NovelToon NovelToon
Langit Nada Cinta

Langit Nada Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Bad Boy
Popularitas:106.8k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Jangan pernah sesumbar apapun jika akhirnya akan menelan ludah sendiri. Dia yang kau benci mati-matian akhirnya harus kau perjuangkan hingga darah penghabisan.

Dan jangan pernah meremehkan seseorang jika akhirnya dia yang akan mengisi harimu di setiap waktu.

Seperti Langit.. dia pasti akan memberikan warna mengikuti Masa dan seperti Nada.. dia akan berdenting mengikuti kata hati.
.
.
Mengandung KONFLIK, di mohon SKIP jika tidak sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Mencoba mengurai benang kusut.

"Persahabatan mereka begitu dekat. Pada suatu ketika, Ranca sedang berada pada titik terendah dalam hidupnya, perasaannya kalut dan Langkit membawa Airin untuk pulang. Dari sanalah musibah itu terjadi. Di bulan selanjutnya, Airin hamil." Mbah kung menceritakan awal mula kehancuran tersebut di hadapan semua orang.

Dinar melihat Bang Ratanca begitu tertekan dan dirinya berusaha untuk membolak-balik dan menenangkan pikiran dengan sangat hati-hati. Jika benar suaminya seburuk itu, maka air mata itu tidak akan tumpah ruah penuh beban.

"Tidak usah di lanjutkan, semua ini adalah masa lalu suami Dinar. Biarkan Dinar dan Bang Ran yang menyelesaikannya berdua." Pinta Dinar.

Jelas Bang Ratanca kaget mendengarnya. Ternyata istri kecilnya tidak 'sekecil' apa yang di lihatnya.

"Masalah ini harus selesai, Bang Ranca sudah membawa nama suamiku. Aku ingin semua selesai di hadapan semua orang...!!" Pinta Nada yang bersebrangan dengan Dinar.

"Silakan Mbak, tapi tolong selesaikan di luar dan jangan membawa Bang Ranca lagi..!!" Kata Dinar dengan tenang namun begitu terdengar tegas.

"Kita sudah di bohongi dua laki-laki ini. Kalau kita tidak bisa melawan, kita akan terus di injak-injak..!!!" Teriak Nada tidak terima dengan nasibnya.

"Biar Dinar menyelesaikan berdua dengan Bang Ran..!!!" Kata Dinar mengulang ucapannya.

Nada yang kesal segera meninggalkan ruangan. Bang Langkit segera menyusulnya, tak hanya itu, Bang Dalu memilih untuk keluar. Di dalam ruang rawat Dinar hanya ada Pak Navec, Mbah Kung, Bang Ratanca dan Dinar.

"Tolong di selesaikan dengan kepala dingin..!! Permasalahan kalian ini runtut. Jika tidak hati-hati, maka hanya akan ada kehancuran yang di dapat." Pesan Mbah Kung.

Mbah kung kemudian mengajak Pak Navec untuk keluar dari ruangan. Ayah Dinar itu sudah mulai bingung menata penjelasan karena istrinya sudah mendengar perkara di rumah.

:

"Sini Bang..!!" Dinar menepuk spasi kosong di ranjangnya. Tubuhnya yang ramping dan mungil tentu menyisakan banyak tempat disana.

"Kamu tidak marah??" Tanya Bang Ratanca ragu.

"Sini dulu, Abang takut Dinar cekik??" Jawab Dinar kemudian kembali menepuk spasi kosong tersebut.

Perlahan Bang Ratanca naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya yang lelah juga kesakitan. Pastinya memang begitu karena suami Dinar itu menolak perawatan di kamar lain.

Sejenak Bang Ratanca memberanikan diri menatap wajah Dinar yang masih mengarahkan pandangan mata padanya. Bang Ratanca pun menunduk takut.

