NovelToon NovelToon
Imperfect Marriage

Imperfect Marriage

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: Olive Oil

Aku tidak pernah menginginkan semua musibah ini terjadi. Bagi ku semuanya terasa salah, pernikahan ini, hubungan kami, semuanya. Aku menikah dengan David karena berlandaskan perjodohan semata. Namun aku tahu kakak ku dan David memiliki hubungan khusus. Bagaimana bisa aku menjalani pernikahan ini setelah menikung cinta kakak ku sendiri?

Aku tidak bisa. Aku harap semua ini berakhir. Tapi aku tidak berharap kecelakaan ini terjadi. Semuanya menjadi serba salah sekarang... aku harap aku bisa mengubah dan menyusun ulang segalanya sekarang. Aku harap, aku sangat berharap... semuanya bisa terulang kembali...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olive Oil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Aku tertawa kecil. Sejak pulang ke rumah, aku memang langsung makan tadi. Lapar soalnya. ”David mau teh manis nggak? Aku buatin nih,” tawarku. Padahal sedetik tadi, aku berencana untuk mandi. David bersin. Bersinnya terdengar cukup keras. Kusadari juga wajahnya yang sudah memerah. Dia sakit kah? Segera aku bergegas mendekatinya. Sudah tidak peduli lagi bau badanku bakal tercium oleh David. ”David kamu sakit?”

”Hah? Enggak, Cuma bersin.”

Wajahku mengeras. Entah kenapa aku tidak percaya dengan jawaban David. Tanpa persetujuannya, aku menempelkan telapak tanganku ke dahi David. David terperangah. Wajah kami kini hanya berjarak beberapa senti. ”hangat. David, kamu demam ya!”

”Enggak Tara.”

”Duh... hangat gini, wajah kamu juga merah nih.”

David tertegun. Ya gimana enggak merah kalau kamu sedekat ini? Batinnya bergejolak. Ia sontak berdiri, membuatku mundur beberapa langkah darinya. ”tadi katanya mau mandi? Mandi sana, bau...”

Aku melotot. ”iya, iya, tapi serius, kamu kayaknya sakit deh David,”

”Enggak, itu karena aku baru mandi. Makanya kamu megangnya... emh... hangat.”

Bibirku mengerucut. ”iyakah?” gumamku. David mendengus, ia memutar badanku lalu mendorongku pelan masuk kekamarku. Aku sontak mengerutu.

”Udah jangan banyak mikir, sana mandi.”

”Ih, iya iya...” tapi bagaimana jika itu benar? Oke lah, jika itu sakit biasa. Flu misalnya, berhubung akhir-akhir ini sedang musim hujan. Tapi aku ini sudah melintasi waktu loh, pikiranku jadi bercabang nih, aku takut jika memang kecelakaan itu tidak terjadi, tapi diganti dengan hal yang lain yang sama-sama membuat David menderita gimana? Sakit misalnya? Aku jadi teringat ketika aku mencoba menghindari meja kantor yang rusak minggu lalu. Di masa lalu, lututku tergores karena ujung meja tersebut ternyata sedikit terbelah, sehingga ujungnya yang lancip mengenai lututku. Di masa sekarang, aku berhasil menghindarinya tapi tidak kusangka, lutut ku tetap terluka tapi dengan cara yang berbeda, yaitu ketika aku terjatuh ke lantai saat ada seseorang yang tanpa sengaja menabrak ku. Lututku di masa lalu dan sekarang tetap terluka tapi caranya yang berbeda. Jadi kalau begitu, bagaimana jika David....

Tidak, tidak, tidak akan aku biarkan itu terjadi. Walau menentang takdir sekalipun, aku tetap harus berusaha! Memang tidak ada yang menjamin hal itu terjadi, tapi perasaanku sungguh tidak karuan sekarang nih. Aku harus memikirkan rencana lain.

Krekkk...

David menoleh, dari celah pintu kamarnya yang terbuka sedikit, ia melihatku yang tengah mengintip. Ia tersenyum miring. ”masuklah Tara, udah mandi?” tanyanya seraya meletakkan map yang barusan ia baca ke kasurnya. Setelah mendapat izin, aku segera masuk ke kamar David sambil mengangguk-angguk polos. Aku barusan mandi. Karena tidak sabaran ingin bertemu David untuk menyampaikan gagasan terbaruku, aku mengikat rambutku asal, membuat anak rambutku sedikit berserakan di sekitar dahiku. Selain itu aku memakai baju tidur dengan celana dan lengan kaus yang pendek. Aku tidak sempat untuk memilih. Bahkan aku nyakin ini bukan baju tidur sepasang. Penampilan ku sekarang sama persis kayak anak kecil yang baru dimandikan sama emaknya. Bedanya aku nggak makai bedak putih yang biasanya emak-emak taburkan ke seluruh muka anaknya sampai cemong.

Sekilas, bahkan David sekilas menelisik seluruh penampilanku dengan cepat. Bodoh ah, nyawanya lebih penting nih. ”David, aku boleh minta tolong nggak nih?”

David melipat kedua tangannya. Kedua pasang matanya seperti biasa terpampang tajam menatapku. ”Tentu saja. Katakan Tara.”

”Tapi... aku ragu boleh minta ini enggak ya, soalnya,”

”Katakan aja Tar.” desak David sambil berjalan satu langkah mendekat ke arahku.

Aku sebenarnya ragu mengatakan ini, tapi nyawa David lebih berharga. ”emh, gini, boleh tidak... aku menyentuhmu?”

”Iy, hah?” David kembali cengo. Entah sudah berapa kali aku membuatnya membeku.

1
Me Ta
masih mantau
Me Ta
ngga paham ni cerita ngajak cerai tapi nunggu setahun lagi🤦🤦🤦
Ida Nur Haryono
semoga tara d david menjadi saling pengertian d cinta seterusnya happy ending
Ida Nur Haryono
lanjut ya kyknya makin seruh nich bs happy ber2 d tdk jadi cerai he..he...
Ida Nur Haryono
ceritanya bagus walaupun agk ber liku2 ya d bnyk flashback....btw okey bangetlah....
Istiana Bela
ini novel sebenernya bagusss loo kok gak ada yg komen atau dikit bgt yg baca sihh... ayo di ramaikan ini novel bagus bgt...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!