NovelToon NovelToon
Become The Duchess Of Lala Land

Become The Duchess Of Lala Land

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel
Popularitas:124.6k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Hahh.... hahh...

arrkkkkhh!! Ampun!! ampun!! sakit sekali!!

kumohon, aku mohon ampun buuu....

Suaraku bergetar memohon ampun pada ibu Tiriku yang menjambak rambutku dan menampar wajahku berkali-kali. Tatapannya yang tajam dan pukulannya yang kasar tak akan ku lupakan bahkan sampai aku mati.

ini kah takdirku? aku hanya ingin hidup bahagia, meski hanya sehari saja. Jika aku hidup kembali, kumohon Tuhan, Langit, Dewa atau apapun itu, kumohon berikan aku setetes kebahagiaan agar dahagaku terpuaskan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Ingin Melihat Evan

Satu hari kemudian setelah persaingan sengit itu terjadi,

"My Loooveee!!!!!!" Suara teriakan Pangeran Aaron terdengar memenuhi mansion. Degan kecepatan tinggi pria tampan calon raja dunia itu berlari dan menghamburkan pelukannya pada Shuvin.

" Kau baik saja!? Ada yang terluka!"

"Bagaimana demammu!?" Tanyanya sambil menaruh tangannya di kening Shuvin.

"Bagaimana ruamnya? Apa sudah baikan!?" Tanyanya lagi sambil memeriksa leher Shuvin begitu saja di hadapan suami si wanita itu.

"Hahahahahha... Geli Aaron... Sudah tenanglah aku baik-baik saja!" Balas Shuvin seraya tertawa menanggapi kegilaan Aaron barusan.

" Huwaahhh... Sialan, monster gila itu malah lepas kendali dan menyerangmu, arrkhhhhh!!"

"Harusnya kemarin aku yang menebas kepalanya, lalu kucincang kecil-kecil sampai jadi bubur dan kuberikan ke mulut raja Zeta sialan itu!!!! " Gerutunya sambil menggerakkan giginya bahkan menghentakkan kedua kakinya di atas lantai.

Pffthhh...

"Hahahahahhahaha...." Shuvin tertawa terbahak-bahak mendengar keluhan Pangeran Aaron, dia menarik tangan pria itu lalu memeluknya.

Meski Aaron terlihat jahil dan terus melucu, Shuvin bisa merasakan kekhawatiran dan kesedihan di sorot mata pangeran muda itu.

"Tenanglah, kakak baik-baik saja," ucapnya sambil memeluk Aaron dengan erat dan menepuk punggung kekarnya.

Aaron terdiam sejenak, rasanya matanya mulai panas, "Aishhh sial, aku jadi mau menangis, akan sangat memalukan kalau menangis di depan mereka!!" Batin pria itu.

Shuvin terkikik geli," pffthhh hihihi... Adikku memang lucu!" Celetuk Shuvin sambil menepuk pucuk kepala Aaron dan mencubit gemas pipi pangeran itu.

Dalam sejarah kekaisaran Chester, satu-satunya yang bisa melakukan hal memalukan itu pada Aaron hanyalah Shuvin.

"Heheheh.... Kalau sudah sembuh, kita kencan ya ke kerajaan Malvis, aku ingin membawamu ke istana dan mengenalkanmu sebagai calon istriku hahahhahah!!" Celetuk Aaron dengan entengnya seolah Duke yang ada di sana bukan apa-apa.

"Aaron, ada Duke di sini, jangan ceroboh!" Tegur Shuvin seraya menepuk lengan pangeran tampan itu.

Aaron malah bermanja ria pada lengan Shuvin dan semakin membuat Evan meradang.

" Kan dia tidak mencintaimu My love, jadi biarkan saja aku membawamu setelah kalian menulis surat cerai!"

"Pangeran Aaron akan membuat nona Shuvin menjadi ratu paling bahagia di muka bumi!" Ucapnya sambil tertawa dan menatap Duke dengan tatapan mengejek. Selain Duke, ada Dasha di sana yang sejak tadi hanya menunduk dan memasang wajah datar mendengarkan candaan dua manusia langka itu.

