NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ungkapan Hati Romi

"Outfit malam ini harus sekeren mungkin, biar Hanifah tersepona melihat ketampanan ku" Kata Romi berdialog dengan dirinya sendiri, yang tengah bercermin seraya menyunggar-nyunggar rambutnya memakai pomade. 

Tak lupa ia sisir dengan rapih rambutnya, dengan belah pinggir sudah seperti jalan kutu. Dibagian depannya terdapat jambul yang tak terlalu tinggi, ia memakai kemeja flanel berwarna hitam lengan pendek. Celananya ia memakai celana jeans berwarna biru, tak ketinggalan parfum beraroma maskulin ia semprot kan ke bajunya. 

"Kurang apa lagi ya. Hemmm" Monolog Romi mengoreksi dirinya sendiri. 

Kemudian ia manggut manggut seraya memakai kacamatanya, kaca mata baca yang sering ia pakai di kantor. 

"Sekarang tinggal latihan ngomong ke Hanifah" Romi mencoba latihan untuk mengungkapkan perasaannya dan untuk mengajak Hanifah menikah. 

"Hanifah, kamu sangat cantik malam ini. Maukah kamu jadi istriku?" Lagi lagi romi berbicara didepan cermin, berdialog seolah Hanifah ada dihadapannya. 

"Eh, kok terkesan monoton ya. Haduuuh gimana ya, cari tutorial di youtube deh" Romi menjatuhkan diri terduduk diatas ranjangnya. 

Menonton video lamaran di youtube, bukan hanya menonton video di youtube. Tapi ia juga mencari refrensi ungkapan kalimat dari Google. 

"Ck ahhhh, gimana ini. Kalimatnya kok susah susah begini ya, gimana ini" Rutuk Romi yang tak mendapat solusi dari youtube ataupun google. 

Romi mengangkat tangannya melihat waktu di arlojinya, waktu telah menunjukan pukul delapan belas dua sembilan, Romi teringat janjinya untuk menjemput Hanifah pada pukul setengah tuju malam. Bergegas Romi pergi menjemput Hanifah, sementara itu di sebuah kontrakan dia lantai. Indah dan Dimas baru saja usai melaksanakan sholat maghrib berjama'ah, semenjak Indah hamil. Dimas jarang sholat berjamaah di masjid, karna terkadang Indah akan uring uringan jika ditinggal sendiri di kontrakan. 

Mood Indah semenjak mengandung selalu berubah ubah. Terkadang bisa sangat manja pada Dimas, bisa juga merasa benci jika dekat dekat dengan Dimas, akan tetapi jika ditinggal walau hanya satu menit bisa uring uringan tak jelas. 

"Sayang, ayo siap siap. Kata kamu mau nonton pekan raya, kebetulan tadi siang teman satu kantorku juga ngajakin buat nonton juga" Kata Dimas yang melepaskan sarungnya. 

"Iya, tapi aku mau ke toilet dulu" Jawab Indah seraya meletakkan mukena yang usai ia pakai. 

"Biar ku temani" Kata Dimas yang kini menggandeng Indah dan menuntunnya. 

"Mas, aku cuma mau buang air kecil sebentar. Aku bisa sendiri kok" Kata Indah yang sungkan. 

"Nggak papa, aku takut kalau kamu terpleset" Kata Dimas yang tetap menuntun Indah. 

Semenjak kandungan Indah terlihat membuncit, Dimas juga semakin perhatian pada Indah.  Proteksi terhadap Indah semakin ditambah oleh Dimas, bahkan terkadang jadi terkesan berlebihan. 

"Mas, kamu itu malah kayak orang lagi jagain ayam biar nggak kabur tau nggak. Udah nggak papa aku bisa sendiri, mendingan kamu sekarang ganti baju dan siap siap" Kata Indah yang merasa suaminya terlalu berlebihan dalam memproteksi dirinya. 

"Sayang, aku itu bukan cuma jagain kamu. Tapi aku juga jagain si dede, kamu kan tau kata dokter kemarin. Kalau kandungan kamu itu masih terbilang lemah, aku nggak mau kalau sampai terjadi sesuatu dengan kamu dan calon anak kita ini" Jawab Dimas yang tetap stay menjaga istrinya. 

Indah hanya mampu menghela nafas dan memutar bola mata jengah. Nampaknya Indah juga pasrah atas perlakuan suaminya padanya yang terkesan berlebihan itu. 

