NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:28.8k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SRIKANTI

Nur candra paripurna elok menggantung di awang-awang menerangi jagat raya. Ketika malam telah mencapai puncak, macam-macam ritual pun diadakan di mana-mana dengan niat dan tujuan yang sama, tetapi caranya berbeda-beda. Intinya, mereka mengucap syukur atas semua berkah yang telah Sang Hyang Acintya beri, sekaligus memohon supaya dijauhkan dari sang bala.

Akan tetapi, ritual semacam itu tidak lagi berlaku di Istana Jagat Kawiwitan yang telah lama membelot dari Sang Hyang Acintya. Prabu Danur Kawiwitan telah menghancurkan kuil-kuil yang dulunya merupakan rumah ibadah mereka, dan sekarang lebih mempercayai dan memuja para cenayang yang menyebut diri mereka sebagai Brahma Netra Buana.

Disaksikan sang purnama, tangan-tangan tangguh para pekerja kasar terus bergerak untuk membangun benteng bagian luar sungai. Sejak pembangunan dimulai, bagian depan istana ini pun berubah menjadi seperti pemukiman yang tidak pernah tidur, karena para pemuda yang diambil paksa dari berbagai pelosok desa juga dipaksa untuk bekerja siang dan malam nyaris tanpa istirahat.

Jauh di dalam istana, tepatnya di taman bunga keputren, sosok ramping semampai berbalut kain warna cokelat gelap tengah menengadah. Matanya terpejam, mulut berkomat-kamit samar dengan tangan terkatup di depan dada.

"Sang Hyang Acintya, mohon lindungi Kamandaka. Lewat silir sang bayu dalu sampaikan padanya, aku masih Srikanti yang sama, tidak akan pernah berubah sampai kapan pun."

Dua bulir cairan bening kemilau tertimpa cahaya bulan perlahan menuruni pipinya yang tampak pucat. Bibir yang kering pecah-pecah terus berkomat-kamit memanjatkan harapan dan permohonan tanpa menyadari adanya sesosok perempuan datang menghampiri.

Perempuan itu tetap terlihat cantik dan anggun meski hanya mengenakan ageman dalu berupa kain putih dan kemben, lalu dilengkapi dengan kain putih transparan untuk menutup kedua bahu. Rambut panjangnya tergerai polos tanpa hiasan disampirkan pada bahu kiri.

Berdiri di samping Srikanti, Gusti Ratu Dyah Saka Arnum menatap wajah gadis malang itu dengan sorot mata sendu. Srikanti adalah satu-satunya gadis yang setelah dibawa ke hadapan raja masih tetap mampu mempertahankan kesuciannya. Entah keistimewaan apa yang dimiliki gadis jelata itu hingga bisa menundukkan arogansi Prabu Danur Kawiwitan. Bahkan berani frontal menolak keinginan sang prabu tanpa mendapatkan hukuman. Namun begitu, Srikanti tetap merasa tidak bahagia.

Sudah hampir lima kali putaran bulan dia tinggal di istana, tetapi Prabu Danur Kawiwitan belum sekali pun berhasil menyentuhnya. Srikanti bahkan tidak sudi memakai pakaian-pakaian indah yang telah dihadiahkan, malah memilih menggunakan pakaian berkabung setiap hari. Di dalam setiap puja dan harapan yang dia panjatkan selalu ada nama Kamandaka disebut.

Ratu Dyah Saka Arnum tersenyum tipis dan menghela napas perlahan, lalu menatap ke angkasa. "Aku yakin Kamandaka pasti baik-baik saja," ujarnya kemudian dengan suara lirih dan lembut.

Kelopak mata Srikanti seketika itu juga terbuka, lalu menoleh dan buru-buru memberi hormat dengan menyembah. "Astu dalu, Gusti Ratu."

"Astu dalu, Srikanti." Ratu Dyah Saka Arnum membalas dengan pandangan tetap terpaku pada bulan purnama yang benderang. "Candra paripurna yang sangat indah. Tapi tidak seharusnya kamu ada di sini. Kalau sang prabu tau pasti marah."

"Hamba mengerti, Gusti Ratu. Sekarang hamba mohon undur diri."

