Desain Cinta CEO Dingin

Bab 21

"Cukup!" Bentak Edgar.

"Aku tidak peduli tentang urusan kalian, jangan membuat keributan disini! Shakila, kau sudah membuatku rugi besar. Kau harus bertanggungjawab atas kerugian yang kau lakukan." Ucap Edgar dengan kemarahan yang tertahan.

Shakila berusaha berdiri untuk menatap Edgar lebih dekat.

"Edgar memangnya apa yang kulakukan? Aku tidak melakukan apapun yang membuatmu rugi."

"Cih, kau bilang tidak melakukan apapun?" Ucap Edgar sinis, kemudian dia memalingkan wajahnya melihat Lyn karena melihat Lyn lebih menyenangkan menurutnya. "Milo jelaskan!"

"Shakila, kau sudah mencelakai dengan sengaja nona Lyn yang jelas-jelas dia adalah asisten pribadi CEO. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada nona Lyn, itu akan berdampak besar bagi citra perusahaan. Dan juga, kau adalah orang yang sudah membuat kekacauan di rumah busana dan dengan sengaja menjadikan nona Lyn sebagai kambing hitam. Dalam satu hari kau sudah membuat dua kesengajaan yang membuat perusahaan rugi besar." Ucap Milo sembari memberikan 2 paket berbentuk amplop itu kepada Shakila.

Shakila yang melihatnya seketika jantungnya langsung berdetak kencang. 

'ini, kenapa dia bisa tahu?' batin Shakila.

"Milo, ambil identitas nya dan buang dia ke pedalaman. Biarkan dia hidup jauh dari kata cukup." Ucap Edgar dengan suara yang sangat dingin.

Mendengar itu Shakila langsung membuang kedua amplop itu dan langsung berlutut di depan Edgar dengan sedikit histeris.

"Tidak. Edgar aku minta maaf padamu, aku mohon jangan hukum aku seperti itu. Aku amat menyukaimu, aku sangat cemburu ketika Lyn mendapatkan perhatian darimu, makanya aku mencelakai nya. Aku akan minta maaf pada Lyn. Kumohon. Dan juga aku tidak tahu tentang kekacauan di rumah busana. Sungguh."

Tatapan Edgar sangat tajam seperti akan merobek wajahnya. Shakila sedikit merinding melihatnya.

"Kau tidak tahu?" Lalu Edgar melempar beberapa foto pertemuan Shakila dengan adik desainer itu. "Lalu ini apa."

Shakila terbelalak melihatnya. Dia jadi kelabakan.

'Darimana dia bisa mendapatkan ini. Seingat ku aku menyamar dengan aman.' batin Shakila.

Melihat Shakila yang kelabakan, membuat sudut bibir Milo tersungging sedikit.

Saat Milo mendapatkan notifikasi di ruang VIP Lyn, sebenarnya itu adalah kiriman foto dari Lily. Lily yang tidak sengaja melihat seseorang yang mirip dengan Shakila di restoran cepat saji, awalnya tak terlalu memikirkannya. Namun ketika melihat gerak-gerik nya yang mencurigakan dengan gerakan waspada, Lily langsung berinisiatif mengeluarkan hp nya untuk mengambil beberapa gambar dari jarak beberapa meter dan langsung mengirimkan kepada Milo untuk diselidiki. 

"I-ini.. ini aku hanya disuruh oleh seseorang." Shakila menunduk.

"Siapa." Suara berat Edgar.

"Aku, aku juga tidak tahu. Dia adalah seorang yang menggunakan topeng saat pertemuan pertama. jika ada perintah, dia akan mengirim pesan melalui surat yang dikirim oleh jasa pengiriman.

"Apa pertemuan pertama mu saat pendaftaran Paris Fashion?" Tanya Milo.

Shakila menggeleng cepat. "Tidak, tidak. Pertemuan pertama kami saat aku sedang marah di depan restoran tidak jauh dari perusahaan. Aku marah karena hari itu Lyn mendapatkan perhatian khusus dari Edgar, dan juga saat itu aku sudah kehabisan uang untuk pertemuan sosialita ku."

"Kenapa kau mau melakukan nya. Padahal ini akan merugikan ku. Bukankah kau sangat menyukai ku? Jika hanya karena uang, kau bisa mengatakannya padaku, Milo akan mengurusnya." Tanya Edgar masih dengan suara berat nya.

"Karena aku tergiur oleh uang untuk keperluan sosialita ku yang begitu mendadak. Lagipula bagaimana caraku mengatakan tentang uang, kalo kamu saja enggan untuk melirikku sedikitpun." Shakila menunduk.

Semua alasan Shakila memang masuk akal. Shakila memang hidup sebagai wanita sosialita yang kebutuhan hidupnya cukup tinggi. Dan juga Shakila memang menyukai Edgar dari pandangan pertama, dia selalu tebar pesona dan melakukan berbagai macam cara agar bisa menarik perhatian Edgar. Namun itu hanyalah sia-sia karena sesuai judulnya, Edgar CEO dingin dan tidak peduli pada apapun (*nyengir kuda).

Tapi entah kenapa perasaan Milo menolak alasan itu. Milo melihat Edgar dengan ekspresi yang hanya Edgar tahu. Edgar pun langsung mengambil keputusan.

