Mempunyai Bos yang super galak, jutek, nyebelin dan kampret banget mungkin tak pernah terpikirkan oleh Safea Alexander apalagi harus terjebak dalam menjalankan pernikahan terpaksa pada kesepakatan?Berawal dari Safea Alexander yang tak sengaja mengetahui rahasia Bosnya yang bernama Lucas Dirgantara itu, kini dirinya harus berakhir menjadi istri dari Tuan Lucas.
Ini adalah cerita sekretaris konyol dalam menghadapi Bos nya yang galak. Rasanya udah jatuh ke timpa tangga pula. Dapatkan Safea bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengunjungi Proyek Hotel
"Huh, untunglah ada sekertaris ku ini." ucap Lucas di dalam hati.
"Kamu itu jangan merepotkan orang lain terus, Viona. Sudah berapa kali Papih itu bilang kalau dia itu bukan Ibumu." ucap Lucas mencoba untuk memberikan penjelasan pada anaknya.
"Gak bisa, Pih. Mama Safea adalah Mamaku.Aku itu gak mau jauh - jauh lagi dari Mama." kekeh Viona menatap balik tajam Ayahnya.
Safea sesekali mencuri dengar percakapan kedua ayah dan anaknya itu. Safea sebenarnya sangat kepo dengan keberadaan ibu kandung dari Viona. Tapi Safea takut jika akan bertanya bagaimana pun juga jika istri yang sebenarnya dari Tuan Lucas memang sudah meninggal ia bingung nantinya akan menenangkan Bosnya itu bagaimana. Di tinggal istri dan menjadi duda beranak satu itu tidak mudah. Apalagi harus mengurusi perusahaan juga.
"Kasihan sih? Cuma orang seperti Pak Bos pasti gak pernah mengalami kekurangan." ucap Safea di dalam hati sambil menyiapkan sarapan yang sudah di masaknya tadi.
"Mah? Makannya udah siap ya? Wangi banget. Mama ternyata bisa masak juga ya." ucap Viona yang tampak begitu bersemangatnya, apalagi akan mendapatkan masakan pertama dari Ibunya.
Lucas juga meneguk salivanya sendiri, mencium aroma makanan yang membuat perutnya seketika keroncongan.
"Sial! Sekertaris cerewet ini ternyata pintar memasak juga!" Ucap Lucas di dalam hati.
"Pak Bos juga makan dong, jangan sampai nanti ikutan sakit juga." ucap Safea, kembali membuat Lucas tertohok dengan ucapan sekertarisnya yang menyebalkannya itu.
"Pak Bos?" Viona mengernyit heran. Bukankah sekarang Safea itu adalah Ibunya jadi seharusnya Safea itu memanggil Ayahnya itu dengan sebutan sayang seperti Ayahnya itu selalu memanggil dirinya dengan sebutan itu.
"Eh, udah yuk.Kita lanjutkan sarapannya. Mama suapin kamu ya, Vi?" ucap Safea mengalihkan pembicaraan. Sedangkan Safea yang melihat Bosnya itu belum bergerak untuk mengambil nasi dan lauknya merasa jengah. Sepertinya si Bosnya itu merasa gengsi namun Safea pun tak terlalu memperdulikan nya. Dan Safea pun kembali melanjutkan untuk menyuapi Viona, lalu saat Viona mulai mengunyah makanannya ia langsung menyodokkan nasi dan mengambil lauk.
"Pak Bos, jika ingin makan ya tinggal makan aja. Jangan karena gengsi membuat perut pak Bos kelaparan." sindir Safea kemudian menyerahkan sepiring nasi lengkap dengan sayur dan lauk.
"Sok tau kamu. Aku itu memang tidak lapar!" Tolak Lucas padahal ia sudah ingin sekali meraup habis semua makanan yang ada di atas meja itu.
"Masa sih Pak Bos? Kok saya gak yakin ya?" ucap Safea sambil tersenyum smirk.
"Ya udah deh. Terpaksa aku harus buang semuanya. Atau aku kasih ke kucing aja ya?" ucap Safea yang mulai mengangkat piring, tapi dengan cepat Lucas langsung menahannya.
"Jangan suka membuang - buang makanan, Safea. Sini, biar saya saja yang makan!" Ucap Lucas, membuat Safea langsung tertawa terbahak-bahak. Lucas sangat malu, namun ia tetap menutupi rasa malunya dengan image coolnya dan ia pun terpesona dengan tawa dari Safea itu yang memang sangat manis jika tersenyum.
