NovelToon NovelToon
Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:970.1k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.

Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.

"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.

Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?

Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rexa sakit

"Alhamdulillah," ucap Rubi, kemudian berdiri merenggangkan otot-ototnya ke kiri dan kanan secara bergilir setelah selesai bekerja selama 8 jam ditambah lembur 2 jam.

Hari ini Rubi bekerja selama 10 jam. Namun hari ini tak selama hari kemarin, yang mana dia menambah lembur kerja selama 5 jam. Jika kemarin pulang hingga larut malam, kini hanya memasuki waktu maghrib saja.

Susi menepuk pundak Rubi. Tepukan Susi membuat Rubi membalikkan badannya dan menundukkan pandanganya karena tinggi Susi di bawah dadanya.

"Aku pulang duluan ya, suami ku udah nunggu aku diluar," kata Susi yang sudah bersiap hendak meninggalkan pabrik karena suaminya sudah menunggunya. Pergi maupun pulang bekerja, Susi selalu diantar jemput oleh suaminya. Tak seperti Rubi yang pergi dan pulang bekerja selalu di sambut oleh angkot dan tukang ojek.

Rubi tersenyum." Iya, hati-hati," sahutnya.

"Dadaaa, Rub. Sampai ketemu besok ya!" Susi melambaikan tangannya sambil berlalu.

Rubi menatap punggung Susi dengan tatapan entah berantah. Tapi yang jelas, dia iri pada Susi yang dia anggap hidupnya jauh lebih beruntung dari pada dirinya. Punya keluarga yang peduli padanya. Punya suami yang baik, tanggung jawab, dan juga bekerja. Punya seorang putra yang sedang gemas-gemasnya. Padahal Susi bukanlah sosok wanita yang cantik dan bertubuh bagus, tapi hidupnya dikelilingi oleh support system yang luar biasa bagus. Sementara dirinya? Rubi tersenyum getir. Jangankan memiliki support system yang luar biasa bagus seperti Susi, suami saja hanya suami kontrak yang akan meninggalkan nya setelah 25 hari lagi.

Sadar jika line sudah kosong dan sudah memasuki waktu magrib, Rubi berinisiatif untuk melaksanakan ibadah Maghrib di mushola yang ada di area pabrik terlebih dahulu sebelum pulang.

Helaan nafas lega terhembus dari rongga mulut Rubi saat dirinya turun dari ojek tepat di depan rumahnya. Jika kemarin malam kedatangannya langsung di sambut oleh suaminya, tapi kali ini tidak. Jangankan melihat suaminya, keluarga lainnya saja tak terlihat. Rumah itu terlihat begitu sepi menurut penglihatan mata Rubi.

Tapi meski nampak sepi pintu rumah itu tak terkunci. Rubi dapat melenggang masuk ke dalam kamarnya. Sesaat merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur sebelum dia membersihkan tubuh kotornya itu.

"Rexa..." Tiba-tiba Rubi teringat pada suaminya itu.

Rubi menghentikan gerak langkahnya saat melintasi kamar Rexa. Berniat mengetuk pintu sekedar ingin menyapa si penghuni kamar tersebut. Namun tangannya seketika membeku di udara saat mendengar sapaan sekaligus sebuah perintah.

"Rub, kebetulan banget kamu udah pulang. Cepat masak, Rub. Ibu lapar banget."

Bu Atun, satu-satunya orang yang tak dapat dibantah perintahnya di rumah itu, tiba-tiba nongol dari balik pintu utama rumahnya. Penampilannya mengundang tanda tanya dibenak Rubi. Ingin bertanya 'dari mana, bu?' namun Rubi menahannya dan memilih menurunkan tangannya lalu segera beranjak ke dapur.

Dalam keadaan masih memakai seragam pabrik dan belum sempat membersihkan diri, Rubi berjibaku di atas kompor. Memasak untuk seluruh keluarganya.

"Yah, goreng tempe lagi, sambel terasi lagi, ikan asin lagi, lalap terong lagi. Lama-lama aku bisa kena dampak gizi buruk kalau mengkonsumsi makanan begini terus, mba." Tatung datang dan langsung protes saat dia membuka tudung saji menemukan menu makan malam yang telah disebutkan nya tadi.