"Pergilah." Ratu Dyah Saka Arnum tidak memberi Srikanti atensi, menanggapi dengan tetap menatap ke angkasa.

Sepeninggal Srikanti, Ratu Dyah Saka Arnum pun menurunkan pandangan dan menatap tajam ke depan, wajah ayunya pun tampak kaku.

Gadis dari kalangan jelata bagaimana bisa menjadi kesayangan kanda prabu? Kanda prabu bahkan tidak membiarkan aku dan para selir melahirkan seorang anak pun, tapi malah sangat berharap memiliki keturunan dari gadis desa itu. Sangat tidak adil.

Memang sangat tidak adil. Namun, kenyataan pahit itu harus diterima dengan lapang dada oleh ratu dan seluruh selir istana. Ratu sebelum Dyah Saka Arnum telah menerima hukuman pancung karena membangkang. Dengan alasan kesehatan, sang ratu memohon izin pulang ke rumah orang tuanya untuk beberapa pekan. Hal tersebut juga disarankan oleh tabib istana dan sang prabu pun mengizinkan. Namun, sejak saat itu sang ratu tidak pernah kembali. Prabu Danur pun murka dan mengutus orang-orangnya untuk mencari, dan ketika ditemukan berapa putaran bulan kemudian ternyata sang ratu sudah melahirkan bayi laki-laki. Bahkan bayi itu pun tidak luput dari hukuman.

Ketakutan sang raja terhadap lahirnya kehidupan baru dari para istri dipicu oleh ramalan-ramalan Brahma Netra Buana. Mereka kerap menyebutkan bahwa musuh yang kelak akan mampu meruntuhkan sang prabu tidak lain dan tidak bukan adalah ahli waris kerajaan sendiri. Maka dari itulah, bahkan keturunan Dewi Nilam dan Raden Panji Buana yang tidak tahu di mana keberadaannya juga turut dikejar-kejar.

Di koridor keputren yang lengang, Srikanti melangkah terburu-buru menuju kamarnya, berharap tidak akan tertangkap basah telah keluar dari kamar di tengah malam. Dia tidak takut Prabu Danur Kawiwitan akan marah padanya karena itu tidak akan pernah terjadi. Apa pun yang dilakukannya selalu dimaklumi, tetapi sebagai orang nomor satu yang selama ini tidak pernah gagal membuat orang lain tunduk, lalu dihadapkan pada seseorang yang memaksanya tunduk, tentu saja Prabu Danur Kawiwitan sangat tidak senang. Jadi, jika Srikanti telah melakukan kesalahan atau telah menyinggungnya, maka dia akan melampiaskan amarahnya pada orang lain.

Begitu membuka pintu kamar, Srikanti langsung membeku, hati pun rasanya seperti serta-merta luruh ke perut karena momok menakutkan itu ternyata sudah menunggu. Sosoknya yang perkasa berdiri membelakangi pintu di dekat jendela yang terbuka, sedang memandang ke angkasa.

"Malam purnama yang indah. Tidak ada salahnya jalan-jalan, tapi alangkah lebih menyenangkan jika ada yang menemai. Bukan begitu, Srikanti?"

Prabu Danur Kawiwitan berbicara tanpa menoleh. Meskipun nada bicaranya sangat tenang, tetapi Srikanti bisa merasakan adanya kekecewaan. Dia tidak boleh membiarkan amarah raja durjana itu berkobar.

Srikanti buru-buru berlutut dan memohon, "Srikanti mohon ampun, Gusti Prabu. Mohon hukum hamba saja, jangan orang lain."

Tawa Prabu Danur Kawiwitan untuk sesaat memecah hening. Setelahnya dia pun berbalik dan menatap Srikanti yang berlutut. "Kamu sangat mengenalku, Srikanti. Tapi hati yang sedang marah ini butuh ditenangkan. Apa yang bisa kamu tawarkan?"

Tubuh Srikanti mendadak terasa lemas karena kekhawatirannya tiba-tiba melonjak. Dia tahu, salah satu yang Prabu Danur inginkan darinya adalah keperawan yang diserahkan atas kemauan sendiri. Tidak! Sampai kapan pun Srikanti tidak akan sudi menjadi pemuas nafsu raja durjana itu, apalagi sampai melahirkan anaknya.

