Langit tak pernah ingkar janji
Dihina karena miskin, diremehkan karena tak berdaya. Elea hidup di antara tatapan sinis dan kata-kata kejam. Tapi di balik kesederhanaannya, ia menyimpan mimpi besar dan hati yang tak mudah patah.
Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran untuk melanjutkan sekolah di kota.
Apakah elea akan menerima tawaran tersebut? Apakah mimpi elea akan terwujud di kemudian hari?
Penuh teka teki di dalamnya, jangan lewatkan cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kegabutanku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
"bu sudah... nanti tidak cepat selesai." ucap elea lalu mengajak ibunya pergi.
sepanjang jalan, bu siti tidak hentinya mengomel.
"ya bagaimana el, mengapa pamanmu sangat tega sekali kepada kita? Mentang- mentang hidup dia enak saja." jawab bu siti dengan kesal.
"sudahlah bu, ikhlaskan saja ini memang jalan hidup kita." jawab elea.
"iya el, kamu memang benar." jawab bu siti dengan menghembuskan nafas dengan kasar.
"ohh iya bu, besok waktunya membayar buku bu. Apa ibu lupa?"
"astaghfirullah... Mengapa ibu sampai lupa el? Harusnya tadi ibu menyisihkan sedikit uang untuk bayar buku kamu."
"yasudah bu, besok biar el bilang ke guru nya agar memberikan keringanan." jawab elea dengan tenang.
"maafkan ibu ya el, hidup kita memang susah jadi ibu harus banyak membayar banyak tanggungan."
"sudah tidak apa- apa bu." jawab elea.
hari berganti malam, elea membuka bukunya untuk dia pelajari.
Meskipun badannya capek, ia tidak pernah patah semangat untuk belajar.
Ia bahkan bukan anak yang pemalas, masa mudanya hanya ia habiskan untuk bekerja dan belajar.
"hufttt... aku berharap ada keajaiban untuk hidupku nanti." jawab elea.
Pagi hari pun tiba, ia bergegas pergi ke sekolah dengan semangat baru.
"el... Nanti kamu ke ruang kepala sekolah ya." ucap pak anton yang berpapasan dengannya.
"baik pak..." jawab elea dengan sopan. ia mengikuti langkah kaki pak anton.
"maaf pak, ada apa ya?"
"el... Minggu depan kamu akan mewakili sekolah kita di singapore."
"a-apa pak? Saya belum melakukan persiapan." jawab elea terlihat panik.
"tidak apa- apa, bapak yakin kamu bisa." mendengar jawaban pak anton ia begitu gugup sekali.
"ba-baik pak. Saya akan berusaha yang lebih baik lagi."
"ibuuu....ibuuuu...." teriak elea ketika ia menghampiri ibunya di ladang.
"ell... Ada apa? Mengapa berteriak seperti itu?" sahut bu siti dari kejauhan. Elea segera berlari ke arah sang ibu.
"bu... El minggu depan ke singapore." ucap elea tentu saja dengan semangatnya.
"alhamdulillah ya nak, kamu bisa menggapai sedikit demi sedikit cita- citamu." ucap bu siti.
"iya bu... Oh iya, ini kurang sedikit kan? El bantu bu." ucap elea. Bu siti membalasnya dengan anggukan.
...****************...
Hari dimana elea pergi ke singapore pun tiba, ia sudah menyiapkan berbagai kebutuhanny.
"uhukkk....uhukkk..." mendengar ibunya yang belum bangun dan suara batuk membuat elea menjadi khawatir..
"ibu... Apa ibu baik- baik saja?" tanya elea dengan nada khawatir.
"ibu nggak apa- apa kok el. Sana kamu cepat berangkat nanti kamu terlambat. Jangan memperdulukan ibu el." jawab bu siti tentu saja dengan nada lemas.
"ta-tapi bu, siapa yang akan membantu merawat ibu? Badan ibu panas banget?" ucap elea
"sudahlah... Ibu baik- baik saja. Dengarkan ibu, kamu kejarlah mimpimu jangan pernah memperdulikan ibu." ucap bu siti.
"bagaiamana cara el pergi kalau ibu dalam kondisi seperti ini?"
"assalamualaikum..." ucap seorang wanita terdengar dari dalam rumah.
"ibu disini sebentar, el lihat dulu siapa yang datang." bu siti mengangguk dengan lemas.
"eh mbak tyas, walaikumsallam. Ada p ya mbak? Pagi- pagi ke sini?" tanya elea dengan nada sopannya.
"ini disuruh ibu antar kue buat kalian."
