NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 26

"Ma, bangun Ma," Alina menggoyang-goyangkan tubuh sang mertua yang pingsan.

Tak lama, Joni di ekori Boneng datang, dengan beberapa pelayan. Boneng hendak melompat dan berlari saat melihat Alina. Namun Alina memberikan kode, dengan menyipitkan sebelah matanya, agar Boneng tetap biasa saja.

"Maaf Non, biar kami gosokan minyak angin kepada Nyonya!" ucap salah satu pelayannya Utami.

"Ya. Silahkan," jawab Alina kemudian menjauh dari tubuh sang mertua.

Pelayan itu, menggosok-gosokkan minyak gosok flus minyak urut, merk ternama yang panasnya lumayan hot, ke atas bibir dekat lubang hidungnya Utami yang pingsan.

Dan tak lama, wanita itu pun bangun. Namun dia berteriak kepanasan. "Panas… panas… ini kenapa hidung saya panas?" teriak wanita itu dengan mengibas-ngibaskan tangan ke dekat hidungnya.

"Sedang apa kalian disini? Dan apa itu di tangan kamu Mumut?" tanya Utami, kepada pelayannya.

"Minyak urut Nyonya!" jawabnya menunduk ketakutan.

"Apa? Jadi hidung saya kepanasan gara-gara itu? Siapa yang memperbolehkan kamu melakukanya?" Utami begitu marah dengan terus mengibas-ngibaskan tangan ke dekat hidung dan bibir atasnya yang memerah, kepanasan.

Pelayan itu hanya menggeleng."Maafkan saya Nyonya, tadi saya dan yang lainya hanya khawatir saat Nyonya pingsan. Dan saya tidak sadar kalau ini adalah minyak urut, tapi tadi saya mendapatkannya dari…" pelayan itu celingukan mencari keberadaan Boneng. Sedangkan Boneng saat ini, dia kabur lari terbirit-birit takut disalahkan.

"Kamu cari siapa, Mumut?" tanya Utami.

"Kok, jadi gak ada ya? Tapi beneran Nyonya, tadi saya mendapatkan minyak urut ini dari dia!"

"Lalu, mana orangnya?"

"Sudah Ma, tenang Ma, mari kita duduk! Nanti aku ambilkan minyak zaitun, agar rasa panasnya berkurang! Mumut maaf tolong bawakan minyak zaitun, ada kan diruang nyalon Mama?" Alina menghampiri mertuanya dan mengajaknya untuk duduk, seraya menyuruh Mumut pelayan Utami, mengambilkan minyak zaitun.

"Iya Non," jawab Mumut lalu pergi.

"Alina….! Kenapa kamu ada disini?" tanya Utami kaget.

Gadis itu garuk-garuk kepala sembari nyengir. "Hehe… Mama, aku hanya pegal di kamar terus. Boleh dong sekali-sekali aku turun ke bawah!" jawab Alina seraya menurunkan intonasi suaranya.

"Tidak boleh! Kamu boleh turun, kalau saya memanggilmu. Kamu ini ngeyel ya! Lebih baik, Sandra dan Sukma, mereka nurut. Dan mereka tidak pernah membantah saya." hardik Utami kesal.

"Maaf, Ma!" ucap Alina sambil nyengir.

"Jangan coba-coba, baik-baikin saya. Ah iya, kamu turun lewat mana? Di atas ada penjaga. Cara apa yang kamu gunakan sehingga kamu bisa turun!"

"Udah-udah… Mama jangan bicara terus, itu bibir Mama ntar jadi jontor!"

"Apa kamu bilang! Makin ngelunjak kamu ya!" Utami membulatkan matanya.

Alina menepuk jidatnya, karena salah bicara. "Ma, aku tidak bermaksud tidak sopan, tapi itu hidung dan bibir Mama, makin memerah loh, ayo aku olesin minyak zaitun!" jawab Alina, saat Mumut sudah kembali membawakan minyak zaitun yang dia minta.

"Iya, huh huh… ini memang sangat panas, cepat Alina obati saya!" kata Utami lalu duduk di samping menantunya.

