Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan kuliah nya dan berencana menenangkan pikiran keluar negeri. Karena beberapa bulan lalu dia harus mengeluarkan energi untuk belajar dan terus belajar agar iya bisa wisuda di tahun ini. Namun siapa sangka di saat keluar negeri bukan nya pikiran tenang justru malah di pertemukan dengan seorang ketua mafia yang sangat kejam di negera itu.
Hmm bagaimanakah gadis itu menghadapi masalah yang baru itu? Bisakah dia menikmati masa liburan nya atau malah tidak sama sekali. Penasaran? Yuk pantengin!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretvii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Ke Indonesia
"Bagaimana dengan Nadia Liem? Apakah dia mau merawat nenek? Nenek pasti akan sangat menyusahkan nya nanti." Tanya nenek ragu, ia takut akan menyusahkan Nadia nanti. Karena mengingat usia nenek yang memang sudah sangat rentan, kini usia nenek telah 70 tahun, karena itu ia memilih untuk tinggal di hutan untuk mencari ketenangan, dan jauh dari kebisingan jalan kota.
"Nenek tenang saja, Nadia sudah setuju dengan Liem, dia tidak keberatan untuk merawat nenek, justru dia sangat senang bisa dekat dengan nenek." Jawab Liem dengan antusias.
"Benar kah, begitu?" Ucap nenek berbinar.
"Iya nek, nenek lihat saja nanti reaksi Nadia." Ucap Liem tersenyum manis.
"Baik lah." Ucap nenek tersenyum.
"Ya sudah nek, ayo kita langsung berangkat, agar tidak ketinggalan pesawat." Ucap Liem, lalu bangkit dari kursi nya.
"Iya, ayok." Ucap nenek, menyusul liem.
***
"Cie, yang gak sabar mau ketemu suami." Ledek Nando sambil mengemudi. Kini mereka sedang berada di di dalam mobil, menuju bandara. Karena pesawat yang di tumpangi Liem akan tiba siang hari.
"Iya dong, siapa sih yang bisa jauh-jauh dari suami nya, mana pengantin baru lagi, awas aja itu si Liem, bisa-bisa nya dia meninggalkan ku selama satu bulan lebih." Kesel Nadia pada Liem.
"Sabar ya Nadia, Liem pasti punya alasan kok." Ucap Erna prihatin pada adik ipar nya.
"Aku sabar kok kak, aku cuman kesal aja, kenapa dia pergi selama itu, kenapa dia gak bilang Sedari awal kalo selama itu, biar aku juga bisa ikut, toh dia bilang cuman buat jemput nenek kok." Kini mata Nadia telah berkaca-kaca.
Erna yang melihat mata Nadia berkaca-kaca langsung Memeluk nya dari samping, karena mereka memang berada di kursi belakang. Karena Erna merasa mual kalo ada di dekat suami nya. Ia pun tidak tahu kenapa hal itu terjadi.
"Ya sudah nanti kalo kamu sudah ketemu sama Liem, kamu marahi aja sesuka hati mu, lepaskan semua beban pikiran yang menganggu mu, biarkan saja Liem merasa panas akan ocehan mu, toh dia juga yang salah." Ucap Erna, ia merasa kasihan pada Nadia, sebagai pengantin baru tidak seharusnya Liem meninggalkan Nadia selama itu.
"Iya, nanti Abang juga bakalan bantu bicara pada Liem, supaya dia gak ninggalin kamu lagi." Nando sebenar nya juga tidak suka dengan Liem yang tega meninggalkan adik kesayangan nya itu.
"Iya, aku akan memarahi nya nanti, lihat saja kau liem." Ucap Nadia tersenyum smirk di dalam cadar nya, entah apa yang ia pikirkan.
***
Bandara
Kini Nadia, Erna dan Nando telah berada di bandara, mereka sedang menunggu mencari-cari keberadaan Liem, karena pesawat yang di tumpangi Liem telah mendarat beberapa menit yang lalu.
"Mbak Erna, wajah mbak kenapa pucat sekali?" Tanya Nadia, saat celingak celinguk mencari keberadaan Liem, ia malah fokus kepada Erna yang wajah nya telah pucat.
"Iya, sayang wajah kamu pucat banget, sini istirahat dulu." Ucap Nando lalu membopong Erna ke kursi kosong, yang kebetulan tidak jauh dari sana.
