NovelToon NovelToon
Kecewa

Kecewa

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:19.8k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Nasib memang tidak bisa di tebak. ayah pergi di saat kami masih butuh perlindungannya. Di tengah badai ekonomi yang melanda, Datang Sigit menawarkan pertolongan nya. hingga saat dia mengajakku menikah tidak ada alasan untuk menolaknya.
. pada awalnya aku pikir aku sangat beruntung bersuamikan pria itu.. dia baik, penyayang dan idak pelit.
Tapi satu yang tidak bisa aku mengerti, bayang-bayang keluarganya tidak bisa lepas dari kehidupannya walaupun dia sudah membina keluarga baru dengan ku.
Semua yang menyangkut keluarga harus di diskusikan dengan orang tuanya.
janji untuk membiayai adik-adik ku hanya omong kosong belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Keberadaan ku di rumah itu bagai orang asing. Punya suami tapi tidak di beri hak. Jadi menantu tapi tak dianggap. Rani sudah merampas segalanya. Mereka memang tidak mengusirku, tapi apa artinya kehadiranku di sana tanpa status?

Dan naif nya, Mas Sigit selaku suamiku, orang terdekatku malah ikut mengabaikan ku. Alasannya sepele. Dia tidak mau Rani melanjutkan kasus Tara ke polisi.

Ibu mertua memperlakukanku seperti babu.

Apa boleh buat, Demi Bulan aku harus bertahan.

"Beli sayur dan lauk pauknya. Itu harus cukup sampai malam..!" ibu melemparkan lembaran uang lima puluh ribuan ke wajahku.

Aku tertegun.

Uang segitu mana cukup buat satu keluarga, apalagi sampai malam.

"Tapi, Bu..?" aku hendak protes. Tapi langsung disambut oleh bentakannya.

"Jangan membantah.. ibu tidak mau tau, apapun caranya uang itu harus cukup sampai makan malam."

Aku masih tertegun bimbang.

Mertuaku kembali melotot.

"Kau tidak suka?"

Aku hanya terdiam.

Rani datang dan bertanya.

"Ada apa, Bu?"

"Ini, May mau bertingkah lagi."

"Biarkan saja kalau memang dia mau mendekam di penjara." ucapnya ketus.

Aku hanya bisa mengelus dada. Tidak masalah harus di penjara, tapi bagaimana nasib Bulan? Dia akan mengalami siksaan lahir batin. Masih ada aku saja mereka sudah berani terang-terangan bersikap tidak adil. Apalagi aku tidak bersamanya? Tidak..! Aku harus mencari cara lain untuk lepas dari rumah itu tanpa harus menyakiti Bulan.

"Ibu saja yang menunggui Tara di rumah sakit, ya.. Aku sedang tidak enak badan." keluh Rani pada ibu mertua.

"Tapi ibu harus membuka warung, sejak Tara masuk rumah sakit warung tidak pernah buka. Kasian para pelanggan pada lari nanti."

"Lalu bagaimana dong? kepalaku pusing, tidak mungkin aku berangkat." keluh Rani lagi.

Mereka terdiam. Aku pura-pura tidak mendengar obrolan mereka.

"Bagaimana kalau mas Sigit saja.* usul Rani.

Ibu mertua terlihat ragu.

"Dia pasti sibuk dengan pekerjaan nya."

"Tidak ada cara lain lagi."

Saat itu mas Sigit lewat.

"Git, Rani sedang tidak enak badan. Ibu mau buka warung. Tidak ada yang menjaga Tara menggantikan ayahmu.Kau bisa bantu menjaganya?"

"Tapi aku ada pekerjaan penting, Bu."

"Ayolah, Mas. berkorban sedikit. Lagi pula ini gara-gara ,May." ucap Rani menekan mas Sigit sambil melirik ku.

Dengan berat hati mas Sigit melepas pekerjaannya. Dia mengalah untuk menjaga Tara.

Setelah memasak seadanya, karena memang budgetnya tidak memungkin kan. Aku pergi ke kamar untuk rehat sebentar.

Tapi suara Rani menghentikan langkahku.

"May, cucian sudah menumpuk nih..!"

Aku menghela nafas sambil menghampirinya. Sungguh tingkah Rani bak seorang majikan saja. Aku muak dan benci tapi apa daya ku?

"Kenapa menatapku? Mau di penjara? Baiklah." Rani bangkit dari duduknya dan mengambil tasnya hendak pergi.

"Mbak, jangan pergi. Aku akan melakukan semua perintahmu." dengan berat hati aku mengambil keranjang cucian dari kamarnya.

Harapan ku untuk dapat rehat sejenak musnah sudah.

Tara tidak kunjung sembuh. Hal itu membuat penderitaan ku semakin berlarut. Bagaimana tidak, Rani selalu mengancam ku dengan keadaan anaknya.

Dan yang membuat aku kaget, dia berani melibatkan Bulan.

