The Wicery Town Story

Aku terbangun di sebuah tempat yang gelap lagi. Dikarenakan traumaku sebelumnya, aku merasa panik dan gelisah dengan tempat ini. Meski ini adalah alam bawah sadarku.

Terlihat Aqua, yang berdiri di hadapanku sambil kebingungan dengan tingkahku yang merasa sangat waspada. Dia kemudian menanyakan kondisiku.

“Ada apa? Kau tampak sangat gelisah”

Aku kemudian sedikit lega dan tenang, karena yang berdiri di hadapanku adalah Aqua yang sesungguhnya.

“M-Maaf. Aku hanya mengalami sedikit mimpi buruk baru-baru ini,”

“Hmm, Mimpi buruk? Aneh, kupikir kamu hanya pingsan barusan ini?” Jawab Aqua dengan raut wajah yang kebingungan.

“Ya. Itu memang benar, tapi… ketika aku pingsan, aku terbangun di tempat yang sama dengan alam bawah sadarku. Dan yang lebih aneh lagi adalah aku melihat hal-hal mengerikan disana,”

“Aku melihat tumpukkan-tumpukan mayat, dari orang-orang yang kukenal. Dan lagi, ruang yang awalnya hanya kehampaan—berubah menjadi kota yang hancur yang terbakar hangus,”

Aqua, terus memandangku sambil, mendengarkan cerita dariku. Dia tampak serius ketika mendengarkan penjelasanku.

“Dan lagi, aku melihat sesosok bayangan hitam dengan wajah yang mengerikan, berdiri di hadapanku dan kemudian menyerangku dengan cepat. Disitulah aku kemudian terbangun”

Aqua, kemudian menghentakkan kakinya dan dengan ekspresi yang tampak panik, gelisah dan ketakutan.

Dan secara tiba-tiba, sebuah titik api—muncul di tengah-tengah udara. Dan Blaze, muncul dengan tiba-tiba sambil berkata.

“A-APA?!! KAU…KAU MELIHATNYA?!!” Ucap Blaze, sambil menggenggam bahuku.

Aku yang kebingungan sambil panik, bertanya pada Blaze.

“Y-ya. Ada apa dengan itu?”

Blaze, kemudian mundur dan menghadap Aqua, dan kemudian melihat ke arahku sambil berbicara.

“Tunggu. Celvin, kami akan berbicara sebentar”

Aqua dan Blaze, berubah menjadi setitik air dan api. Dan menghilang secara tiba-tiba. Suasana kembali menjadi hampa, aku tadinya yang tenang mulai merasa janggal kembali. Namun, mereka kemudian kembali. Tapi bersama Aero dan Voltra.

Terlihat, ekspresi Voltra—sangat kusut. Begitu juga dengan Aero dan Blaze. Dan Aqua hanya bisa diam dengan wajah yang tampak khawatir. Aqua, kemudian Blaze—menghampiri ku dengan wajah yang serius.

“Maaf, Celvin—tapi kami gak bisa beritahu kamu dulu. Paling tidak nggak untuk sekarang.”

Ternyata begitu, kupikir ini memang hal sulit bagi mereka. Tapi tetap saja, aku masih sangat penasaran dengan sosok hitam itu.

“Baiklah. Jika kalian pikir itu adalah pilihan terbaik, maka tetaplah begitu”

Tak lama dari itu, pandanganku mulai kabur. Dan terdengar seseorang memanggilku.

“Lvin… Celvin… Celvin! Bagunlah,”

Ternyata Finn, yang sedang membangunkanku. Aku kemudian bangun, dan terlihat—Alice yang sudah siap sedari tadi.

“Ayo, Celvin. Yang lain sudah sudah menunggu.” ucap Alice, yang sedang menunggu di depan pintu.

“Y-Ya. Aku akan bersiap”

Aku kemudian bersiap-siap. Mengambil kedua pedangku dan ransel yang sudah disiapkan oleh Alice. Ransel yang disiapkan Alice, sangatlah besar. Ransel itu menyimpan paling tidak, berbagai makanan, bekal, logistik, dan alat-alat lainnya.

