NovelToon NovelToon
Gadis Di Rumah Itu

Gadis Di Rumah Itu

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:51.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Tan

Sulit mencari pekerjaan, dengan terpaksa Dara bekerja kepada kenalan ibunya, seorang eksportir belut. Bosnya baik, bahkan ingin mengangkatnya sebagai anak.

Namun, istri muda bosnya tidak sepakat. Telah menatapnya dengan sinis sejak ia tiba. Para pekerja yang lain juga tidak menerimanya. Ada Siti yang terang-terangan memusuhinya karena merasa pekerjaannya direbut. Ada Pak WIra yang terus berusaha mengusirnya.

Apalagi, ternyata yang diekspor bukan hanya belut, melainkan juga ular.
Dara hampir pingsan ketika melihat ular-ular itu dibantai. Ia merasa ada di dalam film horor. Pekerjaan macam apa ini? Penuh permusuhan, lendir dan darah. Ia tidak betah, ia ingin pulang.

Lalu ia melihat lelaki itu, lelaki misterius yang membuatnya tergila-gila, dan ia tak lagi ingin pulang.

Suatu pagi, ia berakhir terbaring tanpa nyawa di bak penuh belut.
Siapa yang menghabisi nyawanya?
Dan siapa lelaki misterius yang dilihat Dara, dan membuatnya memutuskan untuk bertahan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Awan Murni Yang Bersih

Wiratama telah terpincut sejak pertama kali melabuhkan pandangan, di wajah mungil menggemaskan malaikat kecil yang diberi nama Qing Yun, yang bermakna awan murni yang bersih.

Ketika Qing Yun memberinya senyum pertama setelah mengamatinya, Wiratama semakin terpikat.

Namun, ketika rungunya menegaskan niat sebenarnya mengapa Miranti mengadopsinya, hati Wiratama benar-benar meleleh, seperti mentega di atas panggangan.

Bayi tak berdosa itu dibuang orang tua aslinya dengan kejam. Sekarang jatuh ke tangan orang tua angkat yang dengan keji hanya menganggapnya alat.

Betapa ingin Wiratama merebut bayi itu dari pelukan Miranti dan membawanya kembali.

Kembali? Ke mana? Ke panti asuhan itu?

Wiratama tidak yakin kondisi Qing Qing akan lebih baik di sana.

Harus berbagi segala hal dengan banyak bayi-bayi yang tidak diinginkan lainnya. Belum tentu ada keluarga lain yang berminat mengadopsinya.

Wiratama menghela napas. Mungkin yang terbaik memang membiarkan Qing Qing di sini. Jika Tuhan sudah membuatnya menarik perhatian Tuan dan Nyonya, barangkali itu yang terbaik untuknya.

Satu hal yang ia tahu. Ia telah bertekad melindungi bayi itu.

Miranti telah meminta agar ia membantu mengasuhnya. Wiratama tidak keberatan. Ia punya tiga adik di kampung, yang ia bantu emak mengasuhnya dulu, sebelum merantau ke Jakarta.

Apalagi, di usia menjelang dua puluh sembilan, naluri keayahannya sudah terbit. Sementara ia sadar, dengan keadaannya, ia tak mungkin memiliki anak kandung darah dagingnya sendiri.

Semoga Tuan sungguh-sungguh menyayangi Qing Qing, tidak seperti Miranti yang memiliki motif. Wiratama menghela napas.

Sejak hari itu, Wiratama mondok di rumah Bernard. Padahal biasanya ia hanya datang beberapa hari sekali, ketika perlu bebenah gudang, dan terutama ketika ada kiriman belut, atau ketika dipanggil Tuan untuk mengerjakan sesuatu.

Terkadang ada permintaan dari Cina atau Taiwan, di luar belut. Misalnya, ular. Pernah juga tiba-tiba Tuan minta dicarikan buah manggis, atau kluwek. Meskipun agak acak dari ekspor reguler, Bernard selalu berusaha memenuhinya. Dan Wiratama lah yang selalu ditugaskan untuk mencari.

