Cinta Bunga Matahari

Malam ini terasa berbeda bagi dua sahabat itu. Bunga masih saja terjaga, mata tak ingin terpejam. Ia teringat akan pertemuannya dengan pria pujaan hatinya itu dan teman baru yang ia temui tadi, Selim dan Ahmed. Meskipun Hary masih menjaga jarak dengannya, tapi tak membuatnya pupus harapan untuk menjadikannya pujaan hatinya. Ini masih permulaan, masih banyak waktu Bunga, kalian baru dua kali bertemu, ucapnya dalam hati.

Namun, ia teringat akan kejadian tadi saat Hary mengantar Cinta pulang. Ia merasa ada sesuatu antara sahabatnya dengan Hary, tapi ia belum tahu ada apa diantara mereka, sebab ia pun tak ingin ambil pusing, sebab Cinta orangnya juga sedikit tertutup dan akan menjaga jarak dengan orang asing, apalagi seorang pria.

Namun, tidak dengan Hary, ia tak tau apakah Hary sudah kenal dengan Cinta sebelumnya. Sesekali ia melihat, Hary mencuri pandang terhadap Cinta. Oh ya ampun, apakah Hary menaruh hati pada sahabatnya itu? Jika ia bagaimana dong, akuu gak bisa melepasnya begitu saja. Ini cinta pertamaku, aku gak ingin gagal sebelum mencobanya, gumamnya menenangkan hati.

Apa aku langsung bertanya saja dengan si Cinta? Ujarnya.

Tapi ia sudah menutup pintu kamarnya, ku rasa dia sudah tidur dari tadi secara dia itu putri tidur. Aku bisa-bisa mati penasaran dibuat si Cinta ini, aku butuh penjelasannya, ujarnya lagi.

...💚 💚 💚 💚 💚 💚...

Di samping kamarnya, Sebenarnya Cinta juga masih terjaga. Ia masih happy mengingat perjalanan yang memanjakan indra penglihatannya tadi bersama Hary. Meskipun ia belum pernah menjalin cinta, tapi Ia bukan gadis polos, ia tahu jika Hary menaruh perasaan padanya. Tapi ini terlalu cepat untuk mendiskusikan tentang perasaan ataupun rasa cinta menurutnya. Ia bukan wanita bodoh, yang baru ketemu langsung falling in love. Ia harus menjaga hatinya, sebab cinta memiliki waktu dan waktu akan menjawab semua rasa yang kita rasa.

Tapi, ia juga belum tahu apakah salah satu dari tiga pria tersebut adalah pujaan hati sahabatnya. Entahlah hatinya juga masih bertanya-tanya. Besok pasti si kepo itu akan menuntut jawabannya dan itu sangat membutuhkan tenaga untuk menjawab semua rasa penasaran dari sahabatnya itu.

Meskipun Cinta seorang yang cuek dan menjaga jarak terhadap orang sekitar, tapi ia juga seorang wanita. Ia sadar kalau ketiga pria itu emang tampan dan keren, semua wanita akan menaruh hati pada mereka. Tapi untuk saat ini menjaga jarak adalah hal yang perlu dilakukan untuk menjaga mata dari pesona ketiga pria itu, sebab sekuat apapun menolak jika diberikan perhatian secara terus-menerus, wanita mana yang akan menolak. Pantesan tadi waktu aku tinggal sebentar, si Bunga betah dan bahagia banget, sebab prianya pada tampan-tampan sih, gumamnya dalam hati.

Hai Cinta, ada apa denganmu, mengapa kamu terlihat seperti membuka diri setelah kejadian tadi? apakah kamu sudah lupa dengan kisah yang menyakitkan itu? gumamnya dalam hati

Kamu harus membuka lebaran baru, itu sudah tiga tahun berlalu, jangan simpan lagi, sebab itu akan membuatmu merasa cinta itu tidak penting. Bagaimana kau mau membuka hati lagi jika hatimu masih kau penuhi dengan cinta yang tak berbalas itu, itu hanya akan membuang masa mudamu dengan sia-sia. Lihatlah ke depan banyak pria tampan yang memiliki cinta yang besar dan menanti cintamu dengan tulus. move on Cinta, timpalnya lagi.

Yah, aku harus move on dari masa lalu, sudah tiga tahun aku jatuh cinta pada pria yang tak tepat dan tak pantas untuk aku pertahankan, sedang ia bahagia dengan wanitanya, ujarnya.

Flashback

Dulu saat baru masuk Sekolah Menengah Atas, ia bertemu dengan seorang cowok tampan, pintar, dan keren. Namanya, Adit. Saat itu Adit adalah siswa kelas tiga, yang secara gak langsung adalah seniorannya. Mereka memiliki minat yang sama, yaitu membaca buku di perpustakaan. Hampir setiap hari mereka bertemu di sana, kadang kalau weekend mereka juga sering pergi ke toko buku bareng, sekedar me time aja.

Setelah 6 bulan bersama, Cinta sadar jika perasaannya saat itu bukan nyaman karena memiliki minat yang sama, melainkan ada hal yang lainnya. Ia juga minat dengan keberadaan orang tersebut. Ia yakin akan perasaan itu. Ia jatuh cinta pada Adit. Namun sangat disayangkan ternyata Adit memiliki seorang kekasih. Zoya, gadis cantik yang bersekolah di depan sekolahannya.

