NovelToon NovelToon
CEO : Arav Dan Kayla

CEO : Arav Dan Kayla

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Arav Hayes Callahan, seorang CEO yang selalu dikelilingi wanita berkelas, terjebak dalam situasi yang tak terduga ketika hatinya tertambat pada Kayla Pradipta, seorang wanita yang statusnya jauh di bawahnya.

Sementara banyak pria mulai menyukai Kayla, termasuk kakaknya sendiri, Arav harus menahan rasa cemburu yang terpendam dalam bayang-bayang sikap dinginnya. Bisakah Arav menyatukan perasaannya dengan Kayla di tengah intrik, cemburu, dan perbedaan status yang menghalangi mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecemburuan yang Terselubung

Bab 15

Darren Hayes Callahan melangkah dengan percaya diri memasuki kantor Callahan Corp. Kehadirannya selalu disambut dengan rasa hormat oleh para karyawan, meski ia jarang terlihat di sana. Biasanya, Darren lebih sibuk mengurus cabang bisnis lain yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi sesekali ia akan datang untuk urusan tertentu, terutama jika itu berkaitan dengan Arav.

Hari ini, ia memiliki alasan khusus untuk mampir. Saat berjalan menyusuri koridor menuju ruangan Arav, Darren mendengar beberapa karyawan berbisik-bisik tentang pertengkaran antara Arav dan Kayla. Rasa penasarannya memuncak, dan ia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut.

Tanpa ragu, Darren mengetuk pintu ruangan Kayla. Saat ia membuka pintu, ia melihat Kayla duduk di meja kerjanya, terlihat tenggelam dalam pikirannya. Senyum biasanya yang ceria kini sirna, tergantikan oleh ekspresi murung dan penuh kebingungan.

“Hey, boleh masuk?” Darren menyapa dengan nada hangat, seolah membawa angin segar ke dalam ruangan.

Kayla terkejut melihat Darren, lalu mencoba tersenyum meski jelas terlihat bahwa pikirannya masih terganggu. “Tentu, Pak Darren. Ada yang bisa saya bantu?”

Darren melangkah masuk dan duduk di kursi tamu di depan meja Kayla. “Ah, jangan terlalu formal. Kamu bisa panggil aku Darren saja. Kebetulan aku ada di sini, dan aku ingin melihat bagaimana keadaanmu.” Darren memandang Kayla dengan tatapan penuh perhatian. “Kelihatannya kamu sedang tidak bersemangat. Ada apa?”

Kayla menghela napas pelan, namun sebelum menjawab, Darren sudah mulai bercerita dengan gaya khasnya yang selalu riang. “Kamu tahu, di kantorku yang lain tadi pagi, ada kejadian lucu. Ada satu karyawan yang berusaha mempersiapkan presentasi penting, tapi malah salah memasukkan video kucing lucu sebagai latar belakang. Semua orang tertawa terbahak-bahak saat video itu diputar di layar lebar!”

Mendengar cerita itu, Kayla tidak bisa menahan tawanya. Ia sedikit tergelak, dan itu cukup untuk mengembalikan semangatnya yang sempat pudar. “Benar-benar lucu! Tidak menyangka hal seperti itu bisa terjadi dalam presentasi yang serius.”

Darren tersenyum lebar, senang bisa membuat Kayla merasa lebih baik. “Nah, itulah intinya. Kadang-kadang kita butuh sesuatu yang menyenangkan di tengah semua keseriusan ini. Hidup ini sudah cukup rumit tanpa perlu terlalu serius dalam segala hal.”

Melihat semangat Kayla mulai pulih, Darren mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. “Sekarang, mau cerita kenapa kamu kelihatan begitu murung? Siapa tahu aku bisa membantu.”

Kayla merasa ini adalah kesempatan yang baik untuk sedikit mencurahkan isi hatinya, sekaligus mencari tahu lebih banyak tentang Arav dari saudaranya sendiri. Dengan hati-hati, ia mulai menceritakan apa yang terjadi.

“Ini tentang Pak Arav… Dia sering kali bilang akan menikahi saya, seolah-olah saya sudah jadi miliknya. Tapi ketika saya tanyakan maksudnya, dia malah menghindar dan memberi jawaban yang tidak jelas. Saya bingung dengan sikapnya. Apakah dia serius atau hanya mempermainkan saya?”

Darren terdiam sejenak, menyimak dengan seksama. Ia tahu betul bagaimana sifat adiknya. “Arav memang bukan tipe pria yang suka berbicara panjang lebar soal perasaannya. Dia tegas dan biasanya lebih mengandalkan tindakan daripada kata-kata. Tapi satu hal yang bisa kukatakan, Arav tidak pernah main-main dengan ucapannya. Jika dia bilang sesuatu, dia pasti punya maksud yang serius.”

Kayla mengangguk pelan, mencerna kata-kata Darren. “Tapi bagaimana saya bisa tahu keseriusannya kalau dia sendiri tidak mau menjelaskan dengan jelas?”

Darren tersenyum tipis, lalu memberikan saran. “Kadang, kamu bisa melihat keseriusan seseorang bukan dari apa yang mereka katakan, tapi dari apa yang mereka lakukan seiring berjalannya waktu. Arav mungkin tidak akan langsung menyatakannya, tapi perhatikan bagaimana dia bertindak dan bagaimana dia memperlakukanmu. Itu bisa jadi petunjuk.”