Dara desa itu perlahan mengatur napas untuk menata perasaan. Setelahnya dia menaikkan pandangan dan berkata, "Kalau Gusti Prabu berkenan, hamba bersedia menemani Gusti jalan-jalan di taman, di bawah sinar bulan."

Prabu Danur Kawiwitan adalah orang yang sangat sulit dibujuk. Jika Srikanti bukanlah gadis yang dalam ramalan telah digadang-gadang sebagai perempuan yang akan melahirkan ahli waris murni tanpa membawa bala bagi kejayaannya, dara desa itu pasti sudah sejak lama dipancung.

Dia tidak boleh bertindak kasar pada Srikanti, tetapi hatinya yang sedang marah butuh pelampiasan. Tidak kurang ide, Prabu Danur Kawiwitan pun berkata, "Seorang telik sandi membawa kabar bahwa keluarga Patmi telah meninggal dalam kebakaran. Kidung Tilar telah membakar habis mereka."

Wajah Srikanti menegang dan pucat, mata menatap nanar, dan bibir bergetar hebat begitu pun tubuhnya.

"Ka-Kamanda," gumamnya sangat lirih. "Kamandaka bagaimana---"

Prabu Danur Kawiwitan melangkah acuh tak acuh dan berhenti di sampingnya. "Mati. Persiapkan dirimu untuk upacara pengangkatan sebagai ratu." Setelah itu, orang nomor satu di Jagat Kawiwitan ini pun melangkah pergi dengan ringan dan santai.

Tubuh Srikanti pun ambruk bersimpuh, gemetaran akhirnya limbung dan rebah. Sesaat sebelum hilang kesadaran masih sempat menyebut nama Kamandaka.

1
Ze Eaze
Ya ampunn/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [WP: Yui_2701]: Bocah ajaib🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Andini Andana
uuuh beruntung bertemu Bumirang yg skrg, coba saat masih ada si ganas, habis kalean semua /Chuckle//Chuckle/
Alta [WP: Yui_2701]: Nah loh bener banget. Bumirang versi bisu gak bakal lepas kalo belum metong, paling tidak ya babak belur
total 1 replies
Andini Andana
Kamandaka sangat bisa diandalkan kalau urusan... lari dan makan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Andini Andana: keahlian nya Kamandaka 🤣🤣
Alta [WP: Yui_2701]: Ngakak, tapi bener sih 🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
Andini Andana
wooo.. jangan buat ras terkuat di bumi marah yaa.. baru pisau doang mah keciiiill 🤏
Alta [WP: Yui_2701]: Suaranya aja kayak gledek 😭😭😭😭
total 1 replies
Mata Peña_✒️
seandainya dihadirkan visual karakter utama..
Alta [WP: Yui_2701]: Hehehe ayo Kak bebas berimajinasi😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
RereHore
Salah satu karya dengan cara penulisan yang sangat bagus👍
NovelLover
Luar biasa👍👍👍👍KEREN
SukaBaca
Aura angkernya terasa sampai sini Pak Jati/Determined//Determined//Determined//Determined/
Adian
Gak elit banget tuh senjatanya 😅😅😅
Adian
Ngakak banget gue🤣🤣🤣🤣🤣
Adian
🤣🤣🤣 jadi KK sama KT diangkut semua sama Restu😅😅😅😅😅
Adian
Eh, Kahuripan cerdik, Tilar licik😒
Adian
Sama-sama cerdik tapi finishing-nya bagusan Kahuripan😌😌😌😌
Adian
Encok pegel linu
AFighter
Berharap mereka tidak tukar tempat
Windy Veriyanti
Bumirang sama lawan-lawannya aja tersenyum...apalagi sama teman-temannya yang serasa saudara 😊
Alta [WP: Yui_2701]: Nah betul
Windy Veriyanti: Kalau Orang Jawa bilang : sumeh 😀
total 3 replies
Anny
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Anny
Iya donk🤣🤣🤣
Anny
Good job Kahuripan /Proud//Proud//Proud//Proud/
Anny
Kenapa lagi no bocah/Sleep/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!