"Awas ya, kalau kau berani macam-macam, bukan hanya kau yang mendapat akibatnya. Tapi Bulan yang masih kecil juga akan merasakannya.

Pagi itu aku semakin heran. Mas Sigit sudah rapi, begitu pula dengan Rani.

"Kalian mau kemana, sudah tapi begitu?" aku mencoba mencari tau lewat mas Sigit.

"Mulai sekarang Rani akan ikut ke tempat kerja. seorang pegawai mengundurkan diri. ibu pikir dari pada mencari orang lain, kenapa tidak Rani saja, hitung-hitung dia bisa melupakan kesedihannya atas mendiang suaminya dan keadaan Tara, katanya."

Lagi-lagi ibu. Kenapa semua hanya suara ibu.

"Mas, aku sudah siap. Ayo kita berangkat..!" suara centil Rani membuatku jijik.

Apalagi dengan terang-6 dia menggandeng lengan mas Sigit di depanku.

Setelah mas Sigit berlalu, dia kembali menghampiriku.

"Jangan cemburu, ya.. Aku dan mas Sigit akan seharian berdua." ucapnya lalu pergi. Rani sengaja memanas-manasi aku.

Dan aku memang merasa panas tapi aku tidak punya kuasa merubah keadaan.

Saat ada kesempatan, aku mengutarakan perasaanku pada mas Sigit.

"Tidak baik di lihat orang, Mas. Kalian bukan muhrim. Kemana-mana berdua.."

"Tapi kami pergi karena urusan pekerjaan. Tidak lebih. Lagi pula dia itu ipar ku. Mana mungkin aku suka padanya." tegas pria itu.

"Orang tidak bisa mengerti seberapa pun kau menjelaskan. Mereka hanya menghakimi yang mereka lihat." aku masih berusaha menyadarkannya.

"Tugasmu dong untuk menyumpal mulut mereka. Rani itu jandanya adik ku. Rani dan Tara adalah tanggung jawabku juga."

Itulah selalu jawabannya. dia menyangkal tegas kedekatan mereka.

Sampai pagi itu begitu kaget saat masuk ke kamar. Aku mendapati Rani sedang membuka lemari.

"Mbak, apa yang kau cari? Kenapa tidak permisi dulu?" tegur ku dengan marah.

"Aku malas berbasa-basi. Lagipula aku tidak ada urusan dengan mu. Aku hanya menuruti pesan mas Sigit untuk membawakan pakaian ganti karena dia tidak sempat pulang."

"Paling tidak mba, bilang padaku. Aku bisa Carikan."

"Ais.. Kelamaan. Kau itu penuh drama." ucapnya dan berlalu pergi.

Sejauh apa hubungan mereka hingga pakaian ganti pun harus Rani yang mengambilnya?

Mengingat itu darahku mendidih. Aku tidak sabar menunggu kepulihan Tara. Dia akan bicara apa yang sebenarnya terjadi hingga aku tidak harus berada dalam tekanan Rani.

***

Aku begitu kaget mendapat telpon kalau ibuku sedang sakit. dengan gugup aku bilang ke ibu mertua.

"Kau boleh pergi, tapi jangan menginap, ya. Tau. Kan pekerjaan disini tidak ada yang urus." jawabnya ketus.

Aku semakin bingung saat Bulan tidak mau ikut. Dia sedang asik bermain bonekanya Tara.

Sekeras apapun aku memaksanya dia tetap tidak mau ikut juga.

Akhir dengan berat hati aku titipkan ke ibu mertua.

Dia, sih mengangguk. Aku tidak sempat memaknai anggukannya itu karena cemasnya.

Tanpa mengabari mas Sigit, aku pergi kerumah ibu ku.

Syukurlah, setelah aku sampai disana ibu sudah mendingan karena di tangani oleh pak mantri.

"Ibu sudah tidak apa-apa. Ke apa kau tidak membawa Bulan?"

Aku ceritakan apa yang terjadi kepada ibu. Beliau menyuruh ku cepat kembali karena mengkhawatirkan Bulan.

"Tenang saja, Bu. Bulan bersama neneknya." jawabku menghiburnya.

Walaupun dalam hati aku was-was juga.

Tapi karena hari sudah sore dan cukup lama meninggalkan Bulan, aku pamit pulang.

Tapi naas, tidak ada satupun ojek saat itu. Aku panik dan bingung. Menghubungi mas Sigit juga tidak bisa. Mungkin saja dia sedang bersenang-senang dengan Rani. Mengingat itu hatiku semakin hancur. Mana Bulan aku tinggal sendirian pula.

Cukup lama aku menunggu di pangkalan ojek itu. Sampai ada seorang pria datang melintas. Jelas dia bukan tukang ojek, tapi aku terpaksa menghentikannya.

"Maaf, boleh saya minta tolong." ucapku menyingkirkan rasa malu.