" Apa kau masih ada urusan di sini!? Pergilah sebelum aku menendang pantatmu sialan!" Umpat Duke yang sudah kebakaran jenggot karena istrinya digoda terang-terangan oleh Aaron yang jelas bisa menjadi saingannya.

Aaron meliriknya sinis sambil memeluk Shuvin sekali lagi," kak Shu, cepatlah sembuh, ada kejutan besar untukmu, aku akan menunggumu!" Ucap Aaron.

"Wahhh... Aku jadi tidak sabar!" Balas Shuvin dengan senyumannya yang cerah..

Deg deg deg...

Ada yang berdegup keras tapi bukan jantung Aaron, melainkan jantung pria paling gengsi di muka bumi ini, Duke Evan.

Pria itu menatap Shuvin dengan wajah memerah seperti tomat, dia mirip anak remaja yang sedang kasmaran.

"Ekhmm..." Aaron melirik Duke Evan sambil tertawa geli.

"Kak Shu, kakak beruntung bertemu pria bodoh ini, dia akan membuatmu bahagia kak," batin Aaron dengan senyuman lega di wajahnya.

"Ahhh... Semoga saja pernikahanku dengan putri kerajaan York bisa seperti kalian, diam-diam saling mencintai, diam-diam saling memperhatikan," batinnya dengan senyuman penuh arti pada keduanya.

Shuvin dan Evan menatap Aaron dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Tanpa Aaron sadari, Baik Evan maupun Shuvin bisa mendengar isi pikiran pangeran itu.

"Aku pergi My Love, mulai besok, kita akan sering bertemu!" Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya lalu mengecup punggung tangan Shuvin dengan lembut.

Dia melangkah keluar dan lagi harus berpapasan dengan Dasha pelayan pribadi Shuvin.

Aaron menatap Dasha dengan tatapan aneh dan tak bisa diartikan. Wajah polos dan lembut yang bertentangan dengan tangan kasar dihiasi kapalan milik Dasha membuat pria itu merasa ada sesuatu tentang gadis itu.

Sesuatu yang mencurigakan dan membuatnya terus bertanya-tanya. Dia menatap Dasha dengan lekat, lalu mendekatkan wajahnya pada gadis itu, hebatnya Dasha tetap tenang walau sudah didekati seperti itu.

Aaron mendekatkan bibirnya ke telinga Dasha," aku tahu ada sesuatu denganmu, tapi karena tidak kucium bau bahaya, maka kubiarkan kau di sini, jika sampai kau menyentuh kakakku, aku yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri, cam kan itu!" Ancamnya.

Dasha terkejut. Jantungnya berdebar kencang saat mendengar bisikan dari bibir pangeran itu. Dia menatap nanar kepergian Aaron dengan wajah syok, seketika wajahnya memerah, dia menunduk dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan.

" Apa-apaan itu?"pikir Dasha.

Setelah Aaron pergi, ruangan kamar itu kembali hening. Shuvin memilih berbaring di atas kasur dengan wajah lelah. Wajar saja, dia belum sembuh dari virus Botan itu ,tapi harus menghadapi monster mengerikan seperti tadi.

"Dasha!" Panggil Shuvin dengan suara serak.

Dasha berlari dengan cepat dan menghampiri Shuvin," ada yang bisa saya bantu nyonya?" Tanya Dasha penuh perhatian.

Shuvin menggenggam tangan gadis itu," duduklah di sini, di sampingku, aku mau tidur, aku tidak ingin melihat wajahnya di sini," ucapnya dengan nada dingin tanpa melirik Evan sedikit pun.

Ctarrr!!!

Sang Duke bagai disambar petir, tatapan dingin yang diberikan Shuvin membuatnya merasa terkejut. Padahal kemarin chemistry mereka saat melawan monster itu sangat menakjubkan, tetapi dalam sekejap tatapan dingin dari Shuvin kembali menyerang Evan.