Rubi yang tengah mencuci piring pun lantas menghentikan aktifitasnya lalu mendekati Tatung.

"Kamu ngomong apa tadi, Tung?"

"Aduh duh duh duh duh sakit, mba."

Mendengar keluhan adiknya itu membuat Rubi gemas sekaligus geram. Dan dengan tidak berperasaan, dia menjewer kuping Tatung.

"Masih syukur mba mau masakin tempe, ikan asin, sambal, dari pada mba masakin rumput pakan sapi," kesal Rubi lalu menghempas telinga Tatung.

Tatung memegang kupingnya sambil meringis." Mba kok tega banget sih jewer kupingku."

"Tega-tega gundul mu. Kamu itu yang tega. Mba mu udah capek-capek masakin masih kamu komplain juga."

"Katanya kalau masih dalam proses pertumbuhan itu kan harus banyak-banyakin makan lemak dan protein, mba. Bukan makanan yang begini," kilah Tatung dan selalu beralasan.

Rubi mendengus kesal." Lemak! Protein katamu? badan mu itu udah berlemak over, Tung. Mau nambah lemak berapa kilo lagi? 100kg! 200kg! Kamu mau obesitas terus ngga bisa jalan? Kalau kamu ngomongin masalah protein........." Rubi mengambil satu piring goreng tempe dan memperlihatkannya pada Tatung." Nih, tempe. Tempe ini juga mengandung protein, Tung. Kamu habiskan aja semuanya kalau ngga cukup satu."

"Ada apa sih ribut-ribut? Dan kamu, Rub, kenapa ngomelin adikmu?" Bu Atun tiba-tiba masuk ke dapur langsung nyerocos dan mengintrogasi Rubi.

"Anak manja ibu nih komplain apa yang aku masak." Rubi mengadu dan berharap ibunya itu membelanya.

Bu Atun melihat ke arah meja makan. Menatap diam meja itu sesaat, kemudian dia menarik bibirnya ke kedua sisi." Gimana si Tatung ngga komplain, Rub. Wong kamu aja masaknya cuma goreng tempe ikan asin sama sambal!"

Rubi menghela nafas kesal. Dia pikir sang ibu membelanya ternyata sama saja dengan anak manjanya itu.

"Terus harus ku masaki apa, Bu? Bahan yang ada cuma itu aja di dapur ini."

"Ya kamu masakin yang lebih enak kek, bukan yang kayak gitu."

Dan ucapan Bu Atun yang terkesan menggampangkan membuat Rubi semakin kesal.

"Sejak kapan ibu komplain aku masak begini? Bukannya apa yang ku masak ini ibu suka? Apa jangan-jangan lidah ibu udah berubah selera karena sering makan enak di luar pakai duit amplop kondangan!"

Sindiran Rubi membuat bu Atun terdiam dengan mulut sedikit mangap.

"Kalau ibu mau tak masakin yang enak ya belanja bahannya dong pakai duit amplop itu. Jangan cuma Ibu nikmati sendiri. Kasihan kan si Tatung, kalau ku masaki menu begini terus tiap hari."

Rubi pikir sekali-kali ibu nya itu memang harus disindir biar mikir. Itu pun kalau ibunya masih berotak untuk berpikir. Setelah puas menyindir, Rubi beranjak untuk membersihkan tubuhnya. Mau dimakan atau pun tidak oleh kedua ibu dan anak itu terserah. Yang penting dia sudah menyediakan makanan untuk mereka.

Setelah membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian, Rubi mengetuk kamar Rexa dan memanggilnya pelan. Namun tak ada tanda-tanda sahutan dari dalam. Dan terpaksa dia membuka kamar itu pelan-pelan.

Di atas kasur sana, nampak Rexa tengah tidur meringkuk sambil memegang perutnya.

"Rexa...." Rubi nyelonong masuk karena khawatir terjadi apa-apa pada pria itu.