"Kalian keluar saja, saya ingin bicara dengan menantu saya!" suruh Utami kepada para pelayan, dan juga Joni yang masih berdiri melihatnya.

Setelah semuanya pergi, Utami kini diobati oleh Alina. Bekas minyak urut di dekat hidung dan bibirnya, Alina olesi dengan minyak zaitun.

"Tahan ya Ma, sebentar lagi, rasa panasnya akan berkurang!" ucap Alina, terselip rasa kasihan di hatinya saat kepada sang mertua, setelah tadi mendengar bahwa papa mertuanya, ternyata mempunyai istri baru.

"Ma, boleh aku tanya?"

"Silahkan, kamu mau bertanya apa memangnya? Saya juga ingin bicara padamu!" jawab Utami, dengan raut wajah tetap di mode angkuh.

"Tadi, Mama pingsan kenapa?" tanya Alina seraya memperhatikan sang mama mertua.

"Kamu tidak perlu tahu, tapi kamu kok nanya? Memangnya kamu tidak tahu apa yang terjadi?" jawab Utami mengerutkan dahinya.

"Tidak Ma, aku tadi kesini, saat laki-laki tadi, ingin meminta bantuan, karena Mama pingsan,"

"Ou, si Joni? Iya dia orang kepercayaan saya! Saya hanya pusing saja, darah tinggi saya kayaknya naik, atau darah rendah, entahlah saya juga tidak tau," jawab Utami, akhirnya dia bernafas lega, pikirnya. Sang menantu tidak tahu, kalau suaminya punya istri baru.

Gadis itu hanya manggut-manggut, tentu dia pun tahu kalau sang mama mertuanya, tidak ingin siapapun tahu kalau suaminya punya istri baru.

"Kenapa kepala, kamu? Kok angguk-angguk begitu?" tanya Utami, memperhatikan menantunya saat ini.

"Ah, tidak Ma, aku tidak apa-apa, hanya saja kepalaku agak masih pening, sedikit!" jawab Alina ngeles.

"Al, saya mau tanya, kalau suatu saat putra saya menikah lagi, bagaimana? Apa yang akan kamu lakukan? Tapi posisinya berbeda, antara kaku dan putra saya, tidak ada wanita lain sebelumnya!" tanya Utami dengan wajah serius.

"Hehe… kalau aku, ya minta cerai aja!" jawab Alina terkekeh.

"Lalu, kalau kamu mencintai putra saya, dan tidak ingin kehilangan dia bagaimana?" tanya Utami lagi.

"Ya, kalau begitu, aku harus tau dulu alasan suamiku menikah lagi, karena apa? Jika suamiku tidak mencintaiku lagi, untuk apa aku bertahan, dengan berbagi ranjang juga hati dengan wanita lain! Kecuali, kalau posisiku saat ini, aku dimadu pun karena tidak punya pilihan! Mau tidak mau aku harus jalani" tegas Alina.

"Lalu, kalau seumpamanya kamu, tetap ingin mempertahankan suamimu, caranya bagaimana? Dan agar suamimu lepas dari wanita lain, dan tetap memilihmu?" Utami tak henti bertanya.

Alina hanya mengulum senyum, dia paham kalau mama mertuanya, ingin meminta pendapat dan solusi, dari masalahnya tanpa orang lain tau. "Aku akan terus, sabar dan tetap memperjuangkan cinta suamiku Ma. Jika alasan suamiku menikah lagi, karena aku kurang menarik lagi, aku akan terus mempercantik diri lagi. Jika alasan suamiku menikah lagi karena sudah tidak merasa nyaman denganku, aku akan berusaha berubah untuk lebih baik lagi, dalam cara berkomunikasi, mengerti dia, juga melayani dia, full service Ma, kan ada pepatah. Goyangan wanita di luar sana, lebih hot daripada milik istri di rumah. Intinya Ma, kita itu jangan kalah dengan para pelakor di luaran sana, apalagi kita istri pertama!" jawab Alina diakhiri dengan kekehan.

