Story Of Qiao Feng

Hari ini rumah keluarga Hua berhiaskan kain merah, terutama pada paviliun Mei.

Mei yang sedang bersiap untuk pernikahan nya, Qiao feng pun datang menemuinya bersama Wei.

"Kamu terlihat cantik hari ini! " Puji Qiao feng.

Mei pun terkejut dengan kedatangan Qiao feng kedalam kamarnya.

"Kakak kamu sedang apa disini? " Tanya Mei dengan perasaan tidak suka.

"Aku cuma mau lihat saudara ku, yang sebentar lagi akan jadi istri orang lain" Ucap Qiao feng.

"Kenapa kamu iri? " Tanya sinis Mei.

"Tenang saja, aku bukan tipe orang yang iri dengan kebahagiaan orang lain. Justru aku mau berterima kasih pada mu, telah mengambil sampah yang aku buang" Ucap tegas Qiao feng.

"Kau jangan sembarangan bicara seperti itu tentang pangeran" Ucap Mei yang kesal.

"Seharusnya kamu tinggal minta saja, tidak perlu ada drama dalam rumah ini. Akan aku berikan pangeran ketiga padamu" Ucap Qiao feng.

"Kau..! " Seru Mei yang marah pada Qiao feng.

"Aku kesini bukan hanya mau bilang itu, tapi mau memberikan hadiah pernikahan mu, dan aku pilih ini sendiri" Ucap Qiao feng sambil memberikan kotak panjang yang ditaruh di meja kamar Mei.

Mei pun membuka kotak tersebut, dan dia terkejut setelah dia lihat ternyata didalamnya ada tusuk rambut yang dia inginkan dulu.

"Ini, kenapa kamu memberikan kepada ku? " Tanya Mei.

"Bukankah kamu dulu menyukai tusuk rambut ini, dan sekarang akan aku berikan kepada mu" Ucap Qiao feng.

" Untuk apa kamu berikan itu padaku? "Tanya Mei.

" Itu hadiah, untuk pernikahan mu. Selamat semoga kamu bahagia selamanya bersama pasangan mu"Ucap Qiao feng.

"Jika itu ketulusan mu, aku ucapkan terimakasih! " Ucap Mei yang dengan senang hati menerima hadiah dari Qiao feng.

"Ayo Wei!, kita sambut para tamu diluar" Ajak Qiao feng.

"Baik nona" Jawab Wei.

Mereka berdua akhirnya keluar dari kamar Mei, dan Mei melanjutkan merias dirinya.

"Aku pastikan hidup ku akan bahagia dan kamu pasti iri dibuatnya" Suara hati Mei.

Acara pernikahannya pun dimulai, dan tandu pengantin membawa pergi Mei dari keluarga Hua.

Sedangkan Selir Hua, hanya menangisi kepergian putrinya. Setelah selir Hua melepaskan kepergian Mei, tuan Hua menyuruh selir Hua kembali ke paviliun nya dan tidak diperbolehkan keluar dari sana.

Tuan Hua dan nyonya Hua menyambut para tamu, mereka kesana bukan hanya bermaksud menghadiri pernikahan Mei saja,tapi juga mau menemui Qiao feng kebanyakan dari mereka membawa putra mereka yang belum menikah agar bisa dekat dengan Qiao feng.

Tuan Hua dan nyonya Hua memperhatikan putri mereka yang dikerumuni oleh para tamu pria.

"Mereka semua berani menganggu putriku! " Seru tuan Hua yang marah.

"Mereka semua mencoba menarik hati Qiao feng, biarkan saja suamiku. Lihat putri kita bisa mengatasi mereka semua" Ucap nyonya Hua dengan tersenyum.

"Tapi, apa tidak ada gadis lain untuk didekati?, kenapa memilih Qiao feng kita? " Ucap tuan Hua.

"Suamiku ini seperti tidak pernah muda saja! " Seru nyonya Hua yang tersenyum melihat tingkah suaminya.

"Dulu aku belajar terus, tidak seperti mereka. Sibuk mencari wanita di mana-mana" Ucap tuan Hua.

Lalu jendral Ye lu datang menemui mereka berdua, dengan membawa hadiah kepada mereka.

Lalu dia melihat Qiao feng dikerumuni pria bujangan di Dun ming, dan itu membuat dia sedikit kesal.

Wu yang melihat sikap Ye lu yang tidak pernah melepaskan pandangannya pada Qiao feng, dia yakin kalau gadis yang merebut hati sahabatnya itu adalah Qiao feng.

"Ye lu, nenek Hua sudah menunggumu di kediamannya" Ucap Tuan Hua.

"Saya akan kesana tuan Hua" Ucap Ye lu dengan wajah galaknya.

Ye lu pun pergi kearah paviliun nenek Qiao feng dengan perasaan kesal. "Dia terlalu sibuknya melayani para pria dikota ini" Suara hati Ye lu yang marah pada Qiao feng.

Wu pun juga mengikuti Ye lu dibelakangnya. "Begini, jika punya kekasih yang cantik" Gerutu Wu.