Indah dan Dimas kini mulai bersikap siap, sebenarnya mereka hanya ingin menonton konsernya saja seraya wisata kulineran disana. Makanya mereka tak memakai outfit yang formal, Indah memakai dress berwarna hitam dengan motif bunga bunga. Serta kepalanya memakai bandana untuk menyebabkan rambutnya, sengaja ia hanya memakai bandana dan tidak menguncit rambutnya. Ia juga hanya memakai make up tipis, akan tetapi aura kecantikan Indah sangat terpancar. Sementara Dimas memakai kaos polo berwarna hitam dengan garis lis putih pada kerah dan lengannya. Celananya ia memakai celana jeans biru pekat, warnanya mendekati hitam. Dan hanya memakai sendal selop andalannya. 

Usai bersiap siap mereka kini keluar rumah dan bergegas menuju alun alun kota, sebelumnya Deri, Dimas dan Romi sudah berjanji akan untuk bertemu di lokasi. Mereka memakai pakaian terbaik mereka, dengan aura ketampanan dan kecantikan masing masing. Lalu bagaimanakah dengan Hanifah dan Romi?, Romi yang baru saja sampai di kontrakan Hanifah tepat waktu, ya itu pukul delapan belas tiga puluh. 

Ketika Romi turun dari mobil, Hanifah sudah menunggu Romi didalam kontrakan. Saat Hanifah keluar dari kontrakannya, tubuh Romi seakan membeku di tempat. Matanya terpana melihat kecantikan sang pujaan hatinya, ditambah saat itu angin menerpa rambut Hanifah yang tergerai. Rambut yang hitam dan panjang itu terurai sangatlah indah, dengan ujung yang curly semakin memancatkan kecantikan wanita itu. Ia memakai dress sebatas betis, warna coklat cream polos. 

"Rom? Haloowww, kamu kenapa?" Tanya Hanifah seraya mengibas ngibaskan tangannya didepan wajah Romi. 

"Oh, maaf. Nggak papa" Jawab Romi seraya menarik kesadarannya kembali. 

"Habis maghrib nggak boleh ngelamun, nanti kalau kesambet gimana?" Kata Hanifah menegurnya. 

"Eemm, iya maaf. Kamu sudah.. Siap kan?" Kata Romi sedikit gugup, jantungnya berdegup kencang. Mendadakia jadi nervous, sampai membuat Hanifah terheran heran. 

"Sudah, yuk berangkat" Kata Hanifah yang mengajak Romi untuk segera berangkat. 

"Oh, ya ayok" Dengan gerak cepat, Romi membukakan pintu mobil untuk Hanifah. 

Dan kini malah bergantian Hanifah yang merasa terpana dengan sikap manis Romi. Bukan hanya aroma parfum Romi yang membuat getaran didada Hanifah, akan tetapi dari sikap Romi yang manis itu juga membuat Hanifah tak karuan. 

"Rom, kenapa kamu sweet banget sih, ternyata ada sisi lain dari sikapmu. Yang biasanya selalu mancing emosi, sekarang bersikap manis banget" Monolog Hanifah dalam hati, terkesima dengan prilaku Romi. 

"Kenapa malah melamun?" Tanya Romi pada Hanifah. 

"Oh, maaf" Hanifah menarik kesadarannya lalu masuk dan duduk di jok penumpang disamping pengemudi. 

Kemudian Romi mengitari mobil lalu masuk ke jok pengemudi. Setelah itu mobil melaju meninggalkan kawasan kontrakan Hanifah. 

Gemerlap lampu jalanan memancadkan sinar yang begitu cantik, jalanan yang tampak ramai lancar membuat tiga sejoli merasakan indahnya surga duniawi. Meski yang satu belum ada kejelasan hubungan, akan tetapi mereka merasakan bahagia bukan main. Lain halnya dengan Dani, laki laki berusia tiga puluh lima tahun itu tengah kebingungan mencari sepatunya yang tak kunjung ia temukan. Dani masih bingung, kira kira dimana sepatunya berasa. Dan saat ini Dani tengah melaju dengan mengendarai mobil menuju rumah Dewita. 

Disaat Dani tengah fokus menyetir, sering pinselnya berbunyi dan mengejutkan dirinya. 

"Halo mas, kamu dimana? " Tanya Arumi sang istri pada Dani. 