"Kamu, kok kecil-kecil, enak juga ya di ajak bicara!" Utami tersenyum agak menampakan giginya.

"Iya, tapi aku kadang malu pada diri sendiri, berkata seperti tadi," ucap Alina agak muram.

"Kenapa, memangnya?"

"Aku ini kan, secara tidak sengaja sudah jadi pelakor Ma, aku sudah merebut suami dari kaumku sediri. Walau bagaimanapun pasti, hati mbak Sandra, dan mbak Sukma itu sakit. Hanya saja, mereka tidak berani bersuara di rumah ini!" jawab Alina dengan menghela nafasnya.

Jeder.

Seketika ucapan demi ucapan, Alina saat ini membuat hati Utami terkoyak. "Ya Tuhan, aku baru sadar, baru mendengar papa menikah lagi saja, hati ini sudah hancur banget, apa kabar dengan Sandra dan Sukma selama ini? mereka melihat sendiri, suaminya mempersunting wanita lain di hadapan mereka, bahkan mereka dipaksa harus tersenyum di atas lukanya. Alina benar, apa selama ini aku ini terlalu egois? Sampai-sampai papa, mencari kenyamanan lain diluar sana. Bahkan papa menikahi wanita lain?" Utami membatin, meratapi nasibnya saat ini.

"Ma, Mama kenapa? Bagaimana rasa panasnya udah agak mendingan berkurang?" tanya Alina saat melihat sang mertua hanya tertegun dan melamun.

"Sudah Al, terimakasih. Kalau begitu saya ke kamar saya dulu!" wanita itu bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Alina.

"Kasihan kamu Ma, sebagai sesama wanita aku ikut merasakan, kalau saat ini pasti hati Mama sedang tidak baik-baik saja!" gumam gadis itu, lalu merapikan botol minyak zaitun bekas tadi.

***

Di dalam kamar Utami terus berpikir bagaimana caranya untuk memperbaiki hubungannya dengan sang suami agar membaik seperti dulu. Wanita itu mengelus sprei tempat tidurnya, di kasurnya yang mewah.

Utami, baru sadar. Entah sudah berapa lama, dirinya dan sang suami melakukan hubungan suami istri.

"Pa, Mama kangen sekali, kapan papa pulang?" gumam wanita itu, tak terasa ada air yang mengalir dari kelopak matanya. Yang bahkan baru saat ini dia keluarkan kembali, setelah sekian lama.

Utami, lalu berjalan menuju lemari pakaiannya dan juga sang suami. Lemari berukir lima pintu dan berukuran besar itu pun, dia buka.

Pakaian mewah dan mahal berjajar rapi di dalamnya. Lalu tangan lentik itu menyentuh pakaian Alek suaminya. Kemudian pakaian itu dia bawa ke dalam pelukannya.

Utami menangis sesegukan, sambil memeluk pakaian suaminya itu. Hari ini wanita itu sadar kalau, dia benar-benar kalah. Harta tidak bisa mengobati sakit hatinya saat ini.

"Papa, kenapa kamu tega sama Mama?" lirihnya begitu memilukan.

"Heh, lo sedang apa? Lo ngintip ya?" Joni memergoki Boneng, yang sedang mengendap ke dekat kamar Utami.

"Eh lo, enggak! Gue hanya sedang elap-elap, pintu kamar nyonya besar seperti berdebu makanya gue mau lapin!" elak Boneng salah tingkah.

"Ada apa ini?" Alina mengagetkan mereka.

"Ini Non, pelayan baru, mau kepoin nyonya besar!" jawab Joni dengan ujung mata mengarah kepada Boneng.

"Namamu siapa?" tanya Alina kepada sahabatnya itu.

"Namaku Mei, Non!" jawab Boneng tersenyum.

"Mei, kamu ikut aku sebentar!" ajak Alina.

"Iya Non!" jawab Boneng lalu mengekori Alina dari belakang. Sedangkan Joni hanya melihatnya saja.

"Al, bibir gue rasanya geli, harus manggil lo Non Alina," ungkap Boneng terkekeh.

"Akting-akting… Bon, siapa tau nanti lo jadi artis sinetron kan?"

