akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ungkapan Gus ilham
**** besok nya, ustadz firman benar benar membawa ning rania ke rumah barunya, seperti kata bu lastri, dia beneran tidak ikut serta, dan hanya latifah yang ikut karna sore ini akan di adakan nya syukuran kecil kecilan di rumah tersebut,
dengan hanya sesama teman firman dan ustadz kenalan firman, saja.
setelah mengaji dan tahlil dan dilanjut dengan makan bersama,
"selamat ya firma, ujar ustadz tersebut, antum sekarang sudah sukses jadi pebisnis,
"ah biasa saja, ini semua karna do'a istri ujar firmaan sambil menatap kearah rania yang hanya menundukkan wajah nya, "buktinya setelah saya menikah usaha yang kami rintis makin berkembang dengan pesat.
"amin semoga kalian cepat menjadi keluarga yang lengkap, dengan kehadiran firman junior atau ning rania yunior, ujar ustadz itu, dan di amini oleh semua orang yang ada di sana.
firman hanya menggulum senyum dan menelan kenyataan yang berbeda, sedangkan rania semakin tertunduk, merasa bersalah,
usai acara tersebut semua orang pamit satu persatu, kini tinggallah latifah, dan satpam, karna baru besok, pembantu baru akan datang untuk menemani rania kala firman tidak dirumah.
"mbak ran, kak, aku balik aja ya, kasian ibu sendirian di rumah, pamit latifah yang tidak jadi menginap.
"trus kamu naik apa kesana,
naik taksi online saja mbak,
"o yasudah, bawa ini beberapa sisa bingkisan, nanti kasih ke tetangga terdekat ya, ucap firman,
"baik ka, ahirnya, sore itu latifah pulang ke rumah lamanya, dia lebih memilih menemani ibu nya di sana,
latifah pun menaiki taksi online yang di pesan kan firman tadi dan latifah membawa beberapa sisa bingkisan untuk di bagikan ke tetangga dekat nya mengikuti ucapan firman tadi.
saat sampai di halaman rumah latifah segera memanggil ibunya, untuk membantu membawakan bingkisan tersebut,
"apa ini fah, kok banyak, ujar bu lastri, 'ini sisa bingkisan bu, kata kak firman suruh bagikan ke tengga sini.
"oalah, si firman masih ingat sama tetangga sini toh. bagus lah kalau begitu,
"oya fa, kamu lihat dak bagai mana kakak mu sama istrinya ning rania, tanya bu lastri pada latifah,
"kenapa memang nya bu,!
"ibu rasa, mereka tidak seperti suami istri pada umumnya, padahal kan mereka sudah menikah sebulan lalu, rasanya ning rania selalu bersikap canggung sama kakak mu, ucap bu lastri,
"perasaan ibu saja kali, wajar ning rania begitu, dia kan berasal dari keluarga kyai, yang pasti sudah di didik dari kecil, tidak seperti kita kita yang bisa bar bar kapan saja, buk, ujar latifah memberi penjelasan.
"masak sih, filing ibuk itu biasanya gak pernah salah, kata bu lastri,
"ya bisa saja kali ini salah, buk latifah masih berusaha positif ting king,
"yo wes lah, ibu mau bagi bagikan ini dulu, bu lastri mulai membawa bingkisan tersebut dan membagikan nya pada para tetangga.
sedangkan latifah berjalan menuju kamarnya, dia pun duduk di tas tempat tidur, pikiran nya mencerna apa yang ibu nya katakan barusan, kalau diliat liat ucapan ibunya memang benar, antara ning rania dan kakak nya seolah tercipta jarak, tak pernah sekalipun, latifah lihat firman dgan istrinya mengobrol dengan mesra, selayak nya pengantin baru pada umum nya,
namun latifah mencoba menepis lagi, mungkin mereka hanya tidak menunjukkan pada orang lin ,
seaat kemudia, latifah baru ingat tentang sapu tangan yang di berikan gus ilham kemaren, latifah langsung saja menaruh nya di dekat buku buku nya di atas meja.