"Aku lagi di jalan ini, jangan telfon dulu. Bahaya" Jawab Dani setelah mendengar pertanyaan Arumi. 

Mengerti jika suaminya tengah berkendara, Arumi kini mengakhiri telfonnya. Ia takut jika suaminya akan kenapa napa. 

Dani terus mengendarai mobilnya meliuk liuk serta menyalip nyalip kendaraan yang ada dihadapannya. Ketika sampai di rumah Dewita, Dani langsung turun dan mengetuk pintu rumah Dewita. 

"Eh sayang, aku pikir kamu pulang ke rumahmu. Pasti kamu kangen ya sama aku" Kata Dewita setelah membuka pintu untuk Dani. 

"Aku nggak lama disini sayang, aku cuma mau tanya. Apa sepatuku tertinggal disini?" Tanya Dani setelah dipersilahkan masuk. 

"Oh, itu ada diatas rak sepatu. Sengaja aku nggak bilang kalau sepatu kamu ada disini, biar ada alasan supaya kamu datang lagi kesini. Aku masih sangat kangen sama kamu" Kata Dewita seraya meningkatkan tangannya mengalungkan pada leher Dani. 

"Sayang, jangan seperti ini. Aku nggak punya banyak waktu, aku harus pulang secepatnya. Arumi sudah menanyakan aku" Kata Dani mengurai tangan Dewita. 

"Halah, alasan aja kamu. Baru juga datang" Kata Dewita tampak merajuk. 

"Enggak, aku nggak alasan. Tapi karna memang begitu adanya, lagian kita kemarin sudah menghabiskan waktu berdua selama dua hari" Kata Dani memberi pengertian pada Dewita. 

Dani yang terlibat perselingkuhan itu selalu kucing kucingan dengan Arumi, semenjak menjalin hubungan asmara dengan kliennya itu. Dani jarang sekali berasa dirumah, dan waktu bersama Arumi juga sangat jarang ia luangkan. 

Persetan dengan kisah perselingkuhan kakak Hanifah, acara threeple dates tiga sejoli itu kini dimulai. 

"Loh, ternyata mas Dimas sudah kenal sama suami mbak Aisyah?" Tanya Indah pada suaminya. 

"Gimana nggak kenal, Deri itu teman satu kantor aku" Jawab Dimas. 

"Oalah, kamu nggak pernah cerita sih. Eh tapi ngomong ngomong Romi mana? Kata kamu dia juga ikut, apa nggak kasihan dia gabung sama kita. Jomblo sendiri" Kata Indah seraya terkekeh. 

"Woit, tenang aja. Romi sebentar lagi bakaln pensiun jadi obat nyamuk" Kata Dimas memberi tau Indah. 

"Benar tu mbak Indah, kita bakalan live streaming menyaksikan keguguoan pak Romi" Kata Deri yang ikut menanggapi. 

"Maksudnya? Romi bakal nembak cewe?" Tanya  Indah. 

Deri dan Dimas hanya kompak mengangguk, hingga tak lama kemudian Romi pun datang bergabung dengan mereka. 

"Loh, Indah. Ya ampun aku kangen banget sama kamu" Kata Hanifah yang kini memeluk Indah dengan erat. 

"Loh ternyata kamu fah? Sama dong aku juga kangen banget sama kamu" Hanifah dan Indah saling berpelukan dan bercepika cepiki. 

Tak lupa juga dengan Aisyah, Indah juga mengenalkan Aisyah pada Hanifah. Selagi para wanita mengobrol, Romi secara tiba tiba menarik Deri dan Dimas untuk menjauh sejenak. 

"Tolongin dong, aku masih belum nemuin kata kata yang pas buat ngelamar Hanifah ni" Kata Romi yang langsung meminta bantuan pada mereka berdua. 

"Gini, nanti setelah ini kamu pura pura ajak Hanifah buat beli cemilan. Dan nanti kita berdua juga bakalan bawa istri kita untuk cari jajanan juga, kamu manfaatkan waktu berdua. Ajak dia ngobrol random dulu, ciptakan rasa hangat diantara kalian berdua. Nanti kalau dia sudah mulai nyaman, baru kamu ngomong serius sama dia. Gak usah panjang panjang kalimatnya, contohin der" Kata Dimas mengarahkan dan kini malah menyuruh deri untuk mencontohkan. 

