Mencintai Ipar Ku Sendiri

"Ma, minggu depan Andina anaknya Stefani mau ngrayain ulang tahun di rumah Mama lho." ucap Yohanes yang saat itu baru saja pulang bekerja.

"Emangnya iya Mas? Aku belum dikasih tahu sih." jawab Lia sambil meletakkan secangkir kopi untuk suaminya.

"Terima kasih." ucap Yohanes ketika Lia menyerahkan minuman untuknya.

"Tadi Mama hubungi aku pas kerja. Jadi ya kita harus datang." lanjut Yohanes setelah sedikit menyesap kopi panasnya.

"Ya udah kalau gitu biar besok aku sama anak-anak cari kado Mas." ucap Lia.

Yohanes menganggukkan kepalanya dan kembali menikmati kopi panasnya. Lalu tidak lama setelah itu Yohanes segera masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri.

***

Setelah makan malam, kedua anak Yohanes belajar bersama dengan dibantu Lia yang mendampingi mereka. Sedangkan Yohanes lebih memilih berada di teras karena memang untuk urusan belajar kedua anaknya dia serahkan kepada istrinya yang lebih paham tentang pelajaran sekolah.

Waktu semakin berjalan, Lia pun menyelesaikan acara belajar kedua anaknya dan menyuruh mereka untuk masuk ke dalam kamar dan beristirahat. Setelah memastikan kedua anaknya tidur dengan nyenyak, Lia segera masuk ke dalam kamar mengganti pakaiannya dengan daster dan tidak lupa melepaskan bra karena akan bersiap untuk tidur. Tak lupa juga dia membersihkan wajahnya dengan menggunakan skincare yang dia miliki. Setelah itu dia keluar kamar untuk mencari keberadaan suaminya yang ternyata berada di teras depan rumah.

Lia menghampiri suaminya dan menyentuh pelan lengannya karena Yohanes yang terlihat sangat lelah.

"Mas, kalau ngantuk tidur di kamar aja." ucap Lia dengan sedikit menggoncang lengan Yohanes.

Yohanes pun menoleh dan tersenyum ke arah istrinya itu, dan melihat bahwa Lia sudah memakai baju kebesarannya dirumah alias daster dan tentu saja Yohanes tahu bahwa Lia juga sudah tidak memakai bra.

"Anak-anak udah tidur?" tanya Yohanes.

Lia menjawabnya dengan menganggukkan kepala.

Ditariknya pelan Lia sehingga membuatnya duduk di atas pangkuan Yohanes kemudian Yohanes memeluknya dengan erat dan menyandarkan kepalanya pada punggung Lia seolah menyalurkan rasa capeknya setelah seharian bekerja. Dan mereka tidak malu melakukan hal itu meskipun di depan rumah karena rumah mereka memiliki pagar sehingga tidak memungkinkan orang untuk bisa melihat ke dalam teras rumahnya.

"Ayo kita istirahat Mas." ajak Lia dengan menyentuh kedua tangan suaminya yang berada di perutnya itu.

"Biarkan seperti ini dulu, sebentar aja." jawab Yohanes yang malah memejamkan kedua matanya menikmati kehangatan bersama dengan istrinya.

Tidak lama kemudian tangan Yohanes mulai bergerak ke atas dan meremas bukit kenyal milik Lia yang sudah tidak berpenghalang itu, hanya daster tipis yang masih menutupinya.

"Mas...." cegah Lia karena remasan tangan Yohanes semakin nakal saja dan tentu saja membuatnya merasa salah tingkah.

"Kenapa hmm? Enak ya?" goda Yohanes yang justru tidak berhenti dan memainkan daun telinga Lia yang berada di depannya. Sehingga membuat Lia bergerak gelisah di atas pangkuan Yohanes.

Dengan segera Yohanes meraih tubuh Lia untuk dia angkat masuk ke dalam rumah. Karena Lia yang terus bergerak diatas pangkuannya itu membuat sesuatu dibalik celananya bereaksi dengan cepat. Dengan sebelah kakinya Yohanes menutup pintu dan membawa Lia masuk ke dalam kamar yang selalu saja menjadi saksi kemesraan mereka.