Wiratama rela tidur menggelar tikar di kamar bayi. Ia yang mengganti popok ketika Qing Qing mengompol. Ia yang menepuk-nepuk Qing Qing sampai anak itu kembali tertidur setelah terbangun sambil menangis di tengah malam.

Sebagai ibu, Miranti bahkan merasa jijik untuk mengurus Qing Qing ketika mencret. Dia bahkan sering menghangatkan kembali susu formula yang tidak habis, sebagaimana makanan yang tidak habis selalu dia bungkus dan dibekukan untuk dimakan kembali.

Miranti hanya menggendong Qing Qing jika Bernard sedang di Indonesia. Jika Tuan sedang menengok keluarganya yang lain di Taiwan atau Cina, Miranti bahkan tidak pernah menjenguk bayinya.

Karena itu, Wiratama telah mendaulat dirinya sendiri sebagai 'ayah' Qing Qing.

Ketika tubuh anak itu panas, Wiratama yang dengan sabar mengompres dahinya tanpa tidur sepanjang malam. Ketika kulit Qing Qing bentol-bentol kemerahan karena cacar air, Wiratama yang dengan panik melarikannya ke rumah sakit.

Ketika Qing Qing menangis kesakitan karena jarum suntik, Wiratama ikut menitikkan air mata. Ketika Qing Qing tergelak-gelak geli karena ia menggesekkan janggut halus di dagunya ke pipi montoknya, senyum Wiratama ikut terkembang lebar.

Seiring waktu, Qing Qing tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.

Wiratama yang mengajarinya berjalan. Wiratama yang mengantarkannya di hari pertama anak itu sekolah. Wiratama bertepuk tangan paling keras ketika Qing Qing tampil menari di panggung sebagai peri.

Wiratama juga mengajari Qing Qing naik sepeda, menggunakan sepatu roda, dan menemaninya mengerjakan PR setiap hari.

Wiratama berperan sebagai 'ayah' yang bangga.

Di hari pembagian rapor, sebelum menunjukkan pada Miranti dan Bernard, Qing Qing akan membuka halaman yang hanya dipenuhi warna biru dengan nilai minimal delapan itu kepada Wiratama, dengan mata berbinar-binar.

Binar yang menular, pada Wiratama yang memeluknya penuh haru.

"Anak pintar. Pak Wira banggaaa... banget sama Qing Qing," Wiratama mengelus rambut halusnya yang dikepang dua.

Suatu hari, ketika Qing Qing duduk di kelas empat, entah bagaimana sebuah mobil hampir menabraknya ketika menyeberang.

Ketika mendengar suara decitan ban bergesekan dengan aspal, tanda rem yang diinjak dalam, diikuti teriakan-teriakan ngeri.

"Awaaaaaasss."

"Awwwww..."

"Ya Tuhannn..."

Wiratama tersentak menoleh, langsung melesat berlari sekencang-kencangnya, jantungnya seolah telah putus, bahkan ia lupa bernapas.

Tiba di tepi jalan dimana orang-orang berkerumun, ia menyibakkan mereka bagai kesetanan.

Melihat Qing Qing terduduk bengong, nyaris dihantam, hanya berjarak sepuluh senti dari bemper mobil. Wiratama menangis meraung-raung memeluknya, nyaris gila mengira ia telah kehilangan Qing Qing.

Sejak hari itu, ia tak pernah membiarkan Qing Qing pergi sendiri.

Waktu benar-benar tidak menunggu. Tanpa terasa, Qing Qing telah beranjak remaja. Mengetahui ia mendapat tamu bulanan pertama, Wiratama mengajaknya duduk untuk bicara serius.

"Anak pintar, sini duduk." Wiratama melambai pada Qing Qing yang baru keluar dari kamar mandi, menepuk tempat di sampingnya.

Qing Qing menurut, meletakkan bokongnya di kursi di sebelah Wiratama.

Wiratama mengamati gadis yang baru masuk SMP itu sejenak. Dadanya telah tumbuh, tidak terlalu membusung tapi penuh.

Kakinya panjang, jelas ia akan tinggi.

Tubuhnya langsing, dengan perut yang rata. Dia tidak berbakat gemuk. Mungkin mengikuti gen orang tua aslinya.