Kayla terdiam, merasa menemukan jawaban mendengar penjelasan Darren. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan percakapan, Darren tiba-tiba mengangkat satu alisnya dan memasang ekspresi jahil. “Tapi kalau kamu merasa ragu dengan Arav, bagaimana kalau kita pacaran saja?” Darren berkata sambil tersenyum lebar.

Kayla terkejut, matanya melebar mendengar pernyataan itu. “Apa? Anda bercanda, kan?”

Darren menggeleng dengan tawa kecil. “Aku serius, Kayla. Aku suka kamu, jujur saja. Kalau Arav tidak jelas dengan perasaannya, aku bisa memberi kepastian. Bagaimana kalau kita menjalani hubungan yang serius? Siapa tahu, kamu lebih cocok denganku daripada dengan Arav.”

Kayla masih terpana dengan kata-kata Darren. Ia tidak tahu harus merespons bagaimana. Namun, sebelum ia bisa berkata apapun, suara langkah kaki terdengar dari arah pintu.

Ternyata, sejak tadi Arav sudah berada di ambang pintu. Pintu ruangan itu memang tidak tertutup rapat, sehingga ia bisa mendengar percakapan di dalam. Tatapan matanya tajam, penuh dengan kecemburuan yang tak tersamarkan. Darren segera menyadari kehadiran Arav, tetapi hanya tersenyum santai, seolah menikmati situasi yang canggung ini.

“Kayla,” Arav memanggil dengan nada dingin. “Apakah kau lupa kalau ini masih jam kerja? Tidak seharusnya kau bercakap-cakap tentang hal pribadi saat bekerja.”

Kayla bisa merasakan ketegangan dalam suara Arav, dan meskipun kalimat itu terdengar seperti teguran profesional, ada nada cemburu yang sangat jelas. “Maaf, Pak Arav. Kami hanya…”

“Simpan penjelasanmu,” potong Arav dengan tatapan tajam ke arah Darren. “Aku pikir kau ada urusan lain, Darren? Atau kau hanya datang untuk mengganggu karyawanku?”

Darren terkekeh pelan, mengangkat bahunya tanpa rasa bersalah. “Tenang saja, Arav. Aku hanya mencoba menghibur Kayla yang terlihat sedih. Tapi kalau kau merasa terganggu, aku bisa pergi.”

Arav tidak menjawab, namun tatapan matanya cukup untuk menyiratkan bahwa ia tidak suka dengan situasi ini. Kayla merasa suasana semakin canggung, terutama karena ia tahu bahwa Arav tidak suka ada orang lain yang terlalu dekat dengannya di kantor, apalagi jika orang itu adalah Darren.

Dengan langkah ringan, Darren berdiri dan menepuk pundak Kayla lembut. “Ingat saran tadi, Kayla. Aku serius soal itu. Pikirkan baik-baik.” Ia lalu berjalan keluar dari ruangan, melewati Arav yang berdiri kaku di pintu.

Setelah Darren pergi, Arav menatap Kayla dengan tatapan yang lebih dalam. “Jangan mudah terpengaruh oleh kata-kata orang lain. Kau tahu apa yang penting di kantor ini—pekerjaan, bukan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya.”

Kayla ingin membalas, tetapi ia merasa bahwa apapun yang dikatakannya tidak akan mengubah situasi. Jadi, ia hanya mengangguk dan kembali ke meja kerjanya. Namun, dalam hatinya, ia tahu bahwa Arav sebenarnya terganggu dan cemburu.

Arav berjalan keluar dari ruangan tanpa berkata apa-apa lagi, tetapi jelas bahwa situasi ini membuatnya semakin protektif terhadap Kayla. Sementara itu, Kayla hanya bisa merenung, merasa semakin bingung dengan perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka, terjebak antara ketegasan Arav, kehangatan Darren, dan harapan-harapan yang masih belum jelas jawabannya.

Namun, tiba-tiba Kayla merasa ada sesuatu yang aneh. "Pak Arav datang, terus pergi lagi? Hanya negur aja? Sebenarnya keperluan ke sini cuma tahu ada Pak Darren atau tentang pekerjaan? Kan bisa suruh Moe, lewat interkom. Ah sudahlah, memang dia gak jelas."

Di luar ruangan, Arav berdiri sebentar, menatap ke arah jendela dengan ekspresi keras yang bercampur dengan kecemburuan. Baginya, Kayla bukan hanya karyawan biasa, dan melihat Darren mencoba mendekatinya membuatnya merasa tersengat. Dalam hatinya, ia tahu ia harus segera mengambil langkah sebelum situasi ini semakin rumit.

Bersambung...

1
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️
Biasanya CEO maksa nikah karena keluarga cewek punya hutang. Atau ceweknya punya salah.

Ini enggak loh. Kayla tidak ada sangkut paut tanggung jawab apa pun pada CEO/Arav atau pun keluarga. Namun, dia tetap harus nikah dengan Arav.

Kira-kira alasannya apa ya? Yang gak baca novelnya, pasti gak bakal tahu alasannya.
Aruna
Boleh jadi koleksi bacaan
Aruna
Teh early grey kaya apa sih
Neneng Aisyah
seru cerita lanjut kak,aku tunggu 😅😅😅👍🏻
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Terima kasih udah mampir. 🥰
total 1 replies
Daniel
tbiyuuyiiy gu
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga ya diceritKu

STUCK WITH MR BRYAN
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!