Amelia seorang gadis cantik yang bekerja sebagai sekretaris, disampingbitu Amelia juga masih merupakan mahasiswi yang sedang menyelesaikan S2 nya.
Hari itu Amelia harus pulang sedikit malam karena adanya perubahan jadwal perkuliahan, dan malam itu Amelia harus sendiri menunggu kendaraan umum sendiri.
Amelia berdiri di halte seorang diri, dengan kemeja dan rok spannya ada dua sosok laki laki yang terus menatapnya.
" Cantik sendirian aja " ucap salah satu laki laki itu
Amelia tak menghiraukannya, ia hanya menatap lurus menunggu angkutan umum.
" Sombong banget sih, mending sini sama Abang" ucap teman laki laki tersebut
Amelia yang mulai gelisah, sedikit berpindah dari tempat sebelumnya namun sayangnya usahanya gagal kedua laki laki itu terus mendekat kearahnya.
" Neng, berapa semalaman yuk kita seneng seneng " kedua laki laki itu mendekati Amelia
Belum sempat Amelia menjawab, ada sebuah mobil berhenti tepat di halte.
" Masuk " ucap orang yang ada di mobil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Caramel_Machiato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Hari Minggu Amel menghabiskan waktunya kembali bersantai, setelah hari kemarin ia membuang banyak tenaga untuk membongkar kebusukan Dika.
Awalnya Amel ingin bersantai dirumah, namun entah kenapa ia ingin sekali pergi keluar sekedar duduk di cafe atau menonton film.
Setelah berpikir panjang Amel memutuskan untuk menonton film, ia pun langsung bersiap siap untuk pergi
Amel pergi dengan menggunakannya ojek online, begitu ia tiba di pusat belanja Amel berkeliling sejenak sebelum jadwal film dimulai.
Saat Amel hendak masuk kesalah satu toko, Amel melihat samar samar Dion. Amel yang awalnya ingin menghampiri mengurungkan niatnya, saat ia melihat Dion bersama dengan wanita lain.
" Hmm ternyata bener yah Pak Dion udah nikah " ucap Amel sendiri
Dan benar saja rasanya sangat sakit, Amel sendiri tak menyangka jika rasanya sesakit ini.
Amel pergi menuju toilet, disana ia meluapkan airmata nya yang sejak tadi ia tahan.
Setelah merasa lega, Amel pun pergi keluar. Ia pun memilih untuk pulang, ia sudah tak ingin menonton film apapun sekarang.
Sepanjang jalan Amel merasa hatinya hancur, ia pikir Dion benar benar mencintai dirinya ternyata semuanya salah.
Begitu sampai dirumah Amel langsung masuk kedalam kamar, ia kembali menangis mengingat apa yang ia lihat.
Amel tak tau mengapa rasanya sangat menyesal, kini yang ada dipikirannya ia hanya ingin mengundurkan diri dari kantor dan pergi dari Dion.
Amel langsung membuat surat pengunduran diri, yang rencananya besok akan ia berikan entah ke Andri maupun ke Dion.
***
Keesokan dikantor Amel sudah memantapkan dirinya, ia membawa surat tersebut untuk Dion.
Tok.. Tok.. Tok..
Amel mengentuk pintu ruangan Dion.
" Masuk " ucap seseorang dari dalam
Amel langsung mendorong pintu tersebut, dan begitu Amel masuk ia melihat Dion yang tengah duduk sambil menatap laptopnya.
" Permisi Pak " kata Amel sambil melangkahkan kakinya
Dion hanya diam tak merespon apapun, hingga akhirnya Amel meletakkan sebuah amplop diatas meja kerja Dion.
" Apa ini ? " tanya Dion menatap Amel
" Surat pengunduran diri saya Pak " kata Amel sambil tersenyum
" Kamu mau resign? Kenapa ? " tanya Dion terkejut
" Saya ingin mencari pengalaman baru pak " jawab Amel dengan tegas
" Pengalaman baru apa ? Coba jelaskan ke saya ? Apa gaji yang saya berikan kurang ? Atau ada hal lain ? " Tanya Dion Semakin penasaran
" Tidak ada pak, saya hanya ingin mencari pengalaman baru pak. " jawab Amel kembali
Dion menarik nafasnya dan membuang kasar, ia berdiri dihadapan Amel.
" Kasih saya satu alasan yang jelas Amel " ucap Dion namun Amel memilih untuk menundukkan wajahnya
" Ya alasan saya karena saya ingin mencari pengalaman baru pak, itu saja pak " kata Amel kembali
" Baik kalau itu mau kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk tetap disini. Saya hargai keputusan kamu " ucap Dion dan Amel mengangguk
" Baik Pak, kalau gitu saya permisi " Amel langsung keluar dari ruangan Dion
Amel langsung pergi menuju ruangannya, ia merapikan berkas berkas miliknya untuk ia bawa pulang.