Rambutnya panjang lurus, hitam dan halus. Hidungnya yang kecil bangir dihiasi bintik-bintik keringat. Bibirnya berwarna merah muda. Sangat jelas, gadis ini sedang ranum-ranumnya.

Wiratama menghela napas. Ia bangga, sekaligus khawatir. Bunga yang cantik selalu mengundang kumbang dan kupu-kupu. Apakah ia bisa terus menjaganya?

Qing Qing terlalu sempurna. Wajah cantik, perawakan indah, dan otak encer. Wiratama tidak rela jika dia tidak mendapatkan lelaki pendamping yang setara kualitasnya.

"Pak Wira mau bicara serius."

Qing Qing terkikik.

"Bukannya Pak Wira memang selalu serius?"

"Sekarang lebih serius, karena ini sangat penting."

"Oke dehhh..." suara Qing Qing ceria. Lalu dia duduk melipat tangan dengan sikap sempurna.

Mau tidak mau, Wiratama tersenyum tipis melihatnya. "Umur berapa Qing Qing sekarang?"

"Dua belas," jawab Qing Qing.

"Hari ini, Qing Qing baru menjadi wanita. Karena itu, Pak Wira mau kasih wejangan..."

"Aduh... Pak Wira jangan pakai kata wejangan dong, jadi berasa lagi di kantor kepala sekolah." Qing Qing memanyunkan bibir.

Wiratama mengembuskan napas. "Baiklah, nasihat, kalau begitu."

Qing Qing mengacungkan kedua jempol tangannya dan Wiratama menjawil ujung hidungnya.

"Karena Qing Qing sudah menjadi wanita, Qing Qing harus bisa menjaga diri. Pasti banyak yang akan jatuh cinta sama Qing Qing. Begitu juga sebaliknya, akan ada laki-laki yang membuat Qing Qing mabuk kepayang, tergila-gila."

Wiratama menjeda kalimatnya, mengamati air muka Qing Qing. Melihat gadis itu menyimak dan tidak lagi main-main, Wiratama melanjutkan.

"Qing Qing cantik, pintar, kebanggaan Papa Mama, kebanggaan Pak Wira juga. Jangan sampai salah pilih. Cinta mungkin datang tak terduga, tapi nalar harus selalu dijaga. Dan yang paling penting untuk dijaga adalah kesucian kamu. Qing Qing mengerti kan maksudnya?"

Qing Qing menoleh padanya.

"Pakaian berfungsi menutupi yang harus ditutupi. Karena itu jangan dengan mudah membuka yang seharusnya ditutup. Secinta dan setergila-gila apa pun, sebelum sah di hadapan Tuhan, biarkan itu menutupi auratmu."

"Ingat itu baik-baik."

1
Rehaan Aamir
Gilaaaa Bab Awal Aja Udah Se Misterius Ini Jln Crt Nya....Gmn Gk Bikin Penasaraaann Buat Ngikuti Alur Selanjutnya....
Kustri
g bs dipersingkat apa,
byk yg qu skip krn byk yg g penting
Kustri
tak skip, maaf yo
estycatwoman
nice
Astuti Puspitasari
Alur maju mundur di cerita ini dikemas dengan sangat apik, keren banget novelnya. Semangat terus berkarya thor 🥰
Dela Tan: terima kasih 🙏
total 1 replies
Kustri
Luar biasa
Ridho Widodo
pp Dara go blok
Kustri
misteri nih, knp anggota badan pa wira hilang 1-1

karyawan baru emg hrs byk belajar g salah jg mirna menyuruh bangun dini hari
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
good, rekomended!
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
Dari sinopsis, alur utama cerita MC-nya Dara, tapi Dara malah diceritakan hanya sampai bab 19. Sedang bab 20-57 menurut saya hanya cerita pendukung. Disajikan terpisah seperti itu membuat novel ini seperti dua cerita yang berbeda, bukan kesatuan. Andaikan saja bab 20-57 disajikan sebelum bab 19 seiring dg perjalanan cinta Dara dan Damar, dan novel diakhiri dengan kematian Dara, mungkin damage yg didapat ketika mengikuti cerita ini menjadi luar biasa. Btw, thanks untuk hiburannya. Sehat dan sukses selalu. Salam kenal 🙂
Dela Tan: Kamu benar, mulai bab 20 memang bagian 2 dari novel, dan yang menggabungkan kedua cerita itu adalah 4 bab ekstra "Benang Merah" di akhir.

