Gairah Sang Mantan

Sore ini aku pulang bareng Bagas, untungnya tadi pagi berangkat masih pakai celana panjang, jadi sebelum pulang aku ganti rok pendekku dengan celana panjang .

" Sudah yuk pulang " ucapku sambil menaiki motor Bagas

"Besok² kalau berangkat kerja pakai celana dulu aja, roknya ganti pas udah sampai di tempat kerja. " ucap bagas perhatian

" Siap pak " jawabku dengan tersenyum

" Gak lucu kan kalau pakai rok pendek naik motor gini" ucapnya lagi

" Iyaa.. Iyaaa .. Kenapa sih kok jadi sensi gini kayaknya" tanyaku heran

" Ya takut gak nyaman aja aku liatnya ntar" sambil terkekeh .

Sontak aku memukul bahunya,

" udah ayo jalan .. nanti mampir ke pasar bentar yaa, mua anter gak ? " tanyaku

"boleh.. Mau cari apa ?

" Ayam buat masak besok"

" yaudah ayoo.. " bagas melajukan motornya, dan 20 menit kemudian sampai di pasar.

"Kamu tunggu di sini aja yaa.. Bentar kok"

" iyaa , awas jangan ilang " ucapnya

Aku mengerutkan kening mendengar ucapan random bagas .

Selesai belanja ,aku langsung di antar pulang, seperti biasa bagas langsung berpamitan pulang tampa mau masuk terlebih dahulu .

Aku masuk kedalam rumah di sambut ibu yang sudah ada di ruang tamu

"lhoo kok belanja ayam sama sayur banyak banget? Tanya ibu melihat barang bawaanku

" iya bu, tadi mey mampir ke pasar dulu beli ini"

" tapi banyak sekali ini mey, mau buat apa ? Tanya ibu

Aku meletakkan belanjaanku di dapur dan di susul i u yang juga menata barang²ku

" Buat tasyakuran besok bu" ucapku

" Tasyakuran ? " tanya ibu masih bingung

Lalu aku membuka jaket yang aku kenakan, dan menunjukkan logo seragam yang aku pakai pada ibu. Tanpa mengucapkan apa² ibu sudah mengerti

" Kamu lulus masa Trainingnya ? Dan sudah resmi jadi karyawan ? " tanya ibuu terkejut sampai memutarkan tubuhku demi melihat seragam yang aku pakai ,

"iya bu.. Makanya Mey besok mau adain tasyakuran kecil²an ,nanti teman² mey juga akan datang"

"Syukurlah.. Ibu sangat bahagia nakk akhirnya kamu sudah resmi di angkat jadi karyawan. Yasudah besok biar ibu yang masak, kamu sekarang bersih² badan dulu, ini biar ibu yang beresin "

"makasih bu "

Esok harinya

Sekitar pukul 14.00 siang Bagas datang ke rumah

Drrrttt...drrrtt... Drrrttt... ponselku berdering, kulihat Bagas yang sedang memanggil

" halo kak ? "

"Mey, aku di depan rumah kamu nih.. Keluar dong.."

"Oke ". Aku matikan panggilannya, lalu bergegas membuka pintu rumah, kulihat Bagas sudah menunggu di depan toko ibu .

" Kak.. Sini masuk " aku memanggil dengan sedikit berteriak karna memang jaraknya agak jauh . Dia pun melangkah ke rumahku

"Ini.." dia menyerahkan kantong plastik, kuliat berisi aneka kue dan juga camilan

" repot² banget sih bawa ginian" candaku ketika menerimanya

" enggak kok.. oh ya.. Yang di kantong putih itu buat si kecil" sambil menunjuk 1 kantong yang lainnya

" makasih ya kak.. yaudah ayo masuk" ajakku mempersilahkan masuk

"Aku bantu ngapain nih " tanyanya seraya melepas sweater yang ia pakai

" Udah duduk aja di sini.. Udah hampir selesai kok masaknya.. Nanti aja kalau anak² udah mau datang kita tata di sini"

"lhaa terus aku gak bisa bantu apa² dong "

Belum juga menjawab bagas, terdengar suara tangis Raina , mungkin dia terbangun dan gak lihat siapa² jadinya menangis.

" bentar ya.." aku pamit meninggalkan bagas . Setelah dari kamar Raina, aku keluar dengan menggendong Raina yang sudah tidak menangis lagi .

" Hey.. Anak cantikk.. Sini sama kakak"

ucap bagas sambil menjulurkan tangannya pada Raina, dan di luar dugaanku termyata Raina langsung mau di gendong Bagas, ini pertama kalinya Raina ikut orang asing dan langsung mau tanpa drama menangis .

" ayahh.." ucap Raina spontan saat sudah di gendongan Bagas.

Aku yang mendengar pun langsung berkata

" Bukan Ayah sayang.. Coba panggil Om" ucapku pada Raina.