" Amel " ucap Dina dengan sedih, Dina yang mengetahui jika Amel akan resign langsung sedih
" Udah tenang aja Pak Dion ada Andri ko " kata Amel sambil tersenyum
" Ihh Mel, kenapa sih ? Masa Lo mau move on sampai segininya " kata Dina sambil memeluk Amel
" Ya mungkin ini pilihan terbaik gue Din " ucap Amel sambil tersenyum
" Gue izin pulang cepet, nanti kalau Pak Dion cari gue bilang aja gue udah pulang ya " kata Amel dan Dina mengangguk
Setelah semua barang ia siapkan, Amel pun membawa pulang semuanya dengan rasa sakit.
Diruangan Dion masih tak percaya, Amel secara tiba tiba resign dari pekerjaannya.
Dion yang masih tak percaya dengan alasan Amel, memanggil Dina.
" Permisi Pak " ucap Dina sambil melangkah masuk kedalam
" Duduk " kata Dion dan Dina langsung duduk
" Ada apa yah Pak ? " tanya Dina dengan bingung
" Kamu pasti tau alasan Amel resign kan ? Coba cerita ke saya " tanya Dion dengan santai
" Untuk alasannya sendiri saya juga ga paham pak, dia juga cuma bilang dia mau cari pengalaman baru Pak " jawab Dina karena tidak mungkin ia bilang karena masalah hubungannya dengan Dika
" Dika ? Apa ini ada kaitannya dengan Dika ? " tanya Dion menebak
" Mungkin i..iya pak " jawab Dina gugup
" Oke kalau begitu, kamu boleh kembali keruangan kamu " ucap Dion
" Baik Pak, oiya Pak selamat untuk pernikahannya. Saya dengar juga dari Amel bapa menikah, saya permisi pak " kata Dina
Dion terkejut mendengar ucapan Dina, apa itu artinya Amel mencari dirinya di apartemen.
" Maaf Mel " ucap Dion sendiri
**
Dirumah Amel langsung merebahkan tubuhnya, ia meletakkan kotak berisi berkasnya di sudut ruangan
" Aaa pengangguran gini amat, gue harus cari kerja lagi " kata Amel sambil membuka ponselnya
Namun karena rasa lapar di perutnya, Amel memutuskan untuk membuat mie instan di dapur.
" Ahh kenapa suami orang tuh ganteng banget yah, Pak Dion habis nikah jadi tambah ganteng " kata Amel sambil membayangkan wajah Dion tadi
Setelah mie yang ia buat sudah jadi, Amel membawanya ke ruang depan dan mulai menikmatinya.
Tok. Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan pintu, Amel yang tengah menyantap mie pun langsung berlari membuka pintu tersebut.
" Ka Dika ? " ucap Amel terkejut
Dika langsung masuk kedalam rumah Amel, ia juga mendorong tubuh Amel hingga menabrak tembok.
" Ka Dika, ka Dika mau apa ? " ucap Amel ketakutan
" Aku mau kamu tanggung jawab Amel, aku udah kehilangan semuanya ' kata Dika dengan kesal
" Tanggung jawab apa ? Harusnya ka Dika yang tanggung jawab sama semua korban ka Dika " bentak Amel
" Aku juga akan bikin kamu sama Mel kayak mereka " kata Dika
Dika langsung mencium bibir Amel dengan kasar, tangannya juga merobek baju yang tengah Amel gunakan
Berkali kali Amel mendorong tubuh Dika, namun Dika tetap mengunci dirinya.
" Huh huh sakit ka Dika " ucap Amel meringis kesakitan karena cengkraman Dika
" Aku ga perduli Amel " ucap Dika
Dika kembali menciumi Amel dengan kasar, berkali kali Amel memukul Dika namun Dika tetap saja tak berpindah.
Amel menendang bagian milik Dika, begitu berhasil lepas Amel langsung masuk kedalam kamar dan menguncinya.
" Amel buka Amel " pintu terus di gedor dengan kencang
Didalam kamar Amel ketakutan, ia meringkuk sambil menangis didalam kamar
Lama tak terdengar suara apapun dari luar, namun Amel masih takut untuk keluar dari dalam kamarnya.
" Gue harus di kamar, setidaknya sampai malam " kata Amel sendiri
Amel memilih untuk tetap diam di dalam kamar, ia hanya berharap saat ia keluar Dika sudah pergi dari rumahnya.
***
Malam hari pukul 7 malam Amel memberanikan dirinya keluar, pelan pelan ia membuka pintu kamarnya dan ia cukup lega tak melihat Dika disana.
Amel pergi ke dapur untuk membuat minuman, namun ia masih merasa takut jika ternyata Dika masih bersembunyi.
Hingga akhirnya ketakutannya benar terjadi, saat Amel tengah membuat minuman seseorang dari belakang menutup mulut Amel hingga akhirnya ia pun tak sadarkan diri
bodoh dan terlalu polos beda tipis bouw...