"Shu-Shuvin, ada yang ingin kubicarakan," ucap Evan ragu.

Shuvin memijit pelipisnya, " ck... Apa lagi sih!? Belum puas kau membuatku seperti ini!?" Ketus Shuvin.

" Apa kau tidak sadar yang hampir membunuhku kemarin adalah bawahan yang kau pilih Evan!?" Ucap Shuvin dengan wajah jengkel.

"Keluarlah Duke, aku ingin beristirahat, atau apa kau ingin aku mengantarmu dan memberimu salam kehormatan?" Sindirnya sambil mencoba bangkit dengan tubuhnya yang lemah.

Evan gelagapan, mau tidak mau dia harus menahan diri. Ini juga terjadi karena kebodohannya selama ini.

"Kalau begitu beristirahatlah, aku tidak akan mengganggumu sampai kau benar-benar sembuh!" Ucap Evan sambil melangkah dengan tatapan sedih.

"Cih... Sekarang kau bersedih, aku tidak tahu apa yang membentur kepalamu Evan, meski aku tahu masa lalu mu seperti apa, aku tidak merasa iba, karena masa laluku juga sama mengerikannya, tapi aku tidak berubah jadi perempuan bodoh!" Ucapnya dalam hati sambil memejamkan kedua matanya dan kembali terlelap dengan Dasha yang ada di sisinya.

"Dasha, tetap di sini, jangan pergi, aku selalu merasa aman jika berada dekatmu," ucap Shuvin sebelum dia benar-benar terlelap.

"Baik nyonya," balas Dasha dengan wajah bersemu merah. Baru kali ini dia diperlakukan seperti itu, rasanya sangat aneh tapi dia senang karena bisa berada di dekat sang Duchess.

Shuvin menutup matanya untuk segera terlelap, tetapi ada rasa gelisah di dadanya setelah mengucapkan kata-kata barusan. Shuvin sedang membohongi dirinya karena rasa marah dan kesalnya pada sang Duke.

Sementara itu, Evan masih berdiri di luar kamar dengan dada yang berkecamuk hebat. Dia menyadari kesalahannya dan betapa bodoh dia selama ini.

Sikap Shuvin barusan adalah hukuman bagi Evan yang berkali-kali membahayakan hidup Shuvin.

Dia melangkah dengan punggung lesu, dia juga kelelahan, "Juan, panggilkan tabib, pastikan kondisi Nyonya baik-baik saja!" Titah ya.

"Bagaimana dengan anda Duke?" Tanya Juan khawatir.

" Aku tidak masalah, yang terpenting, Duchess harus segera sehat," ucapnya sambil berjalan dengan tatapan datar menuju ruangan kerjanya di bagian Utara mansion itu.

1
sisil prasada
Luar biasa
Ni Ketut Patmiari
Dasha kek nya putri mahkota york yg kabur tu ya
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
est
ngakak thor keren aku suka
🌺chatalea🌺
Luar biasa
Desi Forever
apakah tamat??
Aisyah Suyuti
seru
Siau Yen
suka 👍👍👍
Sri Utami
ceritanya kereeeen👍👍😍
Narimah Ahmad
bru mulai ni,😍
Ririn Santi
kecolongan lg deh
Ririn Santi
hahahaha.......gak kuat ketawa, sakit perutku guling guling
Ririn Santi
pangeran kodok udah se frekuensi dg si gadis random
Nur Hayani
terharu sekali melihat keluarga Evan apalagi istrinya shuvin
Ririn Santi
benar" menegangkan
Ririn Santi
hahaha..... wir bang Toyib pulang
Ririn Santi
hais kurang kerjaan bgt , ngapain coba pakai ngicipin bulu pengerat begitu sih
Ririn Santi
kampret, Cok, hah ....random bgt si sulvin ini
Ririn Santi
haaaah .. sak karepmu lah shuv...shuv....
Ririn Santi
buat si duke kejedug dan menyesal sedalam dalamnya shuv
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!