Kenapa dibubat begitu, karena menurut pemikiranku, jika dibuat runut mulai dari kisah Damar & Qing Qing, tidak akan ada kesan misteri & pertanyaan-pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu.

Tapi tentu saja setiap orang bisa mendapat kesan yang berbeda. Terima kasih sudah memberi pendapat :)

Salam kenal juga.
total 1 replies
Natalia Susi
ulasan apa ya, kl saya suka gaya bahasa nya yg ringan dan mudah dimengerti sehingga tidak bolak balik ke atas mecerna maksud nya...ceritanya bagus, selain masuk akal , nyambung dan yg pasti buat penasaran/Drool/
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
dan bwt wira sendiri aku rasa apapun alasannya dia juga salah, mungkin klo wira tak membunuh Damar, nyawa Damar tak ganggu yaak... tapi pak Wira main hakim sendiri, kna dia cemburu, sakit hati Damar yg jadi cinta pertamanya memilih Qing Qing.

Kejutannya di karya ini adalah ternyata Qing Qing dan Dara Sepupuan.


ahh terpaksa komentar di bagi bbrpa kna kepanjangan wkwkwkwk

semangatt ka Dela👍👍👍
Dela Tan: Terima kasih banyak. Komentar yang panjang & komprehensif :)
total 1 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
bab yang aku suka bab 46, 47, 48, 49 bab bab saat Qing Qing tewas dan gimna perasaan bersalah Damar melihat Qing Qing tewas kna terpeleset dan kehabisan darah... itu bab yg bikin wow.
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
sebenernya tak ada yang salah sama Cinta, cinta itu Fitrah manusia. setiap manusia berhak dicintai dan mencintai cuma mungkin yg salah adalah cara mengekspresikan cinta itu.

spt cinta Damar dan Qing Qing, tak ada yg salah sama Cinta mereka, wlpn Qing Qing 14 thn dan Damar 19 thn, mereka iya salah kna terpancing gelora muda hingga MBA... tapi jika spt ungkapan ada hukum sebab akibat bkn kah Damar dan Qing Qing sudah mendapatkan nya?
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα: 😂 sama sapaa yaak
αʝιѕнαкα²¹ᴸ: termasuk cinta sama si anu ya😄
total 2 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
Ahh akhirnya selesai juga Maraton, no skip no lompat lompat.

mo koment apa yaak pastinya panjang komentar ku soalnya akumulasi dari all komentar dari awal bab sampe bab benang merah end.

awalnya cuma kepo nih baca karya penasarannya kna muncul di beranda, baca awal bab ehh bikin penasaran, kok bisa ide nya belutt wkwkwkwk akhirnya keterusan dehh baca nya.
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα: mantap euyy berapa hari tuhh😂
αʝιѕнαкα²¹ᴸ: saia juga no skip
total 2 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
Luar biasa bagus ini karya.
bwt pecinta horor, misteri ini karya bisa jadi pilihan bacaan kalian, dijamin tak kecewa.

jngn melihat dari jumlah like atw komentar nya, tapi baca isii ceritanya aku pastikan bikin ketagihan.

keren lahh👍👍👍👍
nanik sriharyuniati
Luar biasa
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα
Izin baca kak
Nisa Mulyani
baru kali ini baca d novel toon dapat bacaan misteri yang bagus seperti novel asli.top deh pokonya.
Dela Tan: Makasih banyak... :)
total 1 replies
tse
mau tanya ka...apakah sampai sekarang arwah damar gentayangan dan masih mencari kekasihnya qin qin,
Dela Tan: Sepertinya tidak karena sekarang daerah itu telah dibangun menjadi kawasan industri yang ramai :)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!