"Iya, ya. Dan nanti, gue pacarin tuh si tampan Reza Rahadian." kekeh Boneng.

"Mana mau, dia sama lo! Ngarep!" Alina memutar bola matanya.

"Eh, jodoh siapa yang tau, bener kagak? Contohnya lo, mendadak di nikahi orang kaya raya. Hidup lo enak!"

"Kata siapa?"

"Ya kata gue!"

"So tahu lo!"

"Gue mau tanya, gimana rasanya belah duren? Enak kagak?"

"Kampret lo, udah jangan membicarakan hal itu! Karena itu adalah privasi gue dan suami gue, gue ingin menanyakan apa saja yang lo bicarakan dengan mbak Sukma, kemarin?" jawab Alina, membelokan obrolannya.

"Ya gitu, dia ingin pergi dari rumah ini, dan gue akan membantu dia kabur dari sini. Tenang, walaupun gue ini cewek, gue jago silat, itu para penjaga yang badannya gede-gede, gue emek-emek jadi adonan cimol!" jawab Boneng terkekeh.

"Bon, kayaknya. Kita berubah haluan deh. Awalnya niat gue dan mbak Sukma itu begitu, tapi setelah melihat keadaan mama mertua gue, kita akan berusaha menyadarkannya, kalau selama ini caranya itu salah, dan mengenai mbak Sandra dan mbak Sukma, mereka nanti bisa pergi dari rumah ini secara terhormat. Bukan dengan cara kabur!" ujar gadis itu, panjang lebar.

Boneng hanya manggut-manggut. "Lalu gue sekarang bagaimana?" tanyanya.

"Lo sekarang temui mbak Sukma, dan lo ceritakan rencana gue tadi, dan juga soal yang menimpa mama mertua gue padanya. Maaf gue gak bisa ikut. Gue harus cepet-cepet ke kamar lagi, sebelum kejaring razia." jawab Alina.

"Oke deh, kalau begitu, berkabar aja ya Al!"

"Iya, jangan lupa. Kalau ada info soal mama mertua gue kabarin gue ya! Soalnya gue gak bisa bebas turun naik dari kamar, gue!" pesan Alina.

"Oke siap!"

"Bon, peluk gue!" kata Alina, melebarkan tanganya.

"Bestoy… akhirnya kita bisa bareng lagi ya, kirain gue, kita kagak akan bertemu lagi." ucap Boneng saat sedang memeluk Alina sahabatnya.

Setelah selesai bicara dengan sahabatnya gadis itu balik lagi ke kamarnya, saat sampai di kamarnya, dia terus terdiam, pikirannya terus tertuju kepada mama mertuanya saat ini.

"Ya Allah, senyebelin, dan sejahatnya mama, tetap dia punya hati yang rapuh. Berilah dia kesabaran dalam menghadapi cobaannya, aamiin!" gumam gadis itu, memanjatkan doa.

Tok tok tok

"Non, saatnya makan siang!" ucap Sari dan Mita di luar kamarnya.

"Masuk saja! Tidak di kunci kok!" jawab Alina mempersilahkan masuk.

"Sari, Mita, makan nya nanti dulu! Tolong kalian, siapkan peralatan mandi ya! Aku mau mandi dulu, gerah banget rasanya.!" titah Alina kepada dua pelayanya.

"Iya Non," jawab keduanya bergegas menyiapkan semuanya, setelah menyimpan makan siang untuk Alina di meja.

Alina berjalan menuju lemari untuk mengambil handuk kimononya.

Kep!

Tangan kekar tiba-tiba melingkar di pinggang rampingnya.

"Tuan Muda! Kapan kamu datang?" tanyanya kaget.

1
Siti Khoyimah
😂😂😂 hnya demi ank laki" punya istri 3 menyakitkn
Nuraeny
lanjut
strawberry milk
ini yg bikin ketawa trs pasangan gesrek si Joni sama Boneng 🤣🤣
Nuraeny
lanjut
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
harwanti unyil
manis sekali kata" mu menantu mama
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
strawberry milk
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!