"Kamu kenapa, Rex? Kamu sakit?" Tanya Rubi setelah mendekati pria itu.

Rexa mengangguk pelan." Iya, Rub. Perutku sakit. Kayaknya aku masuk angin."

Saat Rubi agak bingung harus bagaimana menolong Rexa, sorot matanya mengarah pada piring yang terletak di atas meja belajar Tatung. Rubi pikir kenapa Rexa jorok sekali bekas makannya tidak di bawa ke dapur. Rubi mendekati meja itu. Dan dari jarak yang sangat dekat, dia bisa melihat piring itu berisi nasi bungkus dan masih terdapat nasi utuh yang tak tersentuh serta secuil garam di sisi nasi tersebut.

Rubi menoleh pada Rexa." Rex, apa tadi siang kamu ngga makan?"

"Maaf, Rub. Tadi aku benar-benar ngga bisa memakan nasi bungkus pemberian mu. Kalau kemarin masih bisa ku makan karena ada kuahnya. Tapi tadi siang aku ngga bisa memakannya karena cuma pakai garam. Aku ngga terbiasa makan pakai garam."

"Hah!" Rubi terbengong." Apa-apa kamu serius makan nasi bungkus cuma pakai kuah dan garam?" Tanya Rubi heran dan agak kurang percaya.

"Kenapa kamu bertanya. Bukannya nasi-nasi itu dari kamu?" Rexa yang tak kalah heran dari Rubi balik bertanya.

"Kata siapa?"

"Kata adikmu, Danang."

Rubi geleng-geleng kepala. Kedua tangannya mengepal kuat, dan sorot matanya menajam.

"Danaaaaaaaaaaaaaaaaaaanggggggg."

1
Yuliana Purnomo
😢😢😢😢😢😢😢😢
Yuliana Purnomo
heemmm kapok biar mulut sari kalau ngomong gak asal njeplak aja
Violeta
😅🤣🤣🤣
Violeta
eeh.. bunyi apa tu 😅😂
Yuliana Purnomo
mampooosss senjata makan tuan
Yuliana Purnomo
woooooww cakepp uuuuyy Ruby
Yuliana Purnomo
hajar aja si Marsono itu Rub
Yuliana Purnomo
MasyaAllaah panjang amat daftar yg harus dibayar kn Rubby,,,hahahhah itulah anak pertama jadi ingat diriku sndri,, terkadang gak mikirin buat kesenangan kita TPI mengutamakan keluarga
Yuliana Purnomo
hahahaha udah buruk sangka aja,si Ruby
Yuliana Purnomo
MasyaAllaah, Ruby yg serba bisa
Yuliana Purnomo
hohoho,,bisa cemburu kh rexsa
Yuliana Purnomo
melas e,,,mbok ikut kerja di pabrik nya Ruby,,si rexsa niihh ,,gak amin tidur makan tidur doang
Cut Ainun
lho kok ud tamat aja thor...
selamat berbahagia ya buat rubi reza atas kelahiran anak ny.... 😘😘😘 selamat berbahagia juga buat tuan Aba dan mama husna atas kehamilan ny... 😘😘😘
Retno Harningsih
lanjut
Ma Em
Terima kasih Thor karena telah membuat cerita yg bagus aku suka sekali semangat Thor semoga sehat selalu.
Shinta Dewiana
bahagia..
Vivi Yanti
keren thor crta y makasi suda berkarya😘😘😘😘😘👍👍👍
Uthie
Yaaa... kenapa Endingnya kaya diburu-buru in yaa Thor 😁✌️

sayang banget sama cerita ini... dan kaget aja kalau notif baru ini adalah Endingnya 😕
RizQiella
CUNAK jadinya 😂😂😂
ReogKhentir
Terima kasih thor sudah menamatkan kesah yang bagus ini semoga ada lagi menyusul kesah lainnya......... tetap semangat untuk selalu berkarya dan semoga selalu diberikan nikmat kesehatan
Annami Shavian: amin. sudah ada kak judulnya " Hidden Twin sisters" semoga cerita nya suka 🙏 terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!