Raina terus memandangi wajah Bagas dengan tertawa gemasnya sambil berucap

" Ayaah nah.. Ayah nahh

[ayah Raina..Ayah Raina] lagi ucapan raina membuatku malu pada bagas

"iyaa.. Panggil Ayah juga gapapa " ucap bagas sambil memeluk tubuh mungil Raina

Aku yang mendengar ucapan Bagas sontak mendelik ke arahnya, bagas yang melihatku hanya tersenyum

"Biarkan saja, namanya juga anak².. siapa tau ucapan Raina adalah Doa" lagi lagi ucapan Bagas gak masuk akal

"huss.. Apasih kamu"

"kenapa wajahmu memerah ? " goda bagas

"Apaan sih.. Udahlah.. Nitip Raina yaa.. Aku mau bantuin ibu"ucapku sambil berdiri dan meninggalkan mereka dengan salah tingkah .

'Duh.. Kenapa jadi deg deg an gini sih saat bagas bilang gitu' huuuffttt aku menarik nafas panjang² sebelum sampai di dapur .

"Raina sudah bangun? Tanya ibu

"Sudah.. itu sama kak bagas di ruang tamu .. " jawabku

"lhoo.. Tumben dia mau sama orang yang baru di temui? Tanya ibu juga heran

" Mey juga mikir gitu tadi bu.. Ibu tau gak tadi Raina panggil apa sama kak Bagas ?

"apa ?

" Ayah nah.. Ayah nah.." gitu katanya.. mey yang denger aja kaget bu.." ucapku menceritakan tingkah Raina

" he.he.he ada ada aja Raina.. Tapi tumben banget sih dia bertingkah seperti ini.. Tapi mey..

"hmmmm ? " aku melihat ke arah ibu

" apa kamu gak mau coba menjalani hubungan dengan orang baru? Raina semakin besar akan semakin ngerti , nanti ada saatnya dia menanyakan dimana Ayahnya, gimana ?

Aku masih terdiam mendengar perkataan ibu.

"Apa kamu masih menunggu Ayah Raina yang gak bertanggung jawab itu? " lagi ucapan ibu membuatku reflex menggeleng

" Baguslah jika kamu sudah bisa move on, jangan terbelenggu masa lalu Mey.. Ibu mau kamu menemukan kebahagian baru, cobalah membuka hati untuk orang baru"

ibu mengelus lenganku, ini untuk pertama kalinya ibu mengungkit masalah Ayah Raina semenjak waktu Ibu mengetahui aku hamil dulu.

Aku mengangguk, untuk menjawab semua pernyataan ibu.

"Akan mey pikirkan lagi bu.. " ucapku sambil tersenyum pada ibu .

Waktu pukul 17.00 sore, Sasa menelfon

"Halo mey.. Aku udah Otw nih sama Angga, kamu Share location yaa"

"Oke, hati hati ya.." ucapku menutup telp lalu mengetik pesan dan mengirim titik lokasi rumahku pada sasa.

" Udah berangkat mereka ? " tanya bagas

" iyaa.. Barusan sasa nelfon "

Kini aku duduk di ruang tamu dengan Bagas dan juga Raina .

" Eh.. Nanti kita makannya di lantai aja mey.. Biar leluasa duduknya" ucap bagas

" Gitu ya.. Boleh deh, bentar aku ambilin karpet dulu ya" ucapku seraya berdiri

Selesai memasang karpet , aku di bantu bagas dan ibu menata makanan dari dapur ke ruang tamu .

" Makasih ya nak bagas, sudah di bantu jagain Raina " ucap ibu pada bagas

" tidak masalah kok bu.. Raina anaknya nurut kok, anteng sama saya "

" iyaa.. Kok bisa yaa, ibu heran lho.. Biasanya dia sama orang yang baru di temui kalau di ajak suka gak mau, tapi sama nak bagas langsung akrab gini" ucap ibu seraya mengambil alih Raina yang ada di pangkuan Bagas

" aak mauu.. Nah mau ama Ayah" ucap Raina ketika tangan ibu akan mengangkat tubuh raina

"hehehe biar sama saya saja bu.. Gapapa" ucap bagas sambil mengelus punggung Raina yang sudah memeluk tubuh Bagas

" Lhoo.. Sini sama nenek saja.. Ayah kam mau makan" ibu ikut²an memanggil bagas degan sebutan Ayah pada Raina .

Raina yang mendengar ucapan ibupun merespon dan melihat ke arah bagas

" ayahh.. auu mamam?" [ayah mau makan]

" Iya.. Raina ikut sama nenek dulu mau ? " tanya Bagas

"Ayah mamam duyu,, Nah ama nek.."

[ayah makan dulu, Raina sama nenek]

setelah mengucapkan itu, Raina mencium pipi Bagas lalu berbalik dan meminta gendong ibu

" Duh Raina kok centil banget gituu.. Gaboleh sembarangan cium Omnya" ucapku yang malu melihat tingkah anak kecilku

" Ayah Nah.. Ukan Om ndaa"

[Ayah Raina, bukan "Om" Bunda] ucap raina yang bikin aku semakin gemas dengan celotehnya .

Bagas hanya tersenyum melihat kekonyolan Raina