karna penasaran latifah mengambil nya kembali,
sebuah saputangan putih bersih, dan wangi,
"kenapa gus ilham memberiku saputangan ini, apa maksud nyaa,} karna di landa ras penasaran latifah membuka lembaran sapu tangan tersebut,
dan,,, sungguh mengejutkan setelah di urai jatuhlah sepucuk kertas, dan ternyata sebuah surat, dalam satu lembar kertas, latifah mengambil nya, dan di bukanya dengan pelahan dan dengan debaran jantung yang tak menentu,
{ *** ASSALAMU ALAIKUM WR WB.***]
ya ukhti, sengaja ku selip kan sepucuk surat ini untuk mu,
untuk mengungkap kan semua perasaan ku yang ku pendam, untukmu. yang tidak bisaa aku jabarkan melalui lisan. sebuah sapu tangan putih yang bersih, itu menggambar kan bagai mana perasaan ku terhadap mu
yang begitu tulus dan suci.
ya, uhti latifah, sudikah sekiranya, dirimu menerima ungkapan perasaan ku yang hanya melalui sepucuk surat ini. dan berkenan menjadikan ku tambatan hatimu,
aku jugaa tidak tau sejak kapan peraasaan ini tumbuh dan berkembang menjadi sebuah cinta, yang akan sangat menyiksaku jika aku tidak secepat nya mengungkap kan nya padamu. tapi setidak nya aku sudah lega, apa bila surat ini sudah berada di tangan mu,
simpan lah sapu tangan ini hingga aku kembali, nanti, dan jika engkau menerima perasaan ku kembalikan lah secara langsung ter hadap ku nanti, maka aku akan tau kalau perasaan ku kau balas, dan jika tidan titip kan lah saputangan ini pada firman.
semoga kamu tidak terganggu dengan adanya surat ini.,
semoga kamu senantiasa dalam lindungan allah swt.
BARAKALLAH FII UMRIKh KHAIR.
latifah melipat kembali surat dari gus ilham,
matanya mulai berkaca kaca,
sungguh dia tak menyangka jika seorang gus ilham bisa menaruh hati padanya,
"apa sebenar nya yang gus ilham lihat dariku,
"aku bukan siapa siapa bah kan berjumpa pun hanya beberapa kali, latifah larut dalam pikiran nya sendiri,
senang'! tentu saja latifah senang dan terharu, seorang gus ilham, dan putra dari pemimpin tempat dia menimba ilmu. dan gus ilham yang memang banyak di gandrungi para ciwi ciwi di kampus nya.
namun apakah latifah juga suka,
tentu saja belum,! bukan tidak mungkin tapi belum,! karna latifah tipe orang yang tidak mudah luluh dengan ungkapan seseorang. apa lagi seorang gus ilham yang tak pernah iya pikirkan membayangkan saja tidak berani, ibarat kata bak langit dan bumi, namun surat cinta gus ilham kini ada padanya kemungkinan besar latifah , akan selalu terbayang nama gus ilham mulai saat ini.
disimpan nya saputangan itu beserta surat tersebut ke dalam lemari nya.
barulah latifah melakukan sholat magrib karna sudah waktunya meng hadap sang pencipta, dan sembari mengadukan perasan nya, ini.
"fah ayo makan malam dulu jangan langsung tidur panggil ibunya ketika latifah tak kunjung keluar sehabis sholat isya'
"iya buk, aku belum tidur kok, kata latifah dan keluar dari kamar nya, "tak kira kamu sudah tidur, betah sekali kamu di dalem fah,!
"he he he, lagi belajar bu. tapi aku masih kenyang, ibu saja yang makan ya, aku temenin disini, kata latifah.
"yo wes ibu tak makan sendiri saja. "tapi apa kakak mu juga sudah makan fa,, "astaga ibu,, kaka kan sudah ada istrinya jangan selalu kwatirkan kakak,
'iy iya, ibu cuman ingat saja, karna biasanya kita selalu makan bersama. latifah hanya geleng geleng kepala melihat ibunya yang selalu menghawatirkan putra nya.