"Dinar sudah dengar dari Akung. Tapi Dinar ingin dengar dari mulut Abang sendiri. Selama Dinar masih punya kewarasan dan rasa sabar, tolong katakan yang sejujurnya..!!" Pinta Dinar.

Bang Ratanca langsung meringkuk dan terisak-isak. "Abang tidak mau kita pisah."

"Seegois itu?? Lalu bagaimana dengan Mbak Airin yang membutuhkan suaminya????? Dengan Nawang yang butuh ayahnya???? Mbak Airin sampai terkena goncangan jiwa karena kehilangan Abang. Dia juga wanita pertama yang ada di hati Abang."

"Lalu bagaimana denganmu??" Tak banyak pertanyaan lagi namun cukup mengikat hati Dinar.

"Apa yang Abang harapkan dari anak manja seperti Dinar????? Dinar tidak bisa apa-apa. Dinar hanya akan membuat malu Abang." Jawab Dinar.

"Kamu tidak mencintai Abang??"

"Apakah logis pria matang seperti Abang bisa mencintai wanita seburuk dan seb*doh Dinar?" Tanya Dinar.

"Tolong jangan berdebat lagi??"

Dinar berhenti bicara. Perasaannya sungguh kacau hingga akhirnya dirinya pun ikut menitikan air mata. Nafasnya terasa sesak mencekik leher.

Kini Bang Ratanca sungguh lemas tanpa daya. Ingin rasanya tidak menangis namun batinnya sudah penuh dengan permasalahan hidupnya tapi ia menyadari, mungkin ini baru awal dari sebuah perjuangan.

"Bang..!!"

"Dalem." Bang Ratanca mengusap wajahnya yang penuh dengan air mata.

"Bawalah Mbak Airin tinggal bersama kita..!!"

deg..

Bang Ratanca bangkit dari posisinya kemudian menarik Dinar ke dalam pelukannya. Luka di pinggangnya seketika semakin terasa nyeri.

"Apa maksudmu??"

"Mbak Airin juga istri Abang. Mbak Airin juga berhak mendapatkan cinta dari Abang." Jawab Dinar.

Untuk sejenak Bang Ratanca memejamkan matanya "Bisakah kamu biarkan Abang mengambil keputusan terbaik untuk keluarga kita??"

Dinar membalas pelukan Bang Ratanca, erat tapi terasa tenang.

Bang Ratanca menekan tombol merah di sisi ranjang. Tak lama seorang perawat datang bersama dengan Bang Dion.

"Ada apa Ran?"

"Tolong saya.........."

:

Mbah Kung melihat Bang Ratanca tidur sembari memeluk Dinar. Keduanya bisa tidur setelah menjalani pergulatan batin yang begitu berat.

Jemarinya yang sudah mulai menua mengusap puncak kepala Bang Ratanca dan Dinar secara bergantian.

"Kamu harus kuat Ngger..!! Mudah-mudahan kamu juga kuat ya ndhuk..!!"

***

Sore hari ini Bang Ratanca sudah berada di rumah dinasnya. Mengingat permasalahan yang ada, Dinar pun ingin permasalahan ini segera selesai.

Seluruh anggota keluarga hadir tak terkecuali Bang Langkit dan Nada. Nampaknya hubungan keduanya tidak begitu baik hari ini.

"Saya memutuskan untuk menceraikan Airin. Meskipun tidak ada bukti fisik bahwa saya telah menikahinya, saya juga ingin memiliki kekuatan hukum yang sah untuk melindungi Dinar dan anak kandung saya. Anak dari benih saya sendiri." Ucap Bang Ratanca dengan tegas.

"Sebenarnya semua ini sangat berbahaya, keluarga Airin bukan orang sembarangan. Ayahmu dan Ayah Airin memang ada 'hubungan hitam' di balik pekerjaan mereka dan ayahmu masih berada 'dibawah' ayahnya Airin." Kata Pak Navec setelah membaca seluruh berkas dan bukti yang selama ini di simpan Bang Ratanca.