"wah terima kasih mbak, masuk mbak ibu di dalam sedang sakit."
"bibi sakit apa el?"
"mungkin kecapek an mbak."
"lalu kamu mau kemana? Kok sudah rapi padahal baru jam segini?"
"aku mau mewakili sekolah, lomba di singapore mbak. tapi aku bingung, bagaimana bisa aku pergi jika ibu keadaannya seperti ini." tentu saja elea bersedih.
"hebat banget kamu el, sudah kamu pergi saja. Biar ibumu aku yang rawat."
"tapi mbak, apa nggak merepotkanmu." tentu saja membuat elea sungkan.
"tidak sama sekali, sudah pergi sana. Nanti kamu terlambat." ucap mbak tyas yang tak lain adalah tetangga baru elea.
"bu, el berangkat dulu. doakan elea ya bu, ibu cepat sembuh el akan segera pulang."
"kamu yang semangat ya el, jangan fikirkan ibu disini ibu akan baik- baik saja." ucap bu siti dengan nada lirih.
Elea pun pergi bertolak ke singapore bersama rekannya yang tak lain adalah jefri.
"wooowww... Ternyata seperti ini ya singapore. Aku nggak menyangka bisa ke sini..." ucap elea dengan sangat bahagia saat itu.
"kamu terlihat sangat senang el, maklum baru pertama kali kesini." ucap jefri. Lalu mendengar itu elea langsung terdiam ia menunduk mengingat sang ibu yang berada di rumah sedang sakit.
"ehh el... Maaf, bukan maksud aku menyingungmu." ucap jefri yang merasa tak enak dengan elea.
"ahh tidak apa- apa kak, aku tidak tersinggung kok." ucap elea.
"lalu mengapa kamu bersedih?"
"ibu sedang sakit, dia di rumah sendiri dan tadi aku menitipkannya kepada mbak tyas." jefri menatap bingung ke arah elea.
"ahh... Itu kak, tetangga baruku."
"ooowww..."
"kita disini berapa hari kak?"
"kemungkinan 3 hari el."
"hufttt..." elea menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"yakinlah kamu bisa membuat ibumu bangga. Jangan berkecil hati. Dan berdoa saja semoga ibumu sembuh." ucap jefri.
"aamiin kak, terima kasih." jawab elea.
"aku tidak melakukan apapun, kenapa harus berterima kasih?"
"kakak kan sudah mendoakanku yang terbaik, jadi aku berterima kasih sama kakak." ucap elea.
"ahh kamu ini..." elea pun terkekeh mendengar perkataan jefri. Jefri pun merasa lega, ia bisa membuat elea kembali bersemangat lagi.
Acara olimpiade pun dimulai, mereka berdua mengerjakan soal penuh dengan keseriusan.
"alhamdulillah... Kita menang lagi el." ucap jefri sambil berjingkrak senang.
"selamat ya kalian berdua..." ucap pak anton.
"iya pak, ini juga berkat bapak." ucap mereka berdua yang tak kalah senang.
Tak henti- hentinya mereka menebar senyum bahagia satu sama lain.
"itu artinya, kita akan beberapa hari lagi disini." ucap pak anton.
"baik pak." jawab mereka dengan pasrah.
"eh el, kamu mau jalan- jalan nggak?" elea pun menatap bingung ke arah jefri.
"udah, jangan memikirkan apapun. ayokk..." ajak jefri yang memang mengetahui apa yang ada di fikiran elea.
"wahh bagus banget kak, mereka pergi ke tempat yang sangat indah. Dan tak lupa ia pergi ke sebuah tempat yang sangat terkenal disana."
"kamu suka el?"
"suka banget kak, terima kasih ya. Maaf ya kak, aku nggak bisa membalas kebaikan kakak." ucap elea dengan tersipu malu.
Di singapore ini menjadi tujuan jefri untuk play date bersama elea.
jefri memang menaruh hati kepada elea, namun elea tak pernah tau akan itu.
"ell..." ucap jefri lirih. Sedangkan elea tengah menikmati guguran daun yang ada di taman tersebut.
"iya kak ada apa?"
"cantik..." gumam jefri.
"haaa? Apa kak?" jawab elea yang memang tidak mendengar apa yang dikatakan jefri.
"bukan apa- apa kok..." jawab jefri yang mengalihkan bicaranya.
"andai kamu tau el, kalau aku menyukaimu." gumam jefri dalam hatinya..
.
.
Hayoo...siapa disini yang kayak jefri? Suka tapi tidak tau cara menyatakannya.
Tinggalkan jejak kalian gaiss... Like comment and vote. 🫶🫶🫶🫶