Ketiganya makan dengan gembira terlihat seperti keluarga harmonis dan bahagia walaupun mereka bukan keluarga yang sesungguhnya. Lucas merasa senang entah kenapa tiba - tiba saja ia merindukan sosok istrinya. Namun dengan cepat ia langsung membuang jauh - jauh pikirannya tak mau memikirkan mendiang istrinya lagi.
***
Di kantor...
Safea berjalan tergesa-gesa ke arah ruang kerjanya yang ada di dekat pintu ruangan Lucas, gadis itu berlari mengambil berkas yang tertinggal di meja kerjanya karena hari ini dia dan Bosnya itu ada jadwal untuk mengecek pembangunan proyek hotel yang beberapa waktu lalu Safea presentasikan.
"Nah, ini dia!" Safea kembali berlari ke arah lift untuk tiba di lantai bawah dimana si bosnya itu sedang menunggu dirinya.
"Udah Pak Bos." ucap Safea bernafas dengan nafas yang terengah-engah karena harus berjalan dengan cepat.
"Baiklah.. Ayo!" Lucas pun berjalan mendahului Safea untuk tiba di sebuah parkiran mobil khusus petinggi perusahaan dan di sana sudah ada supir kantor yang menunggu untuk mengantarkan mereka.
Safea duduk di depan untuk menemani Pak Hendra, sopir kantor. Sedangkan Lucas duduk di belakang mobil sendirian.
Setibanya di lokasi proyek semua orang akan tahu jika itu adalah sebuah pembangunan besar - besaran yang tentunya akan mengundang banyak pasang mata untuk melihatnya.
Safea pun berjalan di belakang Lucas dengan langkah anggun dan berwibawa.
Melihat semua pekerja melakukan pekerjaan dengan baik, mereka mengangguk hormat pada Safea dan juga Lucas tentunya namun hanya di balas dengan anggukan kepala tipis oleh Lucas
***
"Kamu mau makan siang, dimana?" Lucas bertanya pada Safea yang tengah sibuk mencatat semua yang di katakan oleh mandor yang memimpin pekerjaan yang ada di sana, lantas Safea pun langsung menatap ke arah Bosnya itu dan menyimpan penanya.
"Dimana aja, Pak. Yang penting makan." Lucas tergelak mendengar perkataan Safea lalu menganggukkan kepalanya, dia menatap mandor tersebut dan hanya di balas anggukan kepala oleh mandor tersebut.
"Ayo!" Ucap Lucas mengajak Safea yang di balas anggukan kepala oleh Safea.
Mereka berdua pergi dari sana meninggalkan para kerja yang juga akan pergi untuk makan siang dengan menu yang sudah di berikan oleh pihak kantor.
Lucas dan Safea masuk kembali kedalam mobil yang di sana masih menunggu mereka yang di dalamnya ada sopir kantor.
"Rumah makan padang, Pak?" ucap Lucas yang memberitahu sopir kantor yang bernama Pak Hendra itu, yang di balas sigap oleh Pak Hendra.
"Pak Bos suka masakan padang ya?" tanya Safea saat mobil sudah melaju, seperti biasa Safea duduk di depan dan Lucas di belakang.
"Iya, saya suka." ucap Lucas menjawab singkat sembari melihat pada ponselnya.. Sedangkan Safea hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti tanpa banyak bertanya lagi, karena dia melihat Bos-nya yang terlihat serius seperti sedang membalas chat dengan seseorang, yang sebenarnya itu adalah ibunya.
"Pak Bos kita sudah sampai nih." ucap Safea. Dan Lucas hanya menganggukkan kepalanya dan turun dari pintu mobil yang sudah di bukakakan terlebih dahulu oleh Pak Hendra.
"Ayo Pak, kita makan sama - sama." ucap Lucas menawarkan pada sopirnya itu untuk makan bersama. Sedangkan Pak Hendra begitu terkejut saat Bosnya itu menawarkan dirinya untuk makan bersama.
"Apa benar ini Pak Lucas yang dulu?" tanya Pak Hendra di dalam hatinya. Lalu, dia menganggukkan kepalanya tanda ia setuju.
***
Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih likenya dong untuk author.D
Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen votenya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah~
Author selalu menunggu komenan dari kalian loh😁