"Ya elah, berbelit belit. Jadi nanti kamu awal bilang maaf dulu, karna kan kamu sempat jadi biang keladi dalam hidup dia, setelah bu Hanifah memaafkan. Baru bilang, dan ungkaokan perasaan dari lubuk hati yang paling dalam, yang penting ambil dulu hatinya dengan kata kata pujian buat dia" Kata Deri menambahkan. 

Setelah Romi pikir pikir bukannya mereka memberikan solusi malah tambah buat ia jadi semakin bingung, akhirnya ia eksekusi dengan modal niat dan nekat. 

Saat ini Romi dan Hanifah tengah duduk berdua seraya memakan jajanan yang mereka beli, mereka duduk di sebuah kursi taman sembari menunggu konser dimulai. 

"Fah.." Panggil Romi yang menginterupsi kan Hanifah menoleh pada Romi. 

"Kenapa?" Tanya Hanifah pada Romi. 

"Emm, aku mau minta maaf ya sama kamu" Kata Romi memulai kalimatnya. 

"Maaf untuk apa?"

"Ya maaf, kalau aku sering buat onar ke kamu. Sering buat kamu marah marah sampai naik darah, sebenernya semua itu aku lakukan hanya sebagai alibiku saja. Supaya aku nusa selalu dekat kamu" Kata Romi jujur. 

"Maksud kamu gimana? Aku nggak paham" Tanya Hanifah kini mulai serius. 

"Aku.. Aku jatuh cinta sama kamu, selama ini aku nenaruh perasaan padamu. Tapi aku bingung bagaimana caranya aku mengungkapkan perasaan ini ke kamu" Kata Romi yang kini mulai menjelaskan. 

Tatapan Romi sangat lah lekat pada Hanifah, serta Hanifah juga yang menatap Romi dengan tatapan yang sedikit bingung. Ia bingung, apakah Romi jujur atau sekedar ingin memancing emisinya saja. 

"Rom? Kamu bicara seperti ini dalam keadaan sadar kan? Atau kamu salah minum obat?" Tanya Hanifah pada Romi. 

"Aku jujur sama kamu fah, aku tidak akan mengajakmu berpacaran. Melainkan aku akan menghalalkan kamu, dan aku ingin memintamu untuk hidup bersamaku selama lamanya" Kata Romi yang kini menggenggam tangan Hanifah. 

Terpaku mereka saling menatap, Hanifah belum mampu untuk memberikan sebuah jawaban pada Romi. Karna ia rasa kalau Romi terkesan begitu buru buru, ia juga tak nenyangka. Sosok laki laki yang menyebalkan baginya, kini malah menaruh hati dan harapan padanya. 

"Fah.. Kenapa malah diam? Bagaimana? Apa kamu mau untuk menikah denganku?" Tanya Romi lagi pada Hanifah. 

"Rom, aku rasa kamu terlalu cepat menyatakan keinginanmu itu. Kalau boleh, beri aku waktu satu minggu untuk menyiapkan jawabannya. Aku belum bisa jawab sekarang" Kata Hanifah seraya melepaskan tangan Romi. 

"Apakah ada hati yang harus kamu jaga?, Tapi bukannya kamu tidak ada pasangan. Dan kamu sendiri yang bilang kalau laki laki kemarin itu adalah kakakmu" 

"Iya, dia itu memang kakakku, dan aku memang belum ada seseorang yang sepesial dalam hidupku. Tapi aku belum siap untuk menjawab sekarang Rom"

Romi menghela nafas lalu tertunduk, ada rasa sas was takut tak diterima pinangan nya. Akan tetapi Romi berusaha untuk menyetujui apa yang Hanifah inginkan, Romi memberi waktu pada Hanifah untuk memikirkan jawabannya. 

"Sejujurnya aku takut jika kamu tak akan menerimaku, aku sangat menyayangimu fah. Aku harap kamu mau menerimaku, dan besar harapanku untuk kamu menerima pinangan ku. Tapi jika kamu tidak menerimaku, maka aku akan Terima dengan ikhlas. Karna memang cinta tak bisa untuk dipaksakan" Ucap romi. 

"Jika mungkin tak ku Terima, tapi kita masih bisa berteman" Kata Hanifah menanggapi, tanggapan Hanifah itu langsung membuat Romi sedikit syok, parno duluan. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!