Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami dan Wisnu berjuang mewujudkan mimpi mereka,tapi malang kecelakaan yang membuat Wisnu amnesia merubah segalanya. Awalnya Ami mencoba bertahan demi kesembuhan sang kekasih dan rencana yang telah dibuat,tapi karna pengusiran dari Wisnu membuat Ami mengalah dan memilih menjauh.
Beberapa tahun kemudian Ami secara tidak sengaja Ami dan Wisnu bertemu di kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan menerima cinta Wisnu atau sebaliknya? Bagaimana nasib Raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ba 26
Wisnu benar - benar membuktikan apa yang dapatkan. Ia sudah memasukan berkas gugatan perceraian di pengadilan agama.
Nia jelas saja kaget saat menerima surat panggilan dari pengadilan agama. Ia sama sekali tidak menyangka apa yang pernah suaminya katakan akan menjadi kenyataan secepat ini.
Nia terliah frustasi,ia sebenarnya tidak mau berpisah dari Wisnu. Ia terlalu mencintai suaminya itu. Ia akan berusaha membatalkan gugatan suaminya.
Persidangan pertama berupa sidang mediasi antara kedua belah pihak. Wisnu kekeh dengan niatnya semula untuk berpisah,sementara Nia tidak mau berpisah.
Akhirnya sidang di tutup dan dilanjutkan untuk sidang berikutnya. Saat sidang kedua Wisnu tidak bisa hadir karna ia ada tugas keluar kota. Jadi hanya pengacaranya saja yang mewakili.
Setelah perjalan panjang persidangan,pengadilan agama akhirnya memutuskan mengabulkan permintaan penggugat. Nia dan Wisnu akhirnya resmi bercerai.
Persidangan panjang dan melelahkan bagi keduanya. Wisnu selalu dicecar berbagai wartawan yang haus akan berita idola mereka. Wisnu tidak mau mengungkapkan ke publik penyebab Nia dan dirinya bercerai. Ia tidak mau menyebarkan aib keluarganya untuk konsumsi umum. Biar ini menjadi rahasia antara kedua keluarga saja.
Sedangkan Ami saat ini sedang menempuh pendidikan di sebuah universitas masih sekitaran ibu kota,ia mendapatkan beasiswa karna prestasi yang ia peroleh. Ami sudah sangat jarang bertemu dengan Wisnu. Ia sudah mulai membatasi pertemuan dengan kekasihnya.
Bukanya menghindar ia tidak mau hubungan terlarangnya tercium oleh para pencari berita di luar sana yang akan menjadi spekulasi bahwa retaknya rumah tangga Ina dan Wisnu karna adanya orang ketiga.
"Yang,kamu dimana?" pesan masuk di ponsel Ami.
"Aku lagi ada kelas mas. Ada apa,mas?" balas Ami.
"Sidang perceraianku sudah keruk palu,sekarang tidak ada lagi penghalang diantara kita. Kamu tidak bisa menolak lamaran mas." jelas Wisnu.
"Nanti aja kita bicarakan,mas. Aku mau masuk dulu,dosennya udah datang. Love you." Ami menyisipkan emot tanda cinta pada akhir pesannya.
Sebenarnya Ami tidak ada jadwal kuliah hari ini. Entah kenapa badanya terasa tidak enak. Kepalanya pusing dan sedikit mual.
"Apa aku salah makan ya?Tapi aku makan seperti biasa ga ada yang aneh kayanya. Tapi kenapa perutku rasanya enek kaya gini ya?"gumam Ami.
"Kami kenapa pucat kaya gitu,nak." tegur Ibu Ami saat ia akan berangkat ke toko.
"Pusing,bu." jawab Ami sambil menahan anak yang kian menyiksa.
"Masuk angin kali kamu,panggil mbok yah aja." saran ibu. Mbok yah adalah tukang urut sekitar rumah kami.
"Baik,bu." jawab Ami.
"Nanti sekalian jalan ibu samperin mbok yah,ibu suruh langsung kesini." ujar ibu lalu pergi meninggalkan Ami menuju toko.
Ami yang sudah menahan perutnya,akhirnya sudah tidak sanggup dan ia berlari kekamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
Cukup sering Ami bolak balik kamar mandi sehingga tubuhnya terasa lemas,ia berjalan ke dapur untuk membuat segelas teh hangat untuk menghilangkan rasa pahit di lidah.
"Assalamualaikum, neng Ami." Suara orang memanggil dari depan rumah.
"Waalaikumsalam,mbok. langsung masuk aja,mbok." teriak Ami dari dalam.
"Neng kenapa kok wajahnya pucat." tanya mbok yah saat sudah berada di dalam rumah Ami.
"Ga tau ,mbok. Dari tadi perut rasanya ga enak pengen muntah bawaannya." jawab Ami jujur.