Kehidupan yang kualami semenjak kecelakaan itu sungguh berat. Aku mesti sendirian menghadapi hidup. Hingga harta kekayaanku habis. Semua kulakukan untuk penyembuhan, pengobatan, dan lain sebagainya demi keseharianku yang sudah enggan di lakukan. Bahkan orang mengira kalau aku kena depresi. Sehingga tak bahagia. Dan yang kulakukan hanya merenung. namun hari hari ke depan mesti di lalui dengan semangat dan keceriaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3112, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
Di depan itu. Ada pohon sawo. Yang di huni gendruwo. Memang biasanya pohon sawo menjadi sarang favorite dari mahluk demikian. Entah mengapa. Tapi sebenarnya bukan hanya pohon sawo saja. Bisa jadi beringin, bulu atau pohon besar lain, serta tempat-tempat lembab bias juga menjadi sarangnya.
Anakku takut.
”Kenapa?” tanya Josephine.
”Itu anakku takut,” ujarku tetap menggunakan bahasa tubuh.
”Biar, aku bawa dukun sakti buat mengalahkannya ya.”
”Oke…”
Aku hanya mengangguk. Dengan begitu barangkali saja bisa langsung melihat serta membantu kami untuk sekedar memindahkan dia. Baik ke dalam sumur gumuling, gunung jamur dipo, atau ke botol labu. Kan bisa, sebagai mahluk halus tentunya beralih ke segala tempat mau. Nyatanya dia sangat nyaman berada di pohon sawo yang sudah banyak sawo matang nya begitu. Makanya bakalan kita pergunakan kesempatan itu untuk mengelabuhi nya, sehingga tidak main-main lagi dengan kami yang Tengah berusaha mencari segala rejeki yang bisa kami nikmati kali ini.
Tapi belum juga mendapat apa yang kami butuhkan, tahu-tahu anakku menjerit.
“Papa, dia datang.“
“Waduh, mana?“
Aku tak bisa melihatnya. Bagaimana bisa melihat. Dia begitu sangat halus. Sehingga kalau ingin bisa melihat harus menjadi orang pintar dulu. Bukan berarti tiap orang bukan pintar, tapi kemampuan untuk melihat mahluk halus perlu mempunyai indra ke enam yang jarang-jarang orang mampu mempergunakan secara maksimal. Sehingga tidak bisa melihat hal-hal yang berbau mistik. Dan mending menghubungi orang yang mempunyai hal demikian. Sehingga kalaupun mau melawan, maka tidak akan kewalahan, atau sampai mati mengenaskan dengan jiwa yang di tawan pada suatu ruang yang sangat misterius itu.
“Itu di depanmu, agak sebelah kiri.“
Tunjuknya dengan muka pucat serta sangat ketakutan. Seperti melihat hantu saja. Tapi itulah Namanya juga takut, ya begitu, kadang muka bisa pucat. Serta bisa menjadi pasi juga. Untuk itu segera mesti di cari bantuan. Agar mampu mengimbangi kekuatannya sehingga bisa dia di kalahkan dengan segera untuk kemudian mampu menghalau yang mengerikan itu. Sebab dengan mampu melihatnya, akan bisa membuat takut dengan wujud yang aneh dan beda dengan orang sekitarnya. Jangankan kena tenaga dalamnya yang sangat hebat, melihat wujudnya saja sudah sangat ketakutan, kalau berkaitan dengan orang halus seperti dia.
“Bahkan dia mengejek mu. Dengan jalan menjulurkan lidahnya yang panjang dan tangannya di dekat dua kepala sembari di gerakkan,“ ujarnya sembari memperagakan. Menakutkan kan? Menyebalkan kan? Tapi begitulah Namanya mahluk tak jelas. Jelas akan membuat pihak lain merasa sebel. Juga biar orang lain mangkel terus mau melawannya, sehingga nanti bakalan memukulnya untuk kemudian bisa membuatnya kacau dan akhirnya pergi secara ketakutan dan secara terbirit-birit. Sebab akan senang bila menyaksikan orang-orang pada berlaku demikian, soalnya tujuan utamanya sudah tercapai serta akan melakukan hal yang sama pada pihak lain yang juga sangat penakut, hingga mudah untuk di takut-takuti.
“Waduh, sialan dia.“
Aku mangkel banget. Masa di ejek begitu sementara kita tak bisa melihat dengan jelas.
“Pa, dia menyerang.“
“Wah gawat.“
Anakku pergi .
Aku tahu gerakkannya.
Tiba-tiba ada seperti benda berat menerpa tubuhku.
Aku jatuh terguling.
“Papa…“
“Eh, kau kenapa? Tahu-tahu jatuh. Apa kau kena sawan celeng?“
“Aduh aku di pukul gendruwo itu.“
“Wah sialan dia.“
“Aku tak bisa lihat.“
“Makanya, mending segera cari bantuan.“
“Oke. “