6 bulan yang ia habiskan bersama, kini harus pupus dengan adanya kekasih dari pujaan hatinya tersebut. Ia menaruh cinta pada tempat yang salah. Padahal cinta tak pernah salah, sebab cinta datang dengan sendirinya dan tanpa disadari.

Saat itu, sepulang sekolah ia harus menunggu bus untuk pulang ke rumah, sebab saat itu supir yang biasa menjemputnya sedang izin tidak bekerja karena sesuatu hal. Saat ia duduk termenung di halte depan sekolah, ia melihat sosok yang sangat ia kenal dengan baik, yah Adit.

Adit sedang terlihat sangat bahagia bertemu dengan seorang gadis. Dari cara mereka berinteraksi Cinta sadar, kalau itu adalah interaksi sepasang kekasih. Mereka saling berpegangan tangan. Entah mengapa melihat mereka bercengkrama dengan bahagia, membuatnya merasa sakit. Padahal antara Cinta dan Adit tidak memiliki hubungan apapun, selain hubungan pertemanan saja.

Sejak hari itu, Cinta mulai menjauhi Adit. Ia tak ingin hatinya berharap terlalu jauh dan itu akan lebih menyakitkan baginya. Tak jarang baginya melihat Adit yang sesekali mencarinya di kelas, namun tanpa Adit tahu ia selalu bersembunyi dan Bunga adalah saksi akan perasaan yang tak berbalas itu.

Hingga pada suatu hari, Adit menunggunya di depan kelasnya sepulang sekolah. Ia pun tak bisa mengelak lagi. Ia di tarik paksa oleh Adit dan dibawanya ke sebuah taman. Saat itu Adit tahu kalau sebenarnya Cinta pernah memergokinya menjemput Zoya, kekasihnya. Tapi karena Adit menganggapnya sebagai teman, ia tidak terlalu mementingkan pandangan Cinta padanya. Namun seiring berjalannya waktu, Adit sadar kalau Cinta menjauhinya karena Cinta memiliki perasaan padanya dan ia mungkin cemburu saat itu.

Saat Cinta menjaga jarak darinya. Ia paham kalau dia juga memiliki perasaan yang sama terhadap gadis itu. Yah bisa dikatakan bisa karena terbiasa.

Saat di taman,

Cinta, kenapa kau beberapa minggu ini seakan menjauh dariku, aku SMS tidak di balas, aku telpon tidak diangkat, aku cari kau bersembunyi, aku tahu kau pasti memiliki perasaan terhadapku? tanya Adit.

Aku tidak menjauhimu, Aku hanya ingin sendiri. Aku merasa tidak memiliki kepentingan denganmu dan satu lagi, aku tidak memiliki perasaan apapun padamu, jawabnya santai.

Ayolah Cinta, kau jangan bohong, pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku. Aku tahu, kau pasti melihatku bersama Zoya, bukan? Dan kau merasa cemburu. Bukankah begitu Cinta? tanya Adit penuh selidik.

Cinta tak bisa menyangkal pernyataan Adit, sebab itu kenyataannya. Cintapun hanya bisa terdiam tanpa penjelasan.

Cinta aku tahu aku sudah memiliki kekasih. Sudah dua tahun aku menjalin kasih bersama Zoya, akan tetapi tidak sekalipun aku pernah pergi bersama dengannya, seperti aku pergi bersama denganmu untuk menghabiskan waktu berdua. Hubungan kami hanya sekedar chat, telponan, yah jikalau kau melihatku saat itu bersamanya, bukan karena aku akan pergi bersamanya, aku hanya sekedar menghampiri nya untuk melepas rindu. Ia sosok cewek perfeksionis dan sebenarnya aku bukan tipenya tapi ia menerimaku saat aku menyatakan perasaanku padanya. Namun seiring berjalannya waktu, kehadiranmu membuatku nyaman, Aku juga menaruh hati padamu, apalagi saat kau menjauhiku aku benar-benar kehilangan. Aku tidak pernah merasa sekehilangan ini, saat bersama Zoya. Aku gak pernah merasa galau meskipun ia tak membalas ataupun menjawab telpon dariku. Tapi, tanpamu aku merasa kehilangan. Jelas Adit

Kurasa aku harus pergi, tak ada yang harus kita perjelas di sini. Meskipun kau menyatakan perasaanmu padaku, aku tidak bisa mengatakan apapun padamu. Biarlah rasa ini hilang seiring berjalannya waktu. Aku tak ingin menjadi orang ketiga antara kamu dan Zoya. Aku harap mulai hari ini kau tidak lagi bertemu denganku. Aku ingin rasa ini hilang, pinta Cinta dan berlalu pergi meninggalkan Adit tanpa menoleh.

Semenjak pertemuan itu, Adit benar-benar tidak menjumpai Cinta lagi. Hingga akhirnya, Aditpun tamat dari sekolah itu. Namun sebelum benar-benar meninggalkan sekolah itu dan melanjutkan pendidikannya, ia bertemu dengan Cinta untuk yang terakhir kalinya dan ia berkata,

"Seandainya aku bisa mengulang waktu, aku ingin kembali bersamamu.

"Seandainya aku masih bisa memiliki sedikit lagi waktu, aku juga ingin bersamamu.

"Seandainya, seandainya sekali lagi Tuhan memberikan aku lagi waktu, aku tetap ingin bersamamu, Cinta..

Kemudian ia pun pergi tanpa kabar hingga saat ini.

.

.

.

Wah ceritanya makin seru yah😉 jangan lupa👍👍👍👍