rita pun langsung menggandeng tangan ayu dan mengajak ayu.
"ayo tunjukin lewat mana jalannya" tanya Rita seperti anak kecil yang akan mendapatkan hadiah.
Ayu pun berjalan masuk ke dalam rumah dan melewati dapur untuk ke kebun belakang. Tanamannya ada yang layu karena sudah 3 hari tidak ada yang mengurusi.
" waaaahhhh banyak banget tanamannya yu..." Ucap Rita takjub. Ia yang orang kaya tidak pernah melihat langsung sayuran yang masih di tanam begitu senang dan antusias.
" iya, setiap hari nenek yang mengurusnya Tan, ayu hanya membantu memanen dan sesekali menanam, Tante mau sayur apa biar aku petikan?" Tanya ayu.
"tomat yu tapi aku mau metik sendiri, kamu petikan saja kangkung sama sawi aja ya jangan banyak-banyak" ucap Rita tersenyum lebar.
" ini wadahnya Tan, hati-hati ya kalau ada ulet bulu" ucap ayu cekikikan.
"ahhhh masak iya ada..." Ucap Rita menyepelekan. Ia pun memetik tomat yang sudah matang dengan 1 persatu dan hati-hati sekali karena takut akan merusak buah yang belum matang.
"loh Tan itu, di pundak Tante" ucap ayu berteriak dari kejauhan.
"apaan sih yu jangan nakut-nakutin dong" ucap Rita yang takut ingin menoleh melihat.
"huaaaaa ulat yu, ulat...cepet buang tolong" teriak Rita heboh sambil memejamkan matanya.
Ayu mendekat menghampiri Rita, ia mencari kayu terlebih dahulu untuk membuang ulat itu.
" udah Tan..." Ucap ayu tersenyum. Sebenarnya ia ingin tertawa namun ia takut Rita akan marah padanya.
" makasih ya yu" ucap Rita yang menengok kanan kiri takut kalau ada ulat lagi.
" di bilangin nggak percaya, Tante tunggu aja di gubuk biar ayu yang metikin ya" ucap ayu menunjuk sebuah gubuk di pinggir kebun.
" iya aja deh, hiiii sebenarnya Tante nggak takut. Cuma geli aja" ucap Rita bergidik. Ia pun menuju ke gubuk kecil yang di tunjuk ayu dengan hati² melewati pohon tomat takut ada ulat lagi.
Saat ingin duduk ia melihat ada pohon singkong. " ayu...ini pohon singkong kan?" Tanya Rita berteriak sambil memegang daun singkong.
" iya tan, Tante mau daunnya?" Tanya ayu yang juga berteriak melihat Rita.
"Tante mau singkongnya yu, pingin buat kolek kayaknya enak" ucap Rita. " tapi gimana cara metiknya yu, di gali?" Tanya Rita karena ia tidak tau, hanya tau membeli, mengolah dan memakannya.
" di cabut Tan, tapi harus orang kuat" ucap ayu menghampiri Rita setelah memetik tomat, sawi dan kangkung.
" terus siapa donk...kalau Tante nggak mungkin kuat yu, tangan Tante aja hampir sama dengan pohonnya, kamu juga kan baru sembuh" ucap Rita bingung. " ohhh iya, kan ada pak Dadang yu, kamu panggil dia biar dia yang nyabut...hihi" ucap Rita cekikikan.
" iya ya, aku lupa ada pak Dadang. Kalau gitu aku panggil dulu Tan" ucap ayu berlalu pergi masuk ke dalam rumah dan menghampiri pak Dadang yang masih meminum tehnya.
" pak..." Panggil ayu yang membuat pak Dadang terkejut dan tersedak.
"astagfirullah non...jangan buat bapak kaget Napa" ucap pak Dadang sambil mengelap mulutnya.
" hehe....maaf pak kalau buat bapak kaget. Di panggil Tante Rita tu" ucap ayu yang tidak memberi tau untuk mencabutkan singkong.
" oh iya, dimana non ? Ada apa?"Tanya pak Dadang heran dan bingung.
" udah ayo ikut aja pak" ajak ayu yang berjalan terlebih dahulu.
Pak Dadang pun mengikuti ayu di belakang dan masuk ke kebun. Ia bingung kenapa harus di ajak ke kebun. Sesampainya di gubuk Rita yang sudah menunggunya pun langsung tersenyum lebar melihat kedatangan pak Dadang.
" iya nyah ada apa?" Tanya pak Dadang setelah sampai di depan Rita.
" tolong cabutin singkong dong pak saya mau buat kolek nanti...hehe" ucap Rita meringis.
"oh, gampang itu nyah..." Ucap pak Dadang sombong lalu mendekati pohon singkong dan mencoba mencabutnya.
" eeeee...kok keras ya, jangan-jangan besar ni isinya" ucap pak Dadang.
"ayo pak tarik lebih kuat lagi... masak badan aja yang besar nyabut singkong nggak bisa" cibir Rita agar pak Dadang merasa emosi dan mendapatkan kekuatan kembali.
"wah nyonya meragukan kemampuan saya" ucap pak Dadang mencoba kembali mencabut dengan kekuatan penuh.
Saking penuhnya pak Dadang sampai jatuh terduduk ke belakang. Dengan singkong yang masih ia pegang.
"buahahaha....hahaha pak Dadang memang hebat dan kuat" ucap rita sambil tertawa dan memberikan 2 jempolnya.
Ayu pun ingin membantu pak Dadang untuk berdiri namun pak Dadang menolak dan memilih bangun sendiri.
" sudah kan nya? Atau mau lagi?" Tanya pak Dadang memastikan sebelum ia kembali ke mobil.
" Sudah pak itu aja udah cukup kok, isinya besar banget pantes tadi pak Dadang sempet kesusahan" ucap Rita.
" bukan kesusahan nyah tapi belum di keluarin aja kekuatannya" ucap pak Dadang sombong.
Ayu hanya menggelengkan kepalanya. Ia memilih masuk ke dalam rumah mengambil pisau untuk memisahkan singkong dari batangnya.
" ini pak, tolong bawa ke mobil ya" ucap ayu memberikan 3 kantong plastik dengan isi yang berbeda-beda.
"siap non..." Ucap pak Dadang menerima kantong-kantong plastik itu dan berlalu pergi terlebih dahulu.
"ayo Tante kita masuk dan bersih-bersih" ucap ayu mengajak Rita untuk kembali masuk mencuci tangan dan kakinya.
Rita pun mengikuti ayu di belakang dan menuju ke kamar mandi mencuci tangan dan kakinya. Setelah itu gantian ayu yang membersihkan tangan dan kaki.
::::>>>>
lanjut Thor.
lanjuttttt