Yohanes meletakkan Lia perlahan di atas ranjang mereka. Dengan segera menindihnya dan meraih bibir Lia untuk dia sesap dengan perlahan dan lembut. Seolah Yohanes sedang menikmati sesuatu yang membuat dia ingin terus bertahan. Lia mengalungkan kedua tangannya di leher Yohanes sehingga semakin memperdalam cumbuan mereka.

Ciuman yang awalnya perlahan dan lembut lama-lama semakin menuntut. Keduanya seperti sedang berlomba untuk mencari kepuasan. Kedua tangan Yohanes tidak berhenti begitu saja, dia berusaha membuka daster Lia dan membuka pakaian nya sendiri. Sehingga saat ini keduanya hanya memakai kain segitiga yang menutupi daerah pribadi mereka masing-masing.

Alat tempur Yohanes yang sudah menonjol pun sangat terasa berada di area pribadi Lia dan hal itu semakin membuat Lia tidak sabar untuk Yohanes melakukan hal lebih lagi. Tangan Lia meraih sesuatu dibawah yang sedari tadi sangat mengganggunya itu.

"Sabar Sayang." bisik Yohanes di telinga Lia ketika dia merasakan alat tempurnya yang disentuh oleh Lia.

Lia hanya bisa mendesah dan menggeliat mendapatkan perlakuan dari suaminya itu. Kemudian Yohanes membuka satu-satunya kain yang masih menjadi penghalang bagi keduanya itu. Dan terpampang nyatalah alat tempur Yohanes yang sudah sangat siap. Yohanes meraba area sensitif milik Lia dan menemukan sesuatu seperti biji kecil disana. Yohanes memainkannya sebentar bahkan jarinya tidak luput dari itu.

"Ahhhh... Maaaasss...." desah Lia ketika Yohanes terus saja membuatnya tersiksa. Tetapi bukan tersiksa karena fisik, justru tersiksa inilah yang semakin membuat Lia ketagihan.

Setelah puas bermain-main disana, Yohanes sedikit mengangkat tubuhnya agar tidak terlalu menindih tubuh Lia yang berada di bawahnya itu. Kemudian memegang alat tempurnya untuk dia gesek-gesekan di area sensitif milik Lia. Dan hal itu semakin membuat Lia merasakan kenikmatan yang tidak bisa dia jelaskan. Untung saja kamar mereka sudah dilengkapi dengan peredam suara, jika tidak maka bisa mengganggu kedua anak mereka yang berada di kamar sebelah.

Tanpa aba-aba dan dirasa sudah sangat siap, Yohanes segera saja melesatkan alat tempurnya ke dalam milik Lia.

"Ahhhhh......" desahan Lia tertahan karena merasakan alat tempur Yohanes yang memasukinya.

Dan tiba-tiba saja bayangan dan rasa tentang kejadian malam bersama dengan Kakak iparnya itu terlintas begitu saja diingatannya. Lia membandingkan kenapa rasanya berbeda, meskipun sama-sama nikmat tetapi Lia mulai membandingkan rasa itu.

Begitupun dengan Yohanes, ternyata di dalam hatinya juga merasakan sesuatu yang beda ketika kali ini menggumuli istrinya sendiri. Entah kenapa kali ini lebih terasa sempit dan sesak beda dari beberapa hari yang lalu ketika dia baru saja pulang dari luar kota dan meminta jatah itu kepada istrinya.

Entah kenapa waktu itu dia merasakan milik Lia sedikit longgar. Meskipun memang elastis tetapi jika setiap hari digunakan maka bisa saja membuat rasanya menjadi berbeda.

Tetapi keduanya menepis pikiran-pikiran itu. Karena Lia mencoba menghargai suaminya sendiri meskipun kejadian dengan Kakak Ipar nya itu merupakan dosa terbesar mereka berdua. Begitupun dengan Yohanes, dia berpikir positif tentang Lia. Karena mungkin saja waktu itu Yohanes merasa lelah setelah dari luar kota sehingga membuatnya merasa ada yang beda.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dukung terus yaa 🥰

Jangan lupa kepoin novel ku yang lainnya juga 😘