"Baiklah, aku akan memberikanmu kesempatan terakhir untuk memperbaiki semuanya. Pergilah ke negara M untuk mengurus proyek disana hingga selesai, tapi kau tidak akan di gaji selama 2 tahun untuk membayar kerugian ku. Pastikan semuanya berjalan lancar. Jika ada sedikit kesalahan, maka aku akan langsung menyeret mu untuk hukuman mu." Tegas Edgar.

"Tapi Edgar, bagaimana aku hidup tanpa gaji. Kau tahu bagaimana kehidupan sosialita ku."

"Siapa yang menyuruhmu untuk hidup dengan gaya sosialita seperti itu. Hanya gaji 2 tahun mu bahkan tidak ada setengah nya untuk mengganti kerugian ku." Geram Edgar.

"Kau tenang saja, untuk kebutuhan hidupmu disana akan ada yang mengurusnya. Setelah tugasmu selesai dengan baik tanpa ada kesalahan sedikit pun, kau boleh kembali lagi ke perusahaan ini. Ingat! kesalahan sedikit saja aku akan menghitung nya." Tambah Edgar.

Shakila bangun untuk memberikan hormat pada Edgar.

"Baik Edgar, terimakasih atas kemurahan hati mu. Aku akan menjalankan tugas dari mu dengan sungguh-sungguh." 

Setelah membungkuk berkali-kali pada Edgar, Shakila diperbolehkan langsung pulang karena keberangkatannya ke negara M adalah besok pagi.

Dalam hati Shakila dia sangat mengutuk Edgar karena mengirim nya jauh ke luar negeri. Dan juga tanpa gaji? Bagaimana bisa Shakila yang selalu glamor akan hidup tanpa banyak uang selama 2 tahun penuh? Bahkan uang saku sehari-hari saja tidak ada. Namun hati Shakila sedikit senang karena dia masih ada dalam lingkungan Edgar, Milo,dan Lyn agar bisa menyelesaikan misinya.

Sebenarnya Edgar bisa langsung menghancurkan Shakila sekarang juga, namun itu tidak cukup untuk membalas semua yang sudah dilakukannya pada Lyn, terutama pada perusahaanya.

Edgar sengaja menjauhkan Shakila dari lingkungannya agar Edgar bisa dengan leluasa membantu Lyn agar lebih kuat dari Shakila.

"Kenapa kamu malah memberikan kesempatan lagi untuk Shakila. Dan apa tadi, dia boleh kembali lagi ke perusahaan ini. Huh, bahkan dia masih bisa melihatmu setiap hari." Lyn bertanya dengan wajah cemberut dan sedikit merajuk.

'Ya Tuhan.. hanya sebelah wajah saja kenapa dia sangat imut dengan wajah cemberutnya.' batin Edgar.

Edgar menutup rasa gemasnya dengan tersenyum tipis melihat Lyn.

"Apa kamu cemburu jika Shakila kembali menjadi sekretaris ku lagi?" Goda Edgar.

Mata Lyn membola seketika mendengarnya. Lyn baru menyadari jika dia seperti seorang gadis yang posesif terhadap pacarnya. Tak lama kemudian wajahnya merona menahan malu teringat tingkat merajuknya tadi.

"Sekretaris selalu ada di dekatku loh jika sedang bekerja." Goda Edgar lagi.

Lyn jadi salah tingkah karena Edgar menggodanya terus-terusan.

"Eh, tidak. Maksudku perbuatan Shakila sangat merugikan perusahaan. Menurutku dia sangat tidak pantas jika masih diberikan kesempatan bahkan untuk yang terakhir kalinya."

"Benarkah. Apa…." 

Belum selesai Edgar bicara untuk menggoda Lyn lagi, terdengar suara deheman yang cukup kencang.

"Ekhem.."

Milo yang sedari tadi memperhatikan keduanya benar-benar dibuat pusing oleh dua anak muda itu. Yang satu sangat polos, yang satu sangat jahil selalu menggodanya. Sungguh tidak tahu tempat anak-anak muda ini, pikirnya.

Mendengar deheman Milo, Edgar langsung tersadar dari sikap yang jarang terlihat ini. Dia langsung bersikap dengan gaya CEO nya yang penuh wibawa.

"Jika aku bertanya apa yang kamu inginkan dari Shakila ketika ada kesempatan, apa jawaban mu?"

"Tentu saja aku ingin membalas dendam atas penderitaanku selama ini. Hukuman saja tidak cukup untuk semua kejahatannya. Tapi .."

Lyn sedikit menunduk "jangankan untuk membalas dendam, untuk melawannya saja aku belum cukup kuat."

Kedua tangan Edgar terulur memegang bahu Lyn dengan lembut. Pandangan mereka bertemu begitu lembut dan hangat.

"Oleh karenanya, inilah kesempatan itu. Aku sengaja membuatnya menjauh sementara, agar kamu bisa fokus untuk berkembang menjadi lebih kuat darinya."

"Kenapa harus menjauh sementara?" Lyn mengerutkan keningnya.

"Karena perusahaan ku mempunyai urusan yang masih harus diselidiki lebih dalam lagi dari Shakila."

Lyn terdiam mendengarnya. Lyn berfikir mungkin Shakila mempunyai kesalahan fatal untuk perusahaan, sehingga Edgar tidak melepaskannya dengan mudah meskipun Shakila sudah membuat rugi besar.