Lotus Age: A Crown Prince

Pelayan itu segera menyadari kesalahannya, ia segera membungkuk dan pamit sesuai dengan posisinya.

"Astaga! Saya tidak bisa melihat anda di situ. Mohon maaf nona.." ucapnya yang ragu untuk melayani Akira.

"Panggil dengan nama depanku, aku Aika.", jelas Akira dengan singkat.

"Nona Aika 'Ra'.." panggilnya, nama belakang Ra tak sengaja ia sebutkan dengan pelan sekali.

Jujur, perpaduan nama Asia Timur dengan dua huruf saja yang berasal dari entah berantah adalah nama yang jelek.

Anak perempuan keluarga ini sering sekali di beri nama dengan 4 huruf yang dipisah ditambah dengan nama keluarga.

Makanya nama nama jelek seperti itu sering menjadi nama panggilan yang menggabungkan nama tengah atau awal dengan nama marga.

Tapi anak laki laki yang bisa diberi nama dengan hanya 3 atau 5 huruf yang disatukan jadi terdengar eksotis dan keren.

Misalnya Han Ra, bisa dipanggil Han atau hanra dengan ritme yang sedikit cepat.

"Maafkan saya karena menghiraukan tamu count", pelayan itu membungkuk lagi.

Akira yang melihat wanita dengan umur jauh membungkuk padanya hampir kehilangan senyum bisnisnya.

Pengalamannya sebagai pemimpin kiamat cyborg yang munafik tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"ya, tidak apa apa", jawab Akira.

Pelayan itu pun pergi untuk mengambil makanan dan untuk melayani Akira sebagai Aika dengan benar.

Tapi budaya bangsawan di sini agak berlebihan dan membosankan, ini sih sangat kaku dan terlalu formal.

Tapi justru dunia inilah yang akan ia tempati untuk sekarang dan seterusnya, dunia politik bangsawan yang membosankan dan kaku.

Akira jadi berpikir kejauhan, apa namanya yang jelek itu juga hanya supaya cepat cepat dinikahkan?

Kalau itu benar itu kolot sekali, kalau urusan politik count sudah selesai Akira berniat untuk pindah yang jauh dengan Gwi dan Sora.

Ia akan sedih sekali kalau gwi terlibat politik berat dan Sora dinikahkan dini.

"Bangsawan itu memang selalu begitu kan? Mereka itu membosankan dan jahat", pikir Akira.

Sembari menunggu pelayan itu kembali dengan makanan yang rasanya tak bisa ia harapkan itu.

Akira asik bercanda dengan adik adiknya, gwi dan Sora yang tengah makan.

Tadinya Akira ingin mengajak James juga ke meja besar itu, tapi James menghilang setelah beberapa bentakan terakhir dari balik dinding yang rembes suara.

"Nah, yang paling terakhir selesai makan bakal ku kelitikin sampai nangis", ucap Akira yang iseng.

Kedua adiknya yang kembar dan supportif itu pun tiba tiba saja memegang sendok perak mereka dengan erat.

Gwi yang sedari tadi tidak bisa nafsu makan mulai fokus pada makanannya, ia berniat untuk tidak kalah dari adik kembarnya!

Sora pun tidak terlihat akan mengalah pada kakaknya yang memiliki piring dan sendok yang lebih besar dari miliknya.

Pokoknya mereka berdua sangat berambisi untuk menghindari di kelikitik sampai nangis.

Akira senang lagi melihatnya,kini dialah orang jahat itu.

Tapi tidak apa apa, semua ini bukan apa-apa demi melihat adik adiknya makan dengan lahap.

Namun naas, ketika Gwi mulai memakan habis hingga hanya tersisa separuh piring saja, ternyata makanan di piring Sora sudah habis duluan.

"hahaah, kak Gwi bentar lagi nangis nih", ucap Sora kegirangan.

"Gwi, ha-habiskan dulu makanan mu", ujar Akira sambil menahan tawa.

Gwi kini sedang bengong dengan wajah menganga, sendoknya jatuh seakan akan dunia ini telah runtuh sejak lama.

Tenang saja, Akira hanya bercanda kok.

Kalau betulan pun, Akira tak akan kuat melakukannya karena dia akan terus menertawakan ekspresi Gwi.