Qiao feng yang binggung mau menjauh dari mereka, dan tiba-tiba Wei datang menemui Qiao feng sambil membisikkan ke telinga Qiao feng.

Ekspresi Qiao feng lalu berubah bahagia. "Maaf tuan-tuan yang terhormat, saya harus menemui nenekku. Jadi tidak bisa menemani kalian lagi" Ucap Qiao feng dengan tersenyum manis.

Semua pria disana dengan berat hati harus melepaskan Qiao feng.

Qiao feng dan Wei langsung berjalan kearah paviliun nenek nya.

"Untung kamu segera menyuruhku untuk menemui nenek, jika tidak mereka semua tidak akan melepaskan ku" Ucap Qiao feng dengan tersenyum.

"Sebenarnya nenek anda benar-benar memangil nona kesana" Ucap Wei.

"Memangnya ada perlu apa nenek mencari ku? " Tanya Qiao feng.

"Yang aku lihat tadi di kediaman nyonya tua ada jenderal Ye lu dan pengawalnya" Jawab Wei.

"Maksudmu dia ada disana! " Seru Qiao feng dengan tersenyum.

"Benar nona" Jawab Wei.

"Kalau begitu, kita harus buru-buru kesana! " Ajak Qiao feng.

"Untuk apa nona? " Tanya Wei.

"Aku tidak mau nenek menungguku" Jawab Qiao feng. "Bukan hanya nenek, tapi Ye lu tidak boleh menunggu ku terlalu lama dan alasan ku sebenarnya aku sangat merindukan nya" Pikir Nu wa.

Dengan buru-buru mereka berlari ke paviliun nenek Qiao feng, dengan tersenyum bahagia dia akhirnya sampai kedepan pintu kediaman neneknya.

Sebelum masuk Qiao feng merapikan pakaiannya dan Wei merasa nonanya bersikap aneh.

"Nenek! " Panggil Qiao feng sambil berlari.

"Jangan lari-lari nanti jatuh gimana! " Ucap nenek Qiao feng yang khawatir.

Qiao feng pun memberi hormat pada nenek dan Ye lu dengan tersenyum bahagia.

Tapi Ye lu memasang wajah tidak menghiraukan Qiao feng.

"Sepertinya nona sedang sibuk dengan para pria di Dun ming? " Tanya Ye lu dengan wajah datarnya.

"Jenderal salah, aku juga harus ramah dalam menyambut tamu yang datang ke rumah" Ucap Qiao feng yang tersenyum.

"Jadi sekarang nona juga bersikap ramah dengan diriku? " Tanya Ye lu dengan ketus.

Nenek Qiao feng sepertinya tahu masalah yang terjadi diantara mereka.

"Nenek mau pergi sebentar untuk bertemu dengan orang tuamu, jadi nenek memanggilmu kemari untuk menemani Ye lu" Ucap nenek Qiao feng.

Akhirnya nenek Qiao feng juga mengajak pelayan Qiao feng dan Ye lu menemani nenek Qiao feng, dan akhirnya mereka berdua ditinggalkan berduaan di sana.

Mereka berdua hanya diam, Qiao feng melihat sikap Ye lu. "Sepertinya pria ini sedang cemburu padaku? " Pikir Nu wa.

"Sepertinya kamu lebih suka berada disana, sebaiknya kamu kembali saja bersama para pria itu" Ucap Ye lu dengan memainkan cangkir minum didepannya.

"Kamu sedang marah pada ku? " Tanya Qiao feng dengan nada menggoda.

"Tidak!" Ucap Ye lu dengan suara menekan. "Aku marah kepada mu untuk apa? " Tanya Ye lu yang berpura-pura.

"Betul tidak marah, baiklah!. Aku akan menemani mereka lagi" Ucap Qiao feng.

"Bukankah kamu disuruh untuk menemaniku disini, jadi tidak baik membantah perintah nenek" Ucap Ye lu.

Qiao feng pun tersenyum, dan mendekati Ye lu. "Ini waktu yang tepat untuk mengakui perasaan ku pada Ye lu" Suara hati Nu wa.

Ye lu yang sedang duduk dan Qiao feng yang berdiri didepan nya, membuat Ye lu salah tingkah.

"Kamu mau apa? " Tanya Ye lu dengan gugup.

Qiao feng lalu menundukkan badannya, dia memberanikan dirinya mengungkapkan isi hatinya.

Saat mulut Qiao feng akan berbicara, tiba-tiba saja ingatan dari pemilik tubuh Qiao feng.

Sekilas melihat kenangan Qiao feng dengan Ye lu, ternyata Qiao feng juga pernah suka dengan Ye lu tapi dia ditolak mentah-mentah oleh Ye lu.

"Aku cuma menganggap kamu sebagai saudara ku tidak lebih. Maaf Qiao feng! " Ucap Ye lu yang berlalu saja untuk pergi menjauh dari Qiao feng.

Qiao feng pun menangis dengan keras, cinta nya bertepuk sebelah tangan.

"Sial! " Seru Qiao feng.

"Kamu memaki ku! " Seru Ye lu.

Qiao feng lalu berdiri, dengan marah dia memandang kearah Ye lu.