Sepertinya ini akan menjadi perjalanan yang cukup panjang. Sampai sekarang… aku masih penasaran dengan sosok hitam itu.

Kami akhirnya pergi ke pos yang sudah ditentukan oleh Kai. Sesampainya disana, terlihat Kai, dengan 3 orang yang menggunakan pakaian yang sama dengan Kai.

Siapa mereka? Mungkin mereka bagian dari kelompok Kai, entahlah.

Terlihat, seorang wanita dan 2 laki-laki yang berdiri di samping Kai. Kai, lalu memperkenalkan mereka.

“Celvin, perkenalkan. Ini adalah para kapten dari divisi-divisi pengintai. Ini adalah Alvin, Alvin Bortenest.”

Alvin Bortenest, sebuah nama yang menarik. Seorang pria muda, dengan wajah yang antusias dan bersemangat. Berambut hitam dan berbadan cukup berisi. Dengan buku yang berada di samping pinggangnya, dan jubah berwarna hijau.

“Dia adalah Kapten Divisi Keenam dari ‘Scouting Squad Division’ atau bisa disingkat ‘SSD’. Alvin, perkenalkan dirimu”

Alvin, dengan ekspresi yang bersemangat. Dia maju dan memperkenalkan dirinya sambil memegangi tanganku.

“Perkenalkan, aku Alvin. Aku sebagai Kapten Divisi Keenam dari SSD, peranku adalah sebagai penyembuh dengan kekuatan elemental air. Dan buku yang kubawa ini adalah buku sihir yang menyimpan berbagai teknik penyembuhan”

Seorang penyembuh ya? Biasanya hanya pengguna elemental daun saja yang jadi penyembuh.

Fact 014: Seorang penyembuh, biasanya memiliki kekuatan elemental daun. Tapi tidak jarang juga pada beberapa kasus, seorang penyembuh memiliki kekuatan elemental air, api, petir dan cahaya. Tapi umumnya elemental daun, mengandung berbagai tanaman herbal yang dapat digunakan menjadi obat penyembuhan. Atau dengan merapalkan mantra yang mengeluarkan semacam hawa yang bisa menyembuhkan luka.

“Apa kau benar-benar seorang Wielder?!! Ahh!! Aku sangat mendamba-dambakan momen ini, aku pikir aku nggak bisa ngeliat lagi seorang Wielder, semenjak ‘Insiden Blokade’ yang terjadi beberapa tahun yang lalu,” ucap Alvin, dengan sangat cepat dan bersemangat.

Aku yang tersentak, kemudian menjawabnya.

“Y-ya. Itu benar, aku memang seorang Wielder”

Alvin, yang mendengar hal itu—kemudian menarik nafasnya dengan nada seperti orang terkejut, dan melompat kegirangan. Dia kemudian memintaku untuk melakukan berbagai trik, tapi Kai—menyela dan berbicara.

“Sudahlah. Maafkan aku, Celvin. Alvin, orangnya memang begitu, dia sangat bermimpi untuk bertemu seorang Wielder—walaupun dia tahu hal itu sangat hampir mustahil”

“Nggak apa-apa kok, santai aja”

Ucapku dengan nada yang santai, pada Kai.

“Iya. Terima kasih. Dan ini adalah, Violet, Violet Haisrey. Dia adalah Kapten Divisi Ketiga SSD, dengan kekuatan elemental plasma. Dia berperan sebagai seorang penembak jitu”

Violet Haisrey, seorang wanita muda dengan rambut yang berwarna coklat, jaket berwarna hitam, dan senapan yang berada di punggungnya. Dengan raut wajah yang serius dan tegas serta luka di bagian kiri matanya, dia tampaknya seorang yang cukup keras.

“Dengar, meskipun kau seorang Wielder—Jangan anggap tinggi dirimu sendiri. Jika kalian macam-macam, akulah yang akan membereskan kalian”

Ucap Violet, sambil maju dengan menunjukku. Aku hanya bisa mengangguk dan menurut saja dengan perkataannya.

Kai, kemudian melerai kami, sambil berkata pada Violet.

“Ayolah, mereka nggak salah apa-apa kan?”

“Hmmph!”

Violet, kemudian memalingkan wajahnya sambil menyilangkan tangannya. Kai, yang melihat itu kemudian berbalik ke arahku dan berkata.

“Maaf soal itu, Celvin. Dia memang orang yang nggak cukup ramah dengan orang baru. Orang tuanya memang mendidiknya begitu, dia lebih ke waspada padamu. Tapi tenang saja, dia orang baik jika kau sudah mengenalnya”

Begitu ya, nanti juga dia akan luluh. Mengingatkan ku pada seseorang yang pernah kutemui nggak lama ini.

Alvin, kemudian merangkulku sambil berkata.

“Sudahlah, Celvin. Dia hanya iri dengan perhatian yang kau dapatkan”

“APA KATAMU ALVIN?!!” Ucap Violet, dengan sangat marah pada Alvin.

“A-Astaga, a-aku hanya bercanda ‘Vi’ aku nggak serius kok”

“HRGHHHH!!! KEMARI KAU!!”

Violet, kemudian mengejar Alvin, dan kami hanya bisa melihat mereka sambil menghela nafas.

“Apa mereka selalu begini?” Tanya Finn, pada Kai.

“Ya… mereka cukup sering begini, hampir setiap kali” jawab Kai, pada Finn.

“Oh ya. Omong-omong, ini Vendrick Alfein. Dia adalah Kapten Divisi Pertama ‘SDD’, dia memiliki kekuatan elemental api. Dan dia berperan sebagai ‘Tanker’ tapi dia juga terkadang bisa menjadi pasukan garda depan”

“Hei. Tampaknya tidak ada lagi yang bisa ku perkenalkan lagi pada kalian. Karena semuanya sudah dikatakan oleh Kai.” ucap Vendrick pada kami.

Vendrick Alfein. Seorang pria dengan badan yang sangat besar yang memakai baju zirah yang sangat kuat dan besar juga. Dengan palu dan perisai yang ia pegang. Vendrick memiliki wajah yang cukup tegas tapi santai, serta berbagai luka di wajahnya.

Kai, lalu maju dan menunjuk dirinya dengan bangga dia berkata.

“Dan tentu saja. Kalian harusnya sudah mengenalku. Aku adalah Lucky Anzfer, Kapten Divisi Kedua. Dan peranku adalah sebagai pasukan garda depan bersama Vendrick”

“Oh ya, omong-omong. Kalian belum memperkenalkan diri kalian pada mereka” ucap Kai, pada kami.

“O-Oh iya, benar juga. Perkenalkan, aku Celvin Lloyd Relgi. Dan ini temanku, Finn Ryan Colt. Kekuatan elementalku api, dan Finn memiliki kekuatan elemental petir,”

Finn, memukul bahuku sambil berkata.

“Hey. Biarkan aku saja yang memperkenalkan diriku”

“Ah. Iya maaf maaf” jawabku pada Finn.

Kami akhirnya memperkenalkan diri pada mereka. Dan Kai, kemudian berkata.

“Baiklah kalau begitu, mari kita pergi. Violet!! Alvin!! Ayo kita pergi”

Terlihat Alvin, yang sudah babak belur karena dipukuli oleh Violet. Violet kemudian menoleh dan melepaskan Alvin, sambil berkata.

“Ya! Baiklah”

Alvin, yang babak belur—kemudian bangun dan mengeluarkan mantra penyembuhan.

“Healing Spray!”

Dari tangannya keluar sebuah semprotan air yang menyembuhkan lukanya dari hajaran Violet. Setelah pulih, Alvin—kemudian berdiri dan mengikuti kami.

Kami akhirnya pergi menempuh sebuah perjalanan yang sepertinya akan memakan waktu yang cukup lama.