Pria itu membuka helmnya.

Sepasang matanya yang teduh menatapku heran.

"Ada apa, Mbak. Apa yang bisa saya bantu?"

Aku langsung menceritakan kesulitan ku.

Mungkin dia iba atau bagaimana. Dengan senang hati dia membantu mengantarku pulang.

Sampai di depan rumah aku langsung melompat turun.

"Terimakasih banyak " ucapku sambil menyodorkan ke.varan dua puluh ribuan.

Pria itu menolak dengan sopan.

"Saya hanya ingin membantu. simpan saja."

Aku tertegun di buatnya. pikiranku kembali kepada Bulan.

"Sekali lagi terima kasih, saya masuk dulu." aku berbalik dan melangkah cepat.

Tapi suara pria itu menghentikan langkah ku.

"Namaku Agam, salam buat anak mu.." teriaknya sambil melambaikan tangan.

.

1
Faulinsa
Lanjut yuk kak.. ku kirim hadiah ni buat kakak.. semangat ya.
Faulinsa
Mbak Tirta bakal langsung Acc Amy untuk Agam, eh Agam untuk May, Agam & May lah pokoknya. Bentar lagi juga akan ketahuan penyebab tidur panjang nya Bulan. Selamat merasakan dinginnya sel tahanan mertua & menantu lucnut..
Lissaerlina
lanjuttttt
Yuliana Tunru
syukur lah agsm.gerak cepat tp hanna hrs di hukum dan dilapirkan ke.polisi biar kspok
Yuliana Tunru
kenapa cerita x makin jauh thor sampai dicukikbdan kyk x dijusl ke mucijari tirta pun aneh tak tau yg mana may yg ditaksir agam..bisa2 hingga berthn2 nih may x hilang..kurang suka lah ending x jauh dr bahagia..maaf ya thor klo kecewa
Yuliana Tunru
waduh nay dlm bahaya ..gmn jika tirta tau klo itu may yg dijebal x ..hedeh makin rumut
Yuliana Tunru
benar2 setan ya karti dan rani ..lapirkan z may cukup sdh bulan sdh berulqng kali dicelakai mereka biadab bilqn msh kecil gitu smoha z msh bisa tertolong
Faulinsa
Alhamdulillah.. astaghfirullah.. semoga dengan kejadian ini membukakan mata Sigit, begitu kejam nya peragai ibunya dan Rani. Sungguh sayang kesempatan yang May berikan kau sia-siakan Sigit. Love sekebon buat othor.. lanjut kak.. sudah saat nya May menemukan kebahagiaan sejatinya, dengan dokter Agam tentunya
balqis: makasih sayang supportnya
total 1 replies
Yuliana Tunru
sigit bidoh dan egous malah bukin bulan celaka z ..jgn sampai fatal ya thorr takut bulan kenapa2 dan itu sangat bahaya di rmh sigit yg berbahaya
Faulinsa
Dah lah Sigit, kesempatan terakhir mu kau sia-siakan, demi.. demikianlah nampak toxic and egoisnya keluarga mu.. silahkan nikmati sebentar lagi, hak asuh bulan sepenuhnya di tangan May.. tidak akan May izinkan kamu membawa Bulan lagi.. tak bisakah kamu belajar dari yang kemarin2??
Yuliana Tunru
move on dong sigit toh semua jg krn mu cuek dsn tak perhatian pd istri dan ank skrg bilang cinta malu lah
Lissaerlina
lanjuttttt
Faulinsa
May, Tinggal tunggu waktu mbak Tirta lihat fotomu di HP Agam, keadilan akan menemui jalannya. keadilan untuk Agam dan untukmu.. semoga bahagia..
Faulinsa
Ya ampun Thor, kamu kok pandai bgt ngotak atik perasaan mbak Tirta. Duh yg mau kamu lenyapkan calon adek ipar yg kamu harapkan mbak Tirta.. ish mbak Tirta ini
Yuliana Tunru
kasihan bgt agam takbusa tegas dgn klga ttg masa depan dan hidup x mgkin bkn jodoh may tp kasihan jg sih saling merindu dan mencinta tp terhalang nasib jg klga..
balqis
ya say. ada musibah kemarin itu
Yuliana Tunru
akhir x up jg
Yuliana Tunru
pindqh z may klo perlu.ke.desa sebelah biar jauh2 lah dulu klo jodoh tak.kemana tp tynggu cerai tuntas biar sigit tak datang ganggu trs
Yuliana Tunru
smoga cepat sembub thorr..bikin kesal makin pjg salah paham x..tara kenapa apa gangguan emosi krn cedera kepala atw terbiasa di manja
Yuliana Tunru
salah paham.ygnberujung tak.jelas sigut kepedean bgt toolak may dan saat keputusqn cerqi ttp bertahqn ceraiii agam yg tegas klo hqnna bkn iatrimu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!