"Aku gak pp kok, kalian tenang aja, lebih baik kita cari Liem saja, biar cepat pulang." Ucap Erna tidak enak pada Nadia, ia bangkit dari duduk nya dan berencana untuk mencari Liem lagi.
"Udah mbak duduk aja, biar aku telpon Liem aja, biar dia yang ke sini." Ucap Nadia, ingin menelpon Liem, namun pandangan nya tertuju, pada nenek tua yang tidak asing bagi nya.
"Aku seperti mengenali nenek itu? Tapi siapa ya, lebih baik aku samperin aja deh, daripada penasaran." Ucap Nadia dalam hati. Ia tidak sengaja melihat ke arah depan, dan dengan samar-samar melihat seorang nenek yang tidak asing bagi nya. Karena posisi sang nenek sedang menyampingi nya.
"Emm, bang, mbak, aku pergi kesana sebentar ya." Ucap Nadia lalu pergi.
"Jangan lama-lama Nadia." Teriak nando.
"Iyaa." Teriak Nadia balik.
"Nenek." Ucap Nadia, ia sudah berada di sebelah nenek tadi, dan benar saja ia mengenali sang nenek itu, tapi berbalik dengan sang nenek tidak mengenali nya karena Nadia mengenakan cadar, dan ada beberapa orang yang mengenakan cadar disana.
"Sorry, who are you?" Tanya nenek bingung, ia memang tidak mengenali Nadia.
"Nenek lupa pada ku? Aku Nadia nek." Ucap Nadia, dengan suara manja pada sang nenek. Memang saat bersama nenek Liem sewaktu di London. Sang nenek selalu memanjakan Nadia, sampai Liem saja terlupakan.
"Are you sure? Ini beneran kamu kan? Nenek Sangat merindukan mu." Ucap sang nenek lalu memeluk Nadia.
"Iya nenek ku sayang. Em nek, Liem dimana? Kata nya Ia akan menjemput nenek, tapi kenapa hanya nenek yang disini?" Tanya Nadia heran.
"Oh Liem, dia tadi sedang.." Belum selesai sang nenek menyelesaikan ucapan nya, sudah di potong terlebih dahulu oleh Liem.
"Maaf sayang, aku tadi ke kamar mandi dulu. Kalian sudah lama ya menunggu? Maaf ya." Ucap Liem menghampiri Nadia dan Nenek.
"Kak Liem, aku sangat merindukanmu." Ucap Nadia lalu memeluk Liem. Dengan senang hati Liem membalas pelukan itu. Tapi jangan senang dulu Liem karena nanti bisa jadi kau di semprot oleh istri mu karena telah meninggalkan nya begitu lama.
"Aku juga Sangat merindukan mu sayang." Ucap Liem. Mencium kepala Nadia.
"Ya sudah, ayo kita langsung pulang, kalian pasti sangat lelah karena perjalanan jauh." Ucap Nadia.
"Sini nek biar aku aja yang Bawak." Lanjut Nadia, sambil mengambil koper yang di bawa sang nenek. Lalu berjalan menuju tempat Nando dan Erna, Liem dan nenek mengekori Nadia dari belakang. Nenek merasa beruntung karena cucu nya menikah dengan Nadia, karena tapi di mintai tolong Nadia sudah menawarkan diri untuk membawakan koper nya.
"Astaghfirullah Nadia, kenapa lama sekali sih." Kesel Nando.
"Maaf bang, tadi lagi di toilet." Ucap Liem menjawab pertanyaan dari Nando, ia tidak ingin istri nya itu di salahkan karena perbuatan nya.
"Oh sekarang sudah selesai semua kan? Ayo Langsung pulang soalnya istri ku sedang tidak enak badan." Ucap Nando ingin beranjak pergi.
"Tunggu bang, kenalin dulu nih, nenek ku." Ucap Nadia mengenalkan Nenek pada Nando dan Erna.
"Nenek mu?" Bingung Nando.
"Nenek ku dengan Liem." Ucap Nadia tersenyum manis, di balik cadar nya.
"Ini nenek Liem, yang di London bang, aku dan Nadia sudah sepakat akan mengurus nenek di sini." Ucap Liem.
Bersambung....
Happy reading All ♥️
Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️
Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🥰