"Saya tidak punya pilihan untuk menyelamatkan Dinar. Jika tidak ada yang memulai untuk memutus simpul tali, maka kusutnya akan terbawa hingga akhir. Saya tidak ingin anak dan istri saya terbawa masalah pelik ini." Jawab Bang Ratanca. "Kita harus tetap bertemu dengannya, terutama saya.. untuk mengakhiri semua..!!"

"Saya tidak setuju..!!" Kata Pak Navec.

"Kung juga tidak setuju. Bahaya..!!"

Pak Navec berpikir sejenak, hatinya ikut bergoncang terbolak balik oleh keadaan. Di tariknya nafas panjang.

"Ayah dan kung akan memikirkan jalan keluarnya, setelah ini.. biar kami yang tua ikut di dalamnya." Kata Pak Navec.

Kung menganggung menyetujui. Ia menepuk bahu Bang Ratanca. Ayah pun kini memberi dukungan untuk menantunya.

Pandangan mata Pak Navec kini mengarah pada Bang Langkit. "Kau turut menimbulkan kekacauan. Sementara kamu menjadi 'tahanan dalam' begitu juga dengan sanksi disiplin. Sedangkan kamu Ran, kamu tetap menerima hukumanmu.. ada pemalsuan meskipun sebenarnya kau benar-benar perjaka. Kamu pasti kena kasus 'perempuan'. Bisa-bisa karirmu merosot."

"Siap.. saya akan terima semua."

Pak Navec menghela nafas panjang. Beliau mengingat masa lalunya yang juga tidak kalah memusingkan dan gelap. Jika Ratanca kena kasus yang tidak di perbuat, dirinya 'terkena pasal' karena menyimpan rasa untuk istri seniornya.

'Apakah semua ini karma dari kelakuanku yang dulu?'

.

.

.

.

1
Erna Wati
lah jgn sampai si.Slamet nyalahkan ortunya knp ksh nama Slamet
Erna Wati
lah salam si Ranca dah wassalam dluan,aha ha
Novi Jahan
Luar biasa
Cut oka Elfina
.
NauraHaikal
ceritanya selalu bagus sangat suka dg karya2 author
Yayuk Bunda Idza
jadi penasaran kak Nara jarak usia Nada dan Dinar, trus Erlangga anak keberapa?
Yayuk Bunda Idza
ini yang q maksud, walau sudah bisa menyimpulkan, tapi tetap menyesakkan hati saat baca😭😭
Yayuk Bunda Idza
berjuang untuk cinta om Ran
Denis blora
kak Nara ♥️♥️♥️♥️♥️
putri
manteeeep
putri
🥰🥰🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍
Mika Saja
perasaan bang RAN amburadul,,sy jg ikut merasakan amburadul nya,,,,entah bgaimn menata hati yg SDH dikoyak2 sprti ini Krn memng blm siap menghadapi cobaan ini,,,sabar Bang RAN,pasti ada jln nya ya
Setyaningsih
siap membaca semua karya kak Nara
NaraY_Kamanatha: Waaahh.. Alhamdulillah masih ada yang mau komentar. Terima kasih ya kak🥰🙏.

Padahal besok rencana gk up karena bab ini gk ada komennya😁
total 1 replies
Niken Ayu Wulandari
karya Nara tidak pernah gagal dr awal g pernah ketinggalan sukses terus
Denis blora
😭😭😭 Dinar
Maysuri
jngan siksa dr q unk mengeluarkan air mata lg thor.....sedih banget 😭😭😭
Sri Wahyuni Abuzar
tisuuuuu...tolooong tisuuuu aqu habis sudah tak bersisa...tapi air mata ku masih ngalir deres ini 😭😭😭😭😭😭😭
putri
🥲🥲🥲🥲🥲
Nining Dwi Astuti
😭😭😭😭
Mika Saja
mba Nara nyesek bener ya....... ternyta begini ceritanya mengapa bang